NovelToon NovelToon
Meet You In Korea

Meet You In Korea

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Keluarga / JAEMIN NCT
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Prepti ayu maharani

Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7 [1]

7 : 장학금 [Beasiswa]

^^^"Percayalah bahwa usaha dan do'a yang kuat akan menghantarkan kita ke sebuah mimpi"^^^

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kamar bernuansa Traffic Gray tersebut terasa semakin nyaman setelah kehangatan di antara keempatnya kembali tercipta.

Elina dan Vania senang rencananya berhasil. Keduanya berharap, ke depannya tak ada perpecahan di antara mereka.

"Kalian berdua dapetin foto ini darimana? Lucu-lucu!" seru Ayana yang masih memandangi foto Doyoung dan Taeyong di kamar tersebut.

"Vania itu yang nyari," celetuk Elina.

Ayana melebarkan mata. "Seriusan, Van?"

Vania mengangguk dengan senyuman.

"Ahhhh, Vania! Pinter banget milih foto pacar gue!" seru Ayana kegirangan.

Vania tersenyum. "Gue tahu gimana bucinnya lo sama Kim Doyoung, Ay. Dan gimana bucinnya Yerika sama Lee Taeyong," ucapnya menoleh pada Yerika. "Serta gimana bucinnya Elina sama Jung Jaehyun," tambahnya yang juga menoleh pada Elina.

Ketiga sahabatnya terdiam mendengar Vania menyebut para idolanya. Ini adalah kali pertama Vania membicarakan idolanya tersebut.

Vania tersenyum.

"Gue tahu gimana bucinnya kalian sama NCT. Gue seneng mereka jadi salah satu support system dalam hidup kalian. Jadi mood boster kalian disaat kalian sedih, dan jadi penyemangat disaat kalian bener-bener berada di titik terendah. Tapi kalian juga harus inget, keberadaan mereka dalam hidup kalian akan selesai setelah mereka menemukan pemeran utama wanita dalam hidup mereka."

Ucapan Vania berhasil membuat ketiga sahabatnya terdiam.

Benar apa yang Vania ucapkan. Dan begitu pun sebaliknya ;

Tugas NCT menemani Sijeuni akan selesai setelah Sijeuni menemukan pendamping dalam hidupnya.

"Van, ucapan lo bikin gue sedih." Ayana menggigit bibir bawahnya lalu memeluk guling yang berada di kasur Elina. "Lagipula, gue nikahnya sama Doyoung kok."

"Ayana!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah hening karena ucapan Vania tadi, kini Ayana kembali menghidupkan suasana.

"Van, Yer, El," panggil Ayana membuat ketiga sahabatnya menoleh.

"Iya?" tanya Yerika.

Ayana menghela napas dan tersenyum tipis. Ia memandang wajah sahabat-sahabatnya. "Kalian bertiga pernah ngerasa takut gak sih kalau suatu saat kita berempat gak bisa sama-sama lagi?"

Vania mengerutkan dahinya. "Kok lo ngomong gitu sih?"

Elina mengangguk. "Serem tahu Ay, ucapan lo itu."

Ayana menghela napas. "Bukan gitu Van, El. Tapi coba deh kalian bayangin, saat kita tua nanti, memang kita masih bisa kaya gini? Kumpul-kumpul, ketawa-ketawa, ngakak bareng. Atau, kalau salah satu di antara kita udah gak ada? Gimana? 'Kan umur gak ada yang tahu."

"Ayana!" bentak Yerika.

"Ih, seandainya loh!" ucap Ayana kesal. "Gue bukannya mau bikin suasana jadi sedih, cuma, ya-- gue takut aja nanti saat kita punya keluarga masing-masing, sibuk sama urusan pekerjaan, apa iya kita bisa kumpul kaya gini?"

Yerika mencerna ucapan Ayana. "Bener sih yang dikata Ayana. Dan apa iya, kita masih tetep bisa komunikasian kaya gini? Ngumpul di rumah Elina, ngakak bareng di grub, mention-mentionan kalau ada hal lucu di instagram. Nulis plan di buku harian."

"Tuh 'kan gue jadi pengen nangis," ucap Vania yang sudah tidak tahan lagi.

"Please ya gue minta tolong sama kalian, jangan pernah dari kalian ganti username instagram atau apapunlah semua akun media sosial kalian. Dan kalau kalian ganti nomor, langsung kabarin," ucap Elina.

Vania mengangguk. "Pokoknya, persahabatan kita jangan sampai putus."

Ayana, Yerika dan Elina mengangguk. "Janji! Kita harus sempetin waktu buat kumpul bareng!" ucap ketiganya.

"Sampai apa?" tanya Vania.

"Sampai tua!" jawab mereka.

Vania tersenyum dan memeluk ketiga sahabatnya. "Empat belas tahun gue kenal kalian, cukup buat hidup gue bahagia."

Yerika mengangguk. "Gak kerasa sih kita sahabatan bisa selama itu."

"Gue inget banget, gimana dulu Elina ketahuan masih minum susu di dot waktu kita samper buat maen," ucap Ayana.

Vania tertawa. "Terus kita keliling komplek naik Satu motor buat berempat. Gila gak sih kita itu? Mana motor Yerika pula yang jadi korbannya."

"Bolos ngaji dan malah sembunyi di kamar Elina," timpa Yerika membuat ketiga tertawa.

"Ngakak banget sih kalau di inget," ucap Elina membayangkan hal tersebut. "Oh ya Ay, Yer, gue mau cerita," ucap Elina membuka bicara membuat ketiganya menatap ke arahnya.

"Cerita apa?" tanya Ayana.

"Tadi waktu gue ke Mall sama Vania, gue ketemu cowok yang Ayana temuin di toko mainan."

Ayana mengerutkan keningnya, "Maksud lo pacar si cabe-cabean itu?"

Elina mengangguk seraya menaikan jari telunjuknya, "Tapi, ini mengejutkan banget. Lo orang pasti kaget banget denger ini, termasuk lo Ay," Elina menoleh pada Ayana membuat Ayana diam dan menatapnya serius. "Gue sama Vania denger dengan jelas kalau Daniela manggil cowok itu dengan sebutan abang. Setelah kita selidiki, ternyata mereka berdua kakak adek."

"WHAT?!" pekik Ayana. "Lo serius El? Van? Jadi, gue naksir abang dari musuh gue sendiri?"

Elina mengangguk membenarkan.

"Bukannya bagus Ay. Lo jadi tahu kalau mereka nggak pacaran," sahut Vania dan di angguki oleh Yerika dan Elina.

Ayana menelan Saliva nya dengan susah payah, "Bagus sih bagus. Tapi, ya kali gue naksir abang musuh gue sendiri. Apa kata dunia?" Ayana menggeleng tak percaya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Yerika tertawa, "Itu tandanya lo harus baikan sama Daniela," candanya dan di angguki setuju oleh kedua sahabatnya yang lain.

Ayana memutar bola matanya malas, "Gak banget."

"Yaudah kalau gitu lo nggak jodoh sama dia, dah, titik!" ucap Yerika seraya mengetuk meja belajar Elina sebanyak tiga kali. Seolah-olah ia seorang hakim.

Ayana merenggut sebal mendengar hal tersebut. "Tapi gue suka sama dia, Van, El, Yer. Awal gue liat dia, gue langsung ngerasa kalau dia itu cowok yang selama ini gue cari."

"Lo juga dulu ngomong gitu pas naksir Dimas," cecar Elina membuat raut wajah Ayana berubah.

Ayana menghela napas. "Tapi ini beda. Dulu gue sama Dimas itu cinta monyet. Dan kalau ini, ini cinta sungguhan!"

Vania tertawa. "Terus, apa yang mau lo lakuin?"

"Iya, apa?" timpa Elina dan Yerika.

Ayana bingung, ia bangkit dan berjalan mondar mandir. Ia tampak berpikir, "Gue ... Gue harus ..." Ia mengacak rambutnya frustasi, "Aih! Gue harus apa? Gue nggak tahu!"

Yerika tertawa. "Yaudah sih, kalau jodoh, nanti kalian ketemu kok di Korea."

"Gak mungkin," ucap Ayana.

Vania menaikkan kedua alisnya. "Kenapa? 'Kan katanya lo mau kuliah disana."

Ayana menghela napas sebelum akhirnya mengatakan yang sebenarnya, "Gue nggak di izinin kuliah di Korea!" teriak Ayana dengan nada sedih dan ingin menangis.

Mendengar hal tersebut, Elina dan Yerika menoleh dan sangat terkejut. "Lo serius?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!