Bu Bai, Seorang Raja Assassin di Dunia Modern meninggal karena umur.
Setelah kematiannya, Jiwa Bu Bai berpindah ke tubuh Pria bernama Xiao Bu Bai Didunia Kultivator yang merupakan seorang pelayan pembersih di sebuah sekte tingkat 3 yang juga dalam keadaan kritis akibat siksaan disebuah ruangan.
Walaupun dalam keadaan begitu, Keberuntungan Bu Bai seorang Raja Assassin masih berpihak padanya.
Sebuah System muncul dihadapan-nya dan membantunya untuk menjadi tak terkalahkan hingga yang terkuat dan mencapai keabadian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wartrick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 04- Pak Tua Yu Lou
Bu Bai terus bergerak mengarah ke lokasi Sekte Awan Surgawi mengikuti ingatan dari pemilik sebelum-nya.
"Dengan tubuh lemah-nya, dia cukup berani untuk berpergian sendiri ke hutan untuk mencari tumbuhan obat untuk tubuh-nya." Sambil terus bergerak, Bu Bai bergumam tindakan nekat Bu Bai sebelum-nya yang memaksa-kan dirinya untuk mencari tumbuhan untuk membuat ramuan.
Bu Bai bisa saja untuk meminta adik laki-lakinya untuk menemani dirinya, tetapi dia tidak ingin membuat repot sehingga mengganggu latihan adik laki-lakinya.
Tapi bukan-nya menemukan tumbuhan tersebut, Bu Bai malah diculik dan ingin dijual sebagai budak. Walaupun sempat melawan, tapi penculik tersebut terlalu kuat bagi Bu Bai yang memiliki kondisi lemah sehingga jiwa-nya pun sekarat dan akhirnya mati lalu digantikan oleh Jiwa seorang Assassin terkuat didunia-nya sebelum-nya.
"Dua jiwa dalam satu tubuh. Tapi yang satu telah pergi, dan kini aku yang akan menjalankan hidup ini.
Kau mungkin meninggal dengan penuh penyesalan. Tapi jangan khawatir, mulai sekarang, aku yang akan melindungi orang-orang yang kau sayangi dan menghabisi musuh-musuh yang telah menyakiti keluarga-mu." Bu Bai berkata dengan emosional dan penuh kekuatan.
Dengan dirinya yang memiliki System pembunuh, menjadi yang terkuat pasti akan bisa dia capai dengan mudah.
...
Malam hari telah tiba, Masih berada di Hutan, Bu Bai berhenti untuk beristirahat.
Walaupun sekarang Bu Bai sudah berada di tingkatan Body Refining, dia masih membutuh-kan Istirahat karena dalam satu harian terus berlari dan untuk mencapai Sekte Awan Surgawi dari hutan tempat Bu Bai terkahir kali-nya, itu membutuhkan satu setengah hari untuk tiba di Sekte.
Selama diperjalanan, Bu Bai cukup beruntung karena tidak banyak bertemu Binatang Buas. Dia hanya bertemu dengan beberapa Binatang Buas yang mudah untuk dibunuh dan mengambil daging-nya untuk dimakan.
Di Benua Fanren, Tempat Bu Bai yang sekarang. Terdapat jenis-jenis Binatang Buas,
Binatang Buas Biasa, yang hanya hewan liar biasa dan belum memiliki Qi. Mereka hanya mengandalkan fisik dan insting bertahan hidup.
Binatang Buas Berkultivasi, Binatang yang telah mulai menyerap Qi dari alam, sehingga memiliki kekuatan lebih dari Binatang Buas biasa.
Binatang Roh, Binatang yang memiliki kesadaran tinggi dan kecerdasan mendekati manusia. Mereka mampu berkomunikasi, berkultivasi dan bahkan jika mereka mencapai ketingkat yang lebih tinggi, mereka dapat berubah dalam bentuk humanoid.
Binatang Suci, Makhluk yang memiliki garis keturunan suci dan Makhluk yang kekuatan-nya berada ditingkat tinggi. Mereka sangat langka dan sering dianggap sebagai Penjaga tempat suci, atau makhluk legenda.
Pemilik tubuh sebelum-nya bahkan belum pernah melihat secara langsung bagaimana Binatang Suci itu. Dia hanya melihat dari buku-buku yang dia baca saat kecil dan sudah pasti Makhluk Suci seperti itu akan malas untuk menampakkan diri-nya.
...
Bu Bai membuat api unggun untuk membakar daging-daging yang telah dia bunuh selama diperjalanan dan bersiap untuk memanggang-nya.
Memanggang dihutan membuat banyak kenangan bagi Bu Bai. Sebagai seorang Assassin, dia harus bisa memasak terutama dikeadaan seperti sekarang. "Sayang sekali, jika saja aku memiliki bumbu seperti didunia-ku dulu, mungkin makanan ini akan terasa enak." Bu Bai memakan daging-nya, walaupun terasa hambar.
Krekk~
Pada saat Bu Bai menikmati makan malam-nya, Bu Bai mendengar suara ranting kecil yang patah ketika diinjak.
Mendengar suara itu, Bu Bai dengan sigap bangkit berdiri dari tempat duduk-nya dan meletakkan makanan-nya lalu langsung mematikan api unggun-nya. Bu Bai mengeluarkan pedang dari sarung-nya untuk berhati-hati.
Bu Bai terus memperhatikan dimana arah suara tadi, dan tidak lama kemudian, disinari cahaya bulan, seorang pria paruh baya menampakkan diri-nya.
Pria paruh baya tersebut dipenuhi dengan luka, lengan-nya tinggal menyisakan satu dan satu-nya lagi hanya perban yang melilit-nya.
Kondisi Pria paruh baya yang dilihat oleh Bu Bai cukup mengenaskan. Walaupun begitu, Pengalaman-nya sebagai seorang Assassin, Bu Bai harus tetap berhati-hati dan selalu curiga kepada orang yang pertama kali dilihat-nya.
Pria paruh baya tersebut terus berjalan ke arah Bu Bai dengan pincang. "Tenanglah anak muda~ aku datang bukan untuk menyakiti. Aku kesini karna mencium aroma makanan." Kata Pria paruh baya tersebut menatap
Pria paruh baya tersebut berkata tanpa kebohongan dan Bu Bai yang memiliki banyak pengalaman bertemu musuh juga tidak merasakan permusuhan dari Pria paruh baya tersebut.
Bu Bai menyarungkan kembali pedang-nya, menghidupkan kembali api unggun-nya, lalu mempersilahkan Pria paruh baya tersebut duduk didepan-nya dan memberikan-nya daging yang telah dia panggang.
Bu Bai hanya diam memperhatikan melihat Pria paruh baya tersebut melahap daging tersebut dengan lahap. Pria paruh baya didepan-nya tersebut memang penuh dengan banyak luka dan hanya memiliki satu tangan tapi, Bu Bai sangat yakin Pria didepan-nya ini sangat kuat dan jika Bu Bai melawan-nya dengan kekuatan-nya sekarang, mungkin tidak bisa membunuh-nya tanpa trik-trik licik.
Jika dia menggunakan banyak trik-trik licik, Walaupun tidak seratus persen yakin, Bu Bai pasti bisa membunuh Pria tersebut.
"Bwoorrpp..." Pria paruh baya tersebut bersendawa panjang.
Pria paruh baya tersebut menghabiskan banyak daging lebih banyak dari Bu Bai yang hanya memakan dua tusuk daging.
"Hahahaha...Sudah lama Pria tua ini membiarkan perut tua ini kosong." Kata Pria paruh baya tersebut dengan tertawa sambil mengelap mulut-nya.
"Pria tua? Menyebut dirinya Pria tua? Hei, dirimu bahkan tidak berumur 50 ke atas. Kau tidak setua itu" Bu Bai berkata tetapi dia hanya berbicara pada dirinya sendiri.
Dia merasa lucu mendengar ucapan Pria paruh baya didepan-nya mengucapkan Pria tua pada dirinya sendiri yang bahkan belum mencapai umur 50. Saat Bu Bai yang berumur jauh dari itu saja, dia tidak pernah memanggil dirinya Pak tua.
Pria paruh baya tersebut kembali memperhatikan Pria muda didepan-nya setelah beberapa saat hanya fokus pada makanan-nya. "Nak~ Pak tua ini Berterimakasih banyak, Nama Pak tua ini Yu Lao." Kata Pria Paruh baya tersebut yang bernama Yu Lao.
Bu Bai menganggukkan kepala-nya, "Mmm~ Namaku Bu Bai."
"Jadi Pak tua, apa yang terjadi pada-mu? Kau bahkan kehilangan tangan-mu." Bu Bai bertanya karena penuh dengan penasaran walaupun dia merasa aneh memanggil Pria didepan-nya Pria tua sedangkan dirinya sebenarnya jauh lebih tua.
Tapi karena dia sekarang kembali muda, Bu Bai harus terbiasa dengan kehidupan muda-nya yang sekarang.
Bu Bai berpikir, Pria paruh baya didepan-nya pastilah telah melawan beberapa makhluk binatang buas berkultivasi yang cukup kuat.
Bersambung~
percuma punya sistim pelit dan ngk guna saat di butuhkan LBH baik ngk ada sistim