NovelToon NovelToon
PENDEKAR SINTING

PENDEKAR SINTING

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

Pendekar Sinting adalah seorang pemuda berwajah tampan, bertubuh tegap dan kekar. Sipat nya baik terhadap sesama dan suka menolong orang yang kesusahan. Tingkah nya yang konyol dan gemar bergaul dengan siapapun itulah yang membuat dia sering berteman dengan bekas musuh atau lawan nya. Perjalanan nya mencari pembunuh keluarga nya itulah yang membuat sang pendekar berpetualang di rimba persilatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMENANGAN RADEN JATILUHUR

RAMAI Sorak sorai pendukung Raden Jatiluhur atas kemenangan dalam pemilihan calon Adipati lengoksari. Setelah berpidato singkat atas kemenangan nya, Seluruh masyarakat perlahan bubar dan meninggalkan alun-alun lengoksari. Acara itu sudah selesai dengan catatan Raden Jatiluhur yang menjadi ketua Adipati lengoksari dan mengangkat Nyai Sampur Sari sebagai wakil nya.

Tak ada yang membantah soal keputusan itu, Para masyarakat tak punya kekuatan untuk mengkritik. Mereka tak mau berurusan dengan para prajurit kadipaten dan ketua nya si Mawung Dasim. Sebab jika mereka tak terima akan keputusan tersebut, Dalam waktu dekat pasti orang itu akan ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Rangga belum ikut pergi seperti yang lain nya, Ia mendekati tiga kotak bekas pungutan suara yang belum dibereskan.

Sejak awal pemungutan suara Rangga sudah curiga, Bocah itu ingin memeriksa kotak suara milik Raden Jatiluhur. Menunggu waktu yang tepat untuk mengambil kotak itu, Rangga mendekati panggung. Dan meloncat dengan ringan ke atas panggung, Ia pergunakan ilmu peringan tubuh nya yang masih belum sempurna itu. Rangga langsung membawa kotak yang terbuat dari besi tipis dan berlari cepat ke arah hutan. Prajurit kadipaten melihat hal itu dan berseru,

"Hei kejar bocah itu! Dia mencuri kotak pemungutan suara!" Prajurit kadipaten segera mengejar Rangga, Mawung Dasim tak menemukan orang gila yang ia cari itu.

Pada saat Rangga memutar arah ke balik sebuah pohon, Ia menabrak sesuatu.

"Aduuuhh!" *Prakk* Rangga terpental dan kotak suara itu pecah menjadi dua bagian. Bagian bawah kotak itu lepas dari bagian atas kotak dan tak ada isi nya karena kertas pemungutan sudah dikeluarkan seluruhnya. Mawung Dasim mendelik melihat bocah yang menabrak nya itu,

"Bocah sinting!! Apa yang kau lakukan hah!?" Mawung Dasim geram pada Rangga dan segera ingat kepada orang tua yang menghajar nya.

"Baru ku ingat! Kau adalah cucu dari orang tua yang menghajar ku kan!? Grrrrrhhh! Ku buat patah tulang kecil mu itu bocah!!"

"Itu dia pencuri nya...!" Teriak para prajurit kepada Rangga dan Mawung Dasim baru sadar dengan kotak yang jatuh didekat nya.

"Apa-apaan kau bocah mencuri kotak itu!?" Tanya Mawung Dasim kepada Rangga yang baru bangkit.

"Untuk aku jual ditukang besi!" Ujar Rangga asal ceplos saja dan segera mengambil kotak itu namun di gagalkan oleh Mawung Dasim. Kotak besi itu di tendang dan tangan Rangga langsung dicengkeram kuat oleh Mawung Dasim.

Rangga tak tinggal diam, Ia langsung menjejak kaki orang itu dengan kuat.

"Wadoooow!" Teriak Mawung Dasim kesakitan dan segera memegangi kaki kanan nya. Rangga terlepas dan segera melarikan diri ke dalam hutan karena ia di kejar oleh para prajurit kadipaten.

"Gawat! Aku harus lari kemana sekarang!?" Ucap Rangga terus berlari menuju arah pasar tradisional.

"Hei tunggu kau bocah dungu!" Teriak para prajurit itu yang terdiri dari lima orang.

Mawung Dasim murka dan segera melepaskan sinar jarak jauh ke arah Rangga.

"Bangsat bocah sialan!" *Clappp!* Sinar hijau berpendar-pendar melesat dari telapak tangan Mawung Dasim menuju tubuh bocah cilik yang berlari itu. Rangga tak tahu ada sinar tenaga dalam menuju ke arah nya, Disaat yang bersamaan sinar hijau itu meledak tiba-tiba di udara.

*Jgeeeerr! Weeeerrrrr!* Pepohonan bagai terguncang dan tanah bergetar. Rangga oleng hampir jatuh dan disaat itu juga tubuh nya ada yang menangkap nya dan membawa nya.

"Ampuuun! Jangan hukum saya Pamaaaa!" Ujar Rangga memohon disangka ia telah tertangkap oleh para prajurit yang mengejar nya.

"Bocah sinting!! Sudah aku katakan jangan cari perkara!!" Ujar suara orang tua yang menggendong nya sambil berlari cepat. Rangga hapal dengan suara itu dan menatap wajah orang yang membawa nya lari.

"Kakek!? Oh syukurlah kakek datang tepat waktu!" Ujar Rangga senang dan kakek itu tak lain adalah Resi Jayabaya.

"Untung kakek datang tepat waktu, Jika tidak sudah mati kau terkena sinar si preman pasar itu!"

"Maaf kek! Habisnya aku penasaran..." Ucapan Rangga terputus karena sebentar lagi mereka akan sampai di pondok tempat mereka tinggal selama ini di jurang air terjun.

Mawung Dasim melihat sekelebat bayangan berbaju putih yang menyambar anak kecil itu sebelum ledakan keras terjadi.

"Grrrrrhhh!! Bocah dungu itu diselamatkan oleh orang tua yang menghajar ku rupanya!! Pergi kemana mereka!?" Ujar nya dalam hati. Para prajurit tak jadi mengejar karena ledakan keras tadi membuat tubuh mereka terhempas terkena angin ledakan cukup keras. Hawa panas masih terasa dikulit mereka dan daun-daun serta batang pohon sedikit menguning. Mawung Dasim segera menyuruh anak buah nya untuk kembali ke kadipaten dan kotak kadipaten yang telah penyok itu dipungut nya.

"Untuk apa bocah itu mengambil kotak ini!? Hmm sepertinya bocah itu tahu bahwa kotak ini memiliki lubang rahasia dibawah nya!" Jika sampai kotak itu di curi Rangga, Bisa terancam jabatan Mawung Dasim itu karena kotak itu adalah bukti kecurangan dalam pemilihan calon Adipati lengoksari.

Didalam rumah cukup besar tempat Adipati menjabat, Raden Jatiluhur dan Nyai Sampur Sari sudah berada disana. Mereka sedang membicarakan hasil kemenangan Raden Jatiluhur disebuah kamar.

"Aku pikir aku bakal kalah oleh si duda tua itu, Sayang." Ujar Raden Jatiluhur sambil mendekap tubuh Nyau Sampur Sari dari belakang. Yang dipeluk mendesis Kecik karena buah dada nya di remas Raden Jatiluhur,

"Arhh...Hal itu tak akan ku biarkan sayang! Aku sudah mempersiapkan hal ini sebelum pemilihan dimulai."

"Kau memang pintar dan cerdik, Sayangku." *Cupp* Pipi Nyai Sampur Sari dikecup dan Nyau Sampur Sari semakin mendesis keenakan.

"Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini, Raden. Semenjak suami ku mati, Aku selalu kesepian dan selalu ingin mendapatkan kehangatan dari mu., Ughhh...arhhh.." Tangan Raden Jatiluhur semakin nakal memainkan ujung dada itu.

Kecupan Raden Jatiluhur semakin liar dan membuat Nyai Sampur Sari tak tahan lagi. Ia segera menuntun pemuka tampan bertubuh kekar itu naik ke atas ranjang. Keduanya pun lalu bercumbu dibakar gairah yang sudah terpendam beberapa bulan lama nya. Raden Jatiluhur dan Nyai Sampur Sari sebetulnya baru beberapa bulan saling kenal, Kala itu dikerajaan Pamekasan sedang mengadakan hajat pernikahan kakak kandung nya Raden Jatiluhur dan mengundang semua Adipati yang tersebar di seluruh Jawa bagian barat sampai timur.

Dipesta pernikahan itulah awal mereka bertemu dan saat itu hanya saling tatap saja dan sesekali mencuri pandang. Raden Jatiluhur pun diam-diam mendekati Nyai Sampur Sari disaat suami nya yaitu Hasta Lodya pergi ke kamar mandi. Disanalah awal perkenalan mereka terjadi dan diam-diam telah menjalin hubungan tanpa sepengetahuan dari siapapun. Setelah acara selesai, Raden Jatiluhur sering bertemu dengan Nyai Sampur Sari disuatu tempat yang sudah di rencanakan tanpa sepengetahuan suami nya.

1
Ita Xiaomi
Tuh pedang utk org yg baik hati. Maaf aku sok tau😁.
Mia Sagitarius
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!