Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
"Oh,di Mal ? Itu kemarin sebelum ke rumah sakit,Bakri menyuruh Mas untuk membeli keperluan ibunya selama dirawat beberapa hari di rumah sakit." Akhirnya Delon mendapatkan alasan di tengah ketakutannya.
"Oya ? Kok sama cewek Mas ke sana ?" Tanya Zeline mencoba untuk memancing respon sang suami. Matanya menyipit memandang sang suami.
"A a apa ? Sama cewek ?" Delon tergagap,benar-benar ketakutan dan hampir saja terkena serangan jantung mendadak. Namun dengan cepat ia tersadar dan mencoba untuk berkelit.
"Kamu ini ada-ada saja sayang. Mas kemarin sendirian ke Mal. Mungkin kamu salah lihat kali. Bisa saja ada cowok yang sangat mirip dengan Mas dan jalan-jalan bareng istrinya ." setelah berkata Delon mulai menyantap makanan yang dihidangkan oleh Zeline.
"Ah mungkin ya Mas, maklum...akhir-akhir ini aku ketakutan Mas berselingkuh di belakang ku." Sindir Zeline sambil berpura-pura tak melihat pada Delon yang detik berikutnya tersedak.
"Uhuk...uhuk ...." Delon menyambar gelas air minum dengan cepat dan meneguknya hingga tandas.
"Aduh,ini gara-gara kamu ngajak Mas bicara saat makan sayang...tersedak jadinya." Ucap Delon beralasan setelah tenggorokannya terasa mulai lega.
"Percaya sama Mas,kamu satu-satunya wanita yang Mas cinta. Tak ada yang lain. Jadi,berhenti untuk memikirkan hal-hal yang tidak mungkin Mas lakukan." Delon menunjukkan ekspresi yang sungguh-sungguh. Hal ini justru membuat Zeline merasa jijik dalam hati.
"Maafkan aku Mas ...ya sudah,Mas lanjutkan makannya. Aku ke kamar dulu." Tanpa diketahui oleh Delon,Zeline tersenyum penuh arti.
"Hah ? Mau sampai kapan Mas kamu menyembunyikan bangkai itu ? Sekarang saja aku sudah mencium baunya."Ungkap Zeline dalam hati.
Baru saja ingin rebahan sambil berselancar di media sosial,kembali lagi Zeline harus merasa kesal karena sebuah pesan dari Berti ibu mertuanya.
"(Nak,ibu tadi sudah pesan baju baru buat nanti di pakai untuk arisan. Dua lembar harganya satu juta. Tolong di transfer ya sekarang,soalnya nanti sore orang toko ke rumah buat ambil uangnya. Makasih ya Nak)."
" ( Oya,kapan kalian datang ke rumah bersama Delon.Ibu sangat merindukan kalian)."
Sebuah kebiasaan dan hal yang lumrah bagi Berti sang mertua sering meminta kiriman uang dari menantunya. Sejauh yang Zeline ketahui,Berti selama ini selalu memperlakukannya dengan lembut dan tak pernah menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah ketika ia pergi berkunjung.
"Astaga,aku benar-benar merasa tak rela memberikan uang untuk keluarga Mas Delon semenjak kemarin. Padahal belum tentu ibu dan saudara Mas Delon mengetahui kelakuan anak dan kakaknya di luar." Zeline menghela nafas panjang. Entah mengapa sudut hatinya yang paling dalam mulai mengirimkan sinyal untuk berhati-hati dan tak royal seperti dulu.
"Ah,biarkan saja. Hati ku benar-benar tak ikhlas. Aku tak ingin memberikan uang pada siapapun keluarga Delon. Biarkan saja sekarang Delon yang menanggung semuanya."
Di saat hatinya sedang berperang dengan perasaannya diantara rasa kesal terhadap sang suami dan rasa apakah tetap harus mengikuti keinginan keluarga Delon,sayup-sayup Zeline bisa mendengar suaminya itu sedang menerima telpon. Dengan langkah pelan Zeline berjalan mendekati suaminya. Dan hal itu tidak disadari oleh Delon.
"Delon! kenapa istri mu itu tidak membalas pesan dari adik mu Ranti ? Ini juga ibu tadi mengirim pesan padanya. Jangan kan dibalas,dibaca aja kagak!" Omel Berti lewat telpon.
"Iya Bu nanti aku sampaikan pada Zeline. Mungkin belum sempat saja Bu. Ntar juga pasti di balas kok." Jawab Delon dengan yakin.
"Halah,biasanya juga nggak kayak gini. Setiap ibu chat langsung dibalas. Tumben kali ini nggak dihiraukan. Bilang istrimu itu,adikmu Ranti minta uang mau study tour. Ibu juga sudah pesan baju yang harus di bayar. Sekalian bilang kebutuhan pokok di rumah udah pada habis. Kalian berdua ke sini buat belanja. Jangan bilang sekarang ia mulai pelit. Durhaka kalian kalau pelit sama orang tua!" Cerocos Berti tanpa memberikan kesempatan pada putranya untuk berbicara.
"Oke Bu,sekarang kami ke sana. Aku tutup dulu ya."
Delon buru-buru memutuskan telpon karena takut Zeline mendengar semua perkataan sang ibu. Ia takut istrinya itu akan merasa tersinggung. Apalagi selama ini ibunya selalu bersikap baik di depan Zeline dan tak pernah menunjukkan tabiat aslinya. Namun tanpa diketahui oleh Delon,Zeline sempat menguping percakapan antara suaminya dan ibu mertuanya. Suara Berti yang keras sangat mudah di dengar oleh Zeline meskipun Delon tak mengaktif kan loudspeaker handpone.
"Oww ....jadi seperti itu tabiat ibu mu Mas ? Pura-pura baik jika berhadapan dengan ku,tapi di belakang mengatai ku dengan kata-kata kasar. Aku yakin ibu mu pasti tahu tentang perselingkuhan mu. Jangan harap aku akan memberikan apa yang kalian inginkan. Mulai sekarang kamulah yang akan menanggung semua kebutuhan keluarga mu Mas.Aku nggak akan lagi mau perduli." Gumam Zeline dalam hati. Dengan hati yang dongkol ia kembali pulang ke kamar sebelum Delon memergokinya sedang menguping. Zeline kembali berbaring ke tempat tidur, sambil berpura-pura memejamkan mata,agar Delon tak curiga jika tadi ia sempat menguping pembicaraan pria itu bersama ibunya.
"Syukurlah." Delon menghela nafas lega saat melihat Zeline sedang berbaring. Itu berarti istrinya tak mendengar apa yang dibicarakannya bersama sang ibu. Delon menyimpulkan begitu saja tanpa merasa curiga sedikitpun.
...----------------...
Akhirnya Zeline terbangun setelah waktu menunjukkan pukul empat sore. wanita itu merasa lapar dan ingin segera membuat makanan di dapur. Akan tetapi langkahnya tertahan karena Delon yang baru saja selesai mandi berkata.
"Ayok kita ke rumah ibu sayang. Ibu minta dibelanjakan seluruh kebutuhan dapur." Ajak Delon sambil memegang tangan Zeline tanpa bertanya terlebih dahulu apakah istrinya setuju atau tidak.
"Lepas Mas,aku lapar." Zeline langsung melepaskan cekalan tangan Delon.
"Kamu nggak mau sayang ? Biasanya juga paling bersemangat. Ada apa dengan mu sekarang ?" Delon menatap bingung pada Zeline yang menurutnya sepertinya ada yang berubah.
"Enggak! Aku lagi lapar sekarang. Mau masak. Lagian baru seminggu kita nggak ke sana. Mas kalau mau ke sana,ya udah ke sana aja sendiri!" Balas Zeline dengan acuh. Hal ini membuat Delon merasa kesal.
"Apa sekarang kamu mulai pelit serta perhitungan dengan keluarga Mas ?"
"Perhitungan ? Perhitungan seperti apa yang Mas maksud ?" Cecar Zeline merasa kesal. Untuk pertama kalinya Zeline berani berkata seperti itu pada sang suami. Suasana hatinya yang sedang tidak baik,terlebih ketika mengingat kembali perkataan ibu mertuanya hatinya tiba-tiba merasa sakit dan tak ingin lagi berurusan dengan keluarga suaminya.
"Ya itu,kenapa tiba-tiba kamu tak ingin ke rumah ibu dan bahkan tak ingin membalas pesan dari ibu."Delon terlihat sangat marah. Akan tetapi berusaha mengontrol emosinya.
"Nanti saja bicaranya Mas,aku sekarang lagi lapar. Mau makan." Tanpa menunggu persetujuan suaminya,Zeline langsung beranjak pergi. Ia sudah tak mau perduli lagi dengan rasa hormat pada suami. Menurutnya tak ada gunanya menghormati suami yang berkhianat.
hati2 Rey jangan2 itu makanan di kasih apa gitu ...