Jennaira Queenzy Hill berada disituasi sulit dimana ia harus merelakan laki-laki yang akan menjadi tunangannya kepada sahabatnya.
Terjebak menjadi orang ketiga diantara sepasang manusia yang saling mencintai membuat Jennaira harus kuat menghadapi tatapan sinis dan rendah orang lain. Berusaha terlihat baik-baik saja, namun tak semudah itu. semua menjadi rumit saat satu persatu hal buruk menghampirinya, hingga rahasia yang terkuak menambah luka yang sudah ada. Membuatnya tak lagi berharap pada apapun dan siapapun, kecewa yang tak berpenghujung membuat Jennaira tercekik dengan takdirnya sendiri.
Akankah akhir bahagia menjadi milik Ara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6 BULAN SEBELUMNYA
“ Nggak ! Kamu gak boleh ke Paris, ngapain ke Paris? Disini juga banyak sekolah design yang bagus Aby” Aira sudah mencak-mencak di kamar bernuansa girly itu.
“ Sebentar aja Ra, cuma dua tahun aja. Aby juga disana buat jadi designer seperti cita-cita
Aby” Abigail mencoba menjelaskan pada sang sahabat.
“ Ishhh, gak intinya Aira gak setuju” Aira meninggalkan kamar Aby dengan wajah kesalnya, namun didepan pintu ia berpapasan dengan Sean yang baru saja ingin masuk.
“ Sana kasih tau sana, maruk banget sampe mau jauh-jauh ke Paris” lalu gadis berambut panjang itu melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk mengambil air dingin. Sean yang melihat Ara ngomel-ngomel hanya bisa menghela nafasnya.
“ Kenapa dia?”Sean menyampirkan jaketnya dikursi rias milik Aby.
“ Ngamuk dia, gak terima Aby harus ke Paris minggu depan” Sean mengusap pundak gadis itu saat mendengar suara lirihnya.
“ Kamu juga pakai acara sekolah jauh banget, emang disini gak ada yang sesuai?” Aby
menggeleng seakan keputusannnya sudah bulat.
“ Alah, emang sengaja dia tuh mau jauh-jauh dari kita. Udah gak sayang dia sama kita!” Aira dengan membawa segelas es americano kembali mengomel.
“ Gak gitu Ra, jahat banget ngomongnya” Aby kini sudah berkaca-kaca.
“ Jadi apa coba alasanya? Kayak bisa hidup sendiri aja, nanti digodain om-om nangis!” Aira
seakan tak puas ia terus saja melanjutkan omelannya. Sedangkan Sean yang berada ditengah
mereka hanya bisa menghela nafas lelah. Beginilah kalau dua anak gadis ini bergelut, yang
satu mulutnya gak pake saringan yang satu hanya bisa nangis.
“ Aby gak gitu ya! Kak Sean… Aira nyebelin banget” Sean mengusap wajahnya kasar, ia bingung jika membela Aby maka Ara akan mengamuk begitu juga jika sebaliknya.
“ Dasar cengeng” Aira menjulurkan lidahnya.
“ Kenapa juga Aira gak izinin Aby ke Paris, hmm?” Sean mencoba menjadi penengah dari
dua bocah di hadapannya.
“ Menurut kakak Aby bisa gitu dilepas sendiri sejauh itu, Aira juga heran Uncle dan aunty
bisa banget kasih izin” Aby yang mendengar itu semakin mengalirkan air matanya.
“ Aby udah dewasa Ra, Aby bisa jaga diri Aby sendiri. Lagi pula Aby disana juga belajar dan
tinggalnya sama oma” Aby mencoba memberi pembelaan.
“ ya udah Ra, kita kasih aja Aby kesempatan untuk melakukan apa yang dia mau.yang
penting Aby juga harus jaga komunikasi dengan kita yang disini” Aira membolakan matanya mendengar ucapan Sean berbeda dengan Aby yang dengan girang menganggukkan
kepalanya.
“ Aby janji, Aby akan kasih kabar setiap hari ke Aira dan kak Sean” Aira menghela nafas, melihat puppy eyes milik Aby. Sean mengusap puncak kepala Aby dengan lembut.
“ Aira jangan ngambek lagi, sesekali kasih kepercayaan ke Aby. Kak Sean juga yakin Aby
bakalan baik-baik saja disana” Aby memeluk Sean dari samping, lagi-lagi Ara hanya bisa pasrah kalau Sean sudah membela sahabatnya itu.
“ Ya ya, terserahlah” Sean hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Ara yang ogah-ogahan melepas Aby ke Paris sendirian.
***
Hari dengan cepat berlalu kini sudah waktunya Abigail berangkat ke Paris. Aira dan Sean
sudah menunggu Abigail di ruang keluarga mansion keluarga Turner untuk mengantar gadis
itu ke bandara.
“ Terimakasih ya kalian mau ngantar Aby ke bandara, padahal aunty tau kalian lagi sibuk
banget” Bella cukup bahagia karena sang putri memiliki teman yang solid.
“ Ya mau gimana lagi aunt, kalau Aira sih gak setuju Aby ke Paris” sontak saja Sean
menendang pelan kaki Ara yang berada disampingnya. Sedangkan Bella dan suami hanya
tertawa kecil. Mereka tau putri sahabatnya ini sangat menjaga putri mereka, seakan akan
Abigail adalah anak kecil yang butuhperlindungan. Sebenarnya tidak salah juga karena
memang putri mereka sangat rentan akan sesuatu, dan juga karena serba dimanja jiwa
bertahan hidupnya jadi sedikit lemah. Makanya mereka cukup bahagia mendengar sang putri
ingin ke Paris untuk melanjutkan pendidikan designnya. Biarlah putri semata wayang mereka
memiliki pengalaman selain kota kelahirannya. Tak lama tampaklah orang yang ditunggu menuruni tanggamansionnya dengan dress selutut
berwarna putih , rambut sebahunya terhias pita berwarna pink muda menambah kesan imut diwajahnya.
“ Mom, Dad ayo nanti Aby ketinggalan pesawat” gadis imut itu membuat semua orang
tertawa kecil melihat tingkahnya.