NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ⁴ - rooftop

Clay berjalan lebih dulu keluar dari kantin, membawa pedang anggar yang kini sudah agak berkarat dan berlumur darah kering. Langkahnya hati-hati, tapi mantap. Di belakangnya, Britney berjalan perlahan, menunduk, menggenggam pisau kecil yang tadi diberikan Clay. Setiap suara langkahnya terasa menggema di koridor kosong itu.

“Kita… mau ke mana?” tanya Britney pelan, nyaris berbisik, takut menarik perhatian makhluk-makhluk itu.

“Bukankah kau sudah dengar?” jawab Clay tanpa menoleh, suaranya datar namun tegas. “Kita mencari pakaian untukmu.”

“Aku tahu. Tapi kemana tepatnya?” balas Britney dengan nada waspada, matanya terus menatap ke segala arah, khawatir akan muncul zombie dari balik pintu atau lorong gelap.

Clay menoleh sekilas. “Apa kau punya baju ganti di lokermu?”

“Sepertinya ada,” jawab Britney, ragu. “Tapi… apa di sana aman dari zombie?”

“Biar kita periksa dulu,” sahut Clay tenang. Ia melangkah pelan, tapi gerakannya sigap. Setiap tikungan ia pastikan lebih dulu sebelum Britney mengikutinya. Sesekali, saat terdengar suara geraman samar dari kejauhan, keduanya menahan napas dan bersembunyi di balik tiang atau pintu kelas yang setengah terbuka. Detik demi detik berjalan lambat, setiap bunyi kecil terasa seperti ancaman kematian.

Setelah beberapa menit berjalan di lorong panjang yang sunyi, mereka akhirnya tiba di area loker siswa. Lampu neon di atas mereka berkelap-kelip, menimbulkan bayangan bergerak yang menambah suasana mencekam. Di antara deretan loker biru yang berdebu, tampak dua zombie berkeliaran, berjalan terseret dengan darah menetes dari dagu mereka.

“Bagaimana ini--” Britney belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Clay sudah lebih dulu melangkah maju.

Tanpa suara, Clay menghunus pedangnya dan mendekat. Dengan satu ayunan cepat, pedang itu menembus kepala zombie pertama. Tubuh makhluk itu jatuh dengan suara berat ke lantai. Zombie kedua menoleh, menggeram ganas, tapi Clay sudah bergerak lebih cepat. Sebuah tusukan akurat ke tenggorokan membuat zombie itu terhuyung sebelum akhirnya roboh.

Britney terpana, menatap tubuh-tubuh tak bernyawa di depan matanya. Ia masih sulit percaya Clay, anak yang dulu sering diejek dan diremehkan di sekolah, kini berubah menjadi seseorang yang begitu mematikan dan dingin.

Tanpa banyak bicara, Britney buru-buru menghampiri lokernya. Tangannya gemetar ketika membuka pintu besi yang sudah berkarat. Di dalamnya, ia menemukan tas kecil berisi beberapa barang berharga, dompet, ponsel mati, selembar foto keluarganya, dan satu set pakaian olahraga bersih. Ia menutup loker itu dengan cepat. “Sudah. Sekarang kita ke mana?” tanyanya, suaranya masih bergetar.

“Ikut aku,” kata Clay singkat. Ia memegang pedangnya erat, lalu berjalan menuju tangga darurat di ujung koridor.

Mereka mendaki dengan langkah pelan namun tegas, menapaki anak tangga berdebu menuju rooftop. Di sana, Clay membuka pintu besi berat yang berderit keras. Angin sore langsung menyapu wajah mereka. Ternyata sejak awal, di situlah tempat Clay bersembunyi.

Begitu keluar, Britney tertegun. Dari atas rooftop, pemandangan sekolah dan kota tampak jelas dan mengerikan. Ratusan zombie tampak berjalan tanpa arah di halaman sekolah, di lapangan, bahkan sampai ke luar gerbang. Beberapa di antaranya menggedor pagar besi, mengeluarkan suara benturan logam yang membuat bulu kuduk berdiri.

“Entah bagaimana ini semua bisa terjadi…” gumam Clay, menatap ke kejauhan, suaranya dalam dan berat.

Britney menggenggam tangan di dadanya. “Apa… apa kau tidak mendapat info apa pun dari pemerintah? Mungkin mereka sedang melakukan pertolongan pada yang masih selamat?”

Clay menggeleng pelan. “Aku sudah mencoba mencari informasi,” katanya. “Tapi itu tidak mudah. Semua barang elektronik tak berfungsi. Listrik padam. Bahkan radio pun tak mengeluarkan suara. Seolah dunia benar-benar mati.”

Keduanya terdiam. Angin meniup rambut Britney, membuatnya berantakan. Mereka hanya berdiri memandangi kota mereka yang kini berubah menjadi neraka.

“Kau sebaiknya ganti baju,” saran Clay tiba-tiba, memecah keheningan.

“Di mana aku bisa ganti?” tanya Britney bingung.

Clay menunjuk ke arah sebuah ruangan kecil di sisi rooftop. “Kau bisa ganti di gudang itu. Aman, aku sudah periksa sebelumnya.”

Britney mengangguk pelan lalu menuju ruangan itu, membawa pakaian dari lokernya. Pintu gudang berderit ketika ia buka. Di dalamnya hanya ada beberapa tumpukan barang tua dan bau debu yang menyesakkan dada. Ia berganti pakaian dengan cepat, mengenakan kaus dan celana training yang masih bersih. Saat melihat wajahnya di kaca kecil di dinding, ia nyaris tak mengenali diri sendiri. Pucat, lemah, tapi matanya masih menyimpan harapan.

Sementara itu, Clay menyalakan api unggun kecil menggunakan serpihan kayu dan bensin dari laboratorium kimia. Cahaya oranye memantul di wajahnya, membuat sosoknya tampak seperti prajurit yang sedang berjaga di tengah malam kiamat.

Tak lama kemudian, Britney keluar dari gudang. Kini ia tampak lebih segar, meski masih ada sisa ketakutan di matanya. Ia berjalan pelan mendekati Clay, lalu duduk di sebelahnya. Clay mengeluarkan sekaleng cola dari tas ranselnya dan menyodorkannya.

“Thanks,” ucap Britney sambil menerima kaleng itu. Ia membuka dan meneguknya perlahan, menikmati sensasi dingin yang menenangkan tenggorokan.

Beberapa menit mereka hanya diam, mendengarkan suara api yang berdesis pelan dan raungan zombie dari kejauhan.

“Tujuanku sekarang adalah kembali ke rumah,” kata Clay tiba-tiba, suaranya dalam. “Menemui keluargaku. Aku harus tahu apakah mereka selamat.”

Britney menoleh, sedikit terkejut. “Ide bagus,” katanya pelan. “Tapi… kita tinggal di tempat berbeda. Bagaimana caranya--”

“Kita akan mengunjunginya secara bergantian,” potong Clay cepat. “Kita ke rumahmu dulu.”

Britney menatapnya heran. “Kau yakin? Apa kau tidak ingin menemui keluargamu lebih dulu?” Ia merasa bersalah, seolah Clay sengaja menunda keinginannya demi dirinya.

Clay hanya tersenyum tipis. “Ya sudah, kalau begitu… kita ke rumahku lebih dulu,” katanya santai.

Britney terdiam, lalu tersenyum kecil. Ternyata pikirannya salah. Ia sempat mengira Clay akan terlalu baik sampai mengorbankan dirinya, tapi ternyata Clay tetap rasional.

“Jadi kapan kita pergi?” tanya Britney. “Dan bagaimana caranya kita melewati semua zombie di depan gerbang?”

Clay menatap ke arah bawah, menunjuk ke area parkiran yang terlihat dari rooftop. Di sana, deretan mobil-mobil terlihat terparkir acak, beberapa dengan pintu terbuka, beberapa lainnya hancur. “Aku melihat ada beberapa mobil di sana. Kita bisa memakai salah satunya untuk melarikan diri.”

“Ide bagus,” kata Britney. “Tapi tetap saja itu berisiko. Kita harus mengalahkan zombie di parkiran. Dan jumlahnya… cukup banyak.”

Clay menatapnya lurus. “Karena itu, kita harus bekerjasama. Lagi pula, kau tidak bisa terus mengandalkanku.”

Britney menatapnya tidak percaya. “Maksudmu… kau ingin aku membantumu melawan zombie-zombie itu?”

Clay mengangguk mantap. “Iya.”

“Tapi aku tidak bisa!” seru Britney panik. “Aku tidak tahu cara melakukannya! Aku bahkan takut melihat darah!”

Clay mendekat sedikit, suaranya menurun namun tajam. “Kau pasti bisa,” katanya. “Kalau kau tidak bisa, cepat atau lambat… kau juga akan jadi zombie.”

Britney terdiam. Kata-kata Clay menusuk dalam. Ia tahu lelaki itu tak bermaksud jahat. Ia hanya mengatakan kenyataan. Dunia mereka sudah berubah. Tidak ada lagi tempat untuk kelemahan. Dan untuk pertama kalinya, Britney menyadari, jika ingin bertahan hidup, ia harus berani menjadi seseorang yang berbeda dari dirinya yang dulu.

1
Cindy
lanjut
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!