NovelToon NovelToon
Dia Yang Tak Biasa

Dia Yang Tak Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Duniahiburan / Wanita perkasa / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Showbiz / Cintapertama
Popularitas:29
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​Lina adalah pewaris kekuatan supranatural Dorong & Tarik yang hebat, sebuah energi kinetik yang hanya mengalir di garis keturunan perempuan keluarganya. Jika Lina fokus, ia bisa memindahkan truk. Tapi karena ia ceroboh, ia lebih sering menghancurkan perabotan rumah, membuat Ayah dan adiknya, Rio, selalu waspada.
​Kekuatan yang harus ia sembunyikan itu, ia gunakan secara terlalu ikhlas untuk membantu seorang kakek mendorong gerobak rongsokan, yang menyebabkannya melesat kencang di jalanan.
​Insiden konyol ini ternyata disaksikan oleh CEO Aris, seorang pebisnis jenius nan tampan yang sedang diburu musuh misterius. Aris langsung terobsesi dan merekrut, apa yang terjadi di kehidupan lina Bersiaplah mengikuti drama komedi supranatural ini.lerstgooo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8-Sibodyguard yang menggemaskan

​Lina menatap Aris. Jantungnya masih dag-dig-dug karena sentuhan Aris di pipinya tadi.

​“Jadi, rencana kita apa, Tuan Aris?” tanya Lina, mencoba fokus kembali ke misi.

​Aris menyeringai, image CEO sombongnya kembali, meskipun ada sedikit kehangatan di matanya. “Simple. Kita harus menguasai Kontrol Kinetik Total. Musuh tahu kau liar, Lina. Kita harus tunjukkan kau bisa chill dan akurat.”

​“Kontrol? Itu yang paling susah!” Lina mengeluh. “Kekuatanku tuh kayak mood swing. Nggak bisa diprediksi.”

​“Justru itu asiknya,” balas Aris, melirik Lina sekilas. “Mood swing itu yang membuatmu kuat. Tapi kita harus manage kekacauan itu. Sekarang, balik ke penthouse. Aku akan membuat training ground terbaik untukmu.”

​Sesampainya di penthouse, Aris langsung bertindak. Ia tidak menyiapkan gym, melainkan Ruangan Seni.

​“Ini ruang seni yang jarang kupakai. Aku sudah siapkan ‘target’ terbaik,” kata Aris, menunjuk meja marmer mahal di tengah ruangan.

​Di atas meja itu, Aris meletakkan satu set barang: sebuah boneka squishy berbentuk alpukat (kado dari Rio yang Lina bawa), lima lembar uang seratus ribuan, dan sebuah kue macaron yang rapuh.

​“Tujuannya,” jelas Aris, matanya berbinar menantang, “Dorong macaron itu sejauh 30 senti tanpa menyentuh uangnya, dan squishy alpukat itu harus tetap di tempat.”

​Lina melongo. “Serius? Uang beneran? Kalau aku salah dorong, aku bisa menerbangkan boneka itu sampai ke langit-langit!”

​“Justru itu tantangannya! Kalau kau berhasil, macaron itu untukmu. Kalau kau gagal… uangnya akan kugunakan untuk biaya perbaikan dinding yang mungkin kau hancurkan,” Aris terkekeh. Komedi teasing Aris sangat efektif

​Lina memejamkan mata. Ia membayangkan dirinya adalah Do Bong Soon—imut tapi kuat. Ia mencoba mengeluarkan energi sehalus angin.

​SRRK!

​Macaron itu bergerak, tetapi uang seratus ribuan itu ikut melayang dan menempel ke pipi Aris. Squishy alpukat tetap diam.

​Aris memegang uang di pipinya. “Lina, targetnya macaron, bukan wajahku! Dan uang ini menempel kayak perangko. Kontrol, Bodyguard!”

​Lina tidak bisa menahan tawa. Ngakak melihat ekspresi Aris yang terkejut. “Maaf! Macaron itu terlalu ringan!”

​Lina mencoba fokus, mengabaikan kehadiran Aris. Ia memfokuskan energi seperti laser.

​DUGH!

​Macaron itu melesat cepat seperti peluru, mengenai dinding kaca dan pecah menjadi remah-remah gula yang menempel indah di kaca. Boneka alpukat dan uang aman.

​Aris menggelengkan kepala. “Hebat. Kau menghancurkan macaron-nya. Itu melanggar aturan gastronomi. Sekarang kita harus beli macaron lagi.”

​Lina memanyunkan bibirnya. “Ya ampun! Susah banget!”

​Aris berjalan mendekat. Ia berdiri di belakang Lina, tangannya diletakkan di kedua sisi bahu Lina. Keintiman fisik itu membuat Lina merinding.

​“Jangan fokus pada macaron-nya, Lina. Fokus pada energi di antara jarimu,” bisik Aris, suaranya dalam dan hangat, tepat di telinga Lina. “Kau kuat. Kau tidak perlu dorongan. Kau hanya perlu sentuhan.”

​Sentuhan Aris itu membuat Lina hilang fokus. Namun, ia mencoba menyerap ketenangan dari Aris yang berada di dekatnya.

​Percobaan 3: Mode Sentuhan Kinetik

​Lina menarik napas dalam. Ia membayangkan dirinya menyentuh macaron itu dengan ujung jarinya, tanpa sentuhan fisik.

​WUSSHH...

​Macaron itu mengapung sedikit, lalu bergerak pelan, dan berhenti tepat 30 sentimeter dari posisi awal. Uang dan squishy alpukat diam sempurna.

​“YES! Aku berhasil!” Lina berteriak kegirangan, berbalik dan tanpa sengaja menabrak dada Aris. Momen cute dan canggung!

​Aris memeluk Lina refleks, tersenyum lebar. “Aku tahu kau bisa! Badass!”

​Mereka berdua sadar mereka terlalu dekat, terlalu bahagia. Lina buru-buru menjauh, wajahnya memerah. Chemistry itu terasa sangat manis.

​Latihan diakhiri. Lina kelelahan, tetapi puas. Aris, meskipun berpura-pura santai, terlihat jelas kelelahan juga karena harus terus waspada.

​"Kau pasti lapar," kata Aris, santai. "Aku akan siapkan makanan."

​Lina melongo. "Anda? Memasak? Tuan Aris, bukankah Anda hanya bisa membuat mi instan?"

​Aris mendengus. “Aku CEO. Aku bisa memesan apa pun.”

​Aris menelepon chef restorannya di tengah malam untuk menyiapkan makan malam bintang lima—diantar langsung ke penthouse.

​Saat mereka makan, suasana terasa tenang dan akrab. Ini adalah momen healing mereka.

​“Kenapa chip itu sangat penting, Tuan Aris?” tanya Lina, serius.

​Aris menghela napas. “Chip kuantum ini bukan hanya teknologi. Ini adalah kunci untuk mengendalikan energi kinetik dalam skala besar. Jika jatuh ke tangan yang salah, mereka bisa membuat gempa buatan, atau lebih parah, membuat seluruh kota melayang.”

​Lina menatap Aris. Ia mengerti sekarang. Kekuatan yang ia miliki, jika diperbanyak dengan teknologi, bisa menjadi bencana.

​“Tapi kenapa harus Anda? Kenapa Anda tidak serahkan saja ke pemerintah?”

​“Karena aku tidak percaya pemerintah bisa mengendalikannya. Aku harus menjaganya sendiri,” jawab Aris, matanya memancarkan tekad. “Dan karena aku punya bodyguard yang bisa menerbangkan benda hanya dengan mood swing-nya.” Aris kembali ke mode flirting.

​“Saya bodyguard Anda, Tuan Aris. Bukan pelawak Anda,” Lina membalas, tetapi ia tidak bisa menahan senyum.

​Aris dan Lina menghabiskan malam itu dengan Netflix di ruang tamu, tetap berada dalam radius aman 10 meter. Lina menyender di sofa, sedangkan Aris duduk di karpet.

​Tiba-tiba, ponsel Lina bergetar. Dika.

​Lina ragu untuk mengangkatnya. Aris mengangguk pelan, menyuruhnya menjawab.

​“Lina, kau baik-baik saja? Kau tidak angkat teleponku seharian!” Suara Dika terdengar panik dan cemas.

​Lina berbisik, “Aku baik-baik saja, Dika. Aku di penthouse Aris.”

​“Aku tahu. Tapi ada yang aneh. Aku menyelidiki laporan kerusakan di Phoenix Tech. Bukan cuma gipsum, Lina. Ada bekas ledakan energi di sana, seperti shockwave yang sangat kuat. Dan tidak ada yang percaya. Mereka bilang itu malfungsi sistem.”

​Lina menahan napas. Mereka melacak energi kinetik.

​“Lina, itu bukan malfungsi. Itu kekuatan aneh. Itu pasti dia!” Dika menuduh Aris.

​“Tidak, Dika! Aku sudah bilang, ini urusan pekerjaan!” Emosi Lina naik lagi karena Dika terus meragukan Aris, sekaligus rahasia dirinya.

​Aris, yang menguping, mengambil remote TV, dan mengaktifkan mode voice recording.

​“Lina, ada laporan terbaru. Van Hitam yang parkir di depan rumahmu pagi ini, ternyata terdaftar atas nama perusahaan teknologi rival Phoenix Tech—Orion Corp. Mereka mencarimu, Lina. Bukan hanya Aris. Mereka tahu tentang kekuatanmu!” Dika berteriak panik.

​Lina tercekat. Mereka tahu! Nenek benar. Kekuatan ini menarik perhatian.

​“Dika, aku harus tutup. Aku akan menghubungimu besok,” kata Lina, memutus sambungan.

​Lina menatap Aris, matanya penuh ketakutan. “Mereka tahu. Mereka bukan hanya mengincar chip kuantum Anda. Mereka mengincar aku.”

​Aris memegang tangan Lina erat-erat, matanya kini dipenuhi janji yang tak terucapkan. “Aku tahu, Lina. Dan aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu. Mulai sekarang, kau akan tidur di kamarku.”

​Lina membelalakkan mata. “Apa?! Tidak!”

​“Tenang, Bodyguard Lina. Aku tidak akan menyentuhmu. Tapi kamar saya memiliki sistem keamanan anti-kinetik dan vault yang tersembunyi. Itu adalah tempat teraman di penthouse ini. Dan aku ingin kau tetap berada di radius aman 10 senti dariku.”

​Lina tahu itu adalah jebakan romantis yang berbahaya, tapi ia juga tahu itu adalah pilihan paling aman. Ia mengangguk pasrah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!