penghianatan? kisah perjuangan? rasa sakit dari orang terdekat? seorang pria dari kalangan mahkluk abadi harus membangun kembali tiap menara pencapaiannya dari darah, keringat, dan air mata.
seorang yang dulunya di segani, terjatuh ke titik terendah hidupnya yang di mulai dari penghianatan orang-orang terdekatnya.
akankah long yi-chen melawan mimpi buruknya dan terus maju dengan identitas lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lang-ya 𓆉, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 (Bagian Jiwa & Pedang Tua Yang Usang)
...༻𓆉༺...
Hari kini sudah larut. kini di kamarnya Bai Yi-Chen sedang duduk bersilang di atas ranjangnya dan menyerap energi spiritual di sekitarnya. namun tak berselang lama, dalam kesadarannya tiba-tiba mengalami kejutan.
dalam penglihatannya ia melihat seorang wanita yang tampak sangat familiar. "(wanita itu..? kenapa terasa sangat familiar....?)" batinnya.
dan akhirnya dalam kesadarannya kini hanya tinggal berdiri dirinya dalam sebuah pulau kecil dengan pohon berdaun emas dan perairan mengelilingi pulau kecil yang bahkan dapat di kelilingi dalam jarak enam puluh langkah.
di sana dia melihat berdiri seorang pria jangkung memakai pakaian mewah berwarna putih dengan corak emas bergambarkan naga dan mahkota pengikat kepala yang terlihat megah.
Bai Yi-Chen kemudian dengan waspada mendekat dan bertanya. "siapa kau...? kenapa bisa kau berada dalam kesadaran spiritualku....? dan kenapa parasmu hampir mirip denganku...?" tanyanya pada pria yang di lihatnya.
pria dengan hanfu putih itu kemudian mendekat dengan wajah datar dan berkata. "kau adalah aku dan aku adalah kau..., aku adalah bagian dari jiwamu... " jawab sosok itu.
Bai Yi-Chen yang masih tak mengerti kemudian kembali bertanya. "apa maksudmu...? Bagian dari jiwa ku....? tapi bagaimana bisa...?" tanyanya penuh keheranan.
pria itu kemudian menjawab. "Aku adalah potongan jiwamu di masa lalu..., aku juga membawa ingatan mu di masa lalu. sebenarnya aku bisa saja menyatukan kita kembali..., namun jika itu terjadi dengan kultivasimu yang masih di tahap ini aku khawatir kau tak akan sanggup dan akan mengalami cedera internal yang cukup parah..." jelasnya.
Bai Yi-Chen dengan rasa tidak peercaya kemudian berkata. "tunggu..., maksudmu aku pernah hidup di kehidupan masa lalu....?" tanyanya.
pria itu menjawab dengan ekspresi datar. "dengar Bai Yi-Chen apa kau tidak sadar kenapa kau bisa sampai di ranah pejuang secepat ini...? itu semua karena diriku. selain kau menyerap energi spiritual kau juga secara perlahan menyerap kesadaranku... beginilah saja..., kau akan berguru padaku sampai umurmu genap di usia dua puluh tahun sembari menunggu ranah mu cukup kuat untuk menampung kekuatan dewa ku..." tawar si pria.
Bai Yi-Chen dengan ragu kemudian bertanya lagi. "berguru padamu...? Kekuatan dewa...? apa di kehidupan sebelumnya aku adalah dewa...?" tanya Bai Yi-Chen.
pria jangkung itu kemudian menghela nafas dan menjawab. "separuh benar...., kau bukan hanya seorang dewa. tapi kau adalah pemimpin alam dewa Kaisar dari klan Naga awan suci..., namun aku hanya bisa memberitahumu tentang hal ini karena terkadang semakin kau tahu semakin kau kesakitan... " ujarnya.
Bai Yi-Chen yang mendengarnya kemudian berpikir ulang, dalam benaknya muncul berbagai pertanyaan. namun, dia sendiri harus mengetahui jati dirinya sendiri. akhirnya Bai Yi-Chen menyetujui tawaran menjadi murid pria jangkung yang merupakan bagian jiwanya.
"baiklah..., aku sudah putuskan. aku akan menjadi muridmu dan berguru padamu mulai sekarang. tapi sebelum itu..., siapa nama mu guru...?" tanya Bai Yi-Chen.
pria jangkung itu berbalik membelakangi Bai Yi-Chen dan dengan rasa berat dan sesak dalam dada ia tetap mengucapkan namanya. "nama kita sama..., hanya saja kita berbeda marga. margaku adalah long..., jadi kau pasti sudah mengerti kan..." jawabnya.
"Long Yi-Chen....??" tanya nya.
"benar.. " balas si pria.
tak berselang lama, terdengar suara dari luar kesadaran spiritual Bai Yi-Chen tepatnya dunia nyata yang tengah memanggilnya. "Tuan muda... tuan muda pertama... " panggilnya.
Long Yi-Chen yang mendengar suara itu dan tahu bahwa Bai Yi-Chen juga mendengarnya kemudian berkata. "Bai Yi-Chen..., kau pergilah dulu dan selesaikan masalahmu di dunia nyata dan ingat ini adalah rahasia di antara kita.... " ujar datar Long Yi-Chen yang menghempas lengan hanfunya yang membuat Bai Yi-Chen terhempas dari kesadaran spiritual dan tercebur ke perairan.
"aah... " kejut Bai Yi-Chen yang terkejut.
"jebyur....!!!"
"hahh.... " sentak kaget Bai Yi-Chen di kamarnya yang telah sadar dari kesadaran spiritualnya.
sementara seorang pria dengan suara yang memanggilnya berdiri dengan panik. "tu.. tuan muda.. anda tidak kenapa-napa kan...?" tanyanya.
Bai Yi-Chen memegang dadanya karena terkejut dan menatap sosok pria yang memanggilnya dengan menggunakan hanfu hitam dan pedang di belakang punggungnya layaknya seorang pembunuh.
"Bai-Cuan....? ada masalah apa...?" tanya Bai Yi-Chen pada orangnya yang bernama Bai-Cuan.
Bai-Cuan kemudian menjawab pertanyaan tuannya. "tuan muda..., aku telah mendengar pembicaraan Tuan dan Nyonya bai sesuai dengan permintaan anda dan juga hal ini sesuai dengan dugaan anda.... " ujarnya.
༻FLASHBACK ON༺
melihat suasana yang sepi karena orang tua dan saudaranya sedang melakukan urusan masing-masing, Bai Yi-Chen kemudian meniup sebuah pluit giok berwarna putih.
dan datanglah Bai-Cuan dengan ilmu peringan tubuh, dan Bai-Cuan bertanya langsung pada tuannya. "tuan muda..., anda perlu bantuan apa...?" tanya Bai-Cuan yang menyatukan tangan dan membungkuk.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. "aku ingin kau mengawasi pembicaraan orang tua ku. aku curiga..., mereka sudah mengetahui tingkat kultivasiku dan pastinya akan melakukan sesuatu.
Bai-Cuan kemudian dengan enteng menjawab. " Baik tuan muda..., aku akan melakukannya... " jawabnya menurut.
༻FLASHBACK OFF༺
Bai-Cuan sebenarnya adalah orang kepercayaan Bai Yi-Chen selain keluarganya. dulu di saat keluarga Bai kekurangan pelayan, Bai-Cuan hadir di kediaman sebagai pelayan namun memiliki bakat kultivasi di usia dua belas tahun sedangkan Bai Yi-Chen berusia sepuluh tahun.
Bai Yi-Chen yang mengetahui kemampuan Bai-Cuan kemudian mengambil Bai-Cuan sebagai orang kepercayaan di Paviliun-nya. dan sejak saat itu lah Bai-Cuan dan Bai Yi-Chen berlatih bersama setiap harinya.
memang Bai Yi-Chen juga berlatih bersama ayahnya. tapi Bai Zi-Ling bukan hanya kultivator namun juga pedagang kaya yang punya banyak bisnis di mana-mana. oleh karenanya Bai Yi-Chen sangat jarang berlatih bersama ayahnya namun terkadang jika ayahnya Bai Zi-Ling sedang tidak sibuk maka mereka akan berlatih bersama.
kembali ke cerita. Bai Yi-Chen yang mendengarnya langsung menyuruh Bai-Cuan cepat-cepat mengatakannya. "apa yang kau dengar....? cepat katakan padaku sekarang... " titah Bai Yi-Chen.
Bai-Cuan kemudian menjawab. "aku mendengar bahwa tuan dan nyonya bai akan memasukan tuan muda pertama dan kedua ke sekte Tian-xu.... " jawabnya.
Bai Yi-Chen dengan rasa heran penuh tanya dengan dahi yang mengkerut kemudian berkata. "sekte Tian-xu...? bukankah sekte itu adalah sekte Bagi para jenius kultivasi dari berbagai klan...?" ujarnya.
Bai-Cuan kemudian berkata. "tuan muda..., anda memiliki bakat kultivasi yang luar biasa. anda pasti akan dengan mudah masuk ke sekte Tian-xu... " sanjung Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab. "tidak semudah itu..., sekte Tian-xu berada di antara awan. selain itu ujian masuk pada sekte Tian-xu tidak sama dengan sekte lain..., di sekte Tian-xu ujianya adalah bertahan hidup selama satu bulan dan melawan siluman liar di perbatasan Da-huang dan alam siluman... " ujar Tuan muda pertama keluarga bai itu dengan serius.
"apa...?!! tapi bukan kah ujian itu di lakukan hanya untuk kultivator berusia dia atas dua puluh tahun...?!" ujar Bai-Cuan yang tidak tega.
Bai Yi-Chen dengan tenang kemudian menjawab. "lupakan tentang itu..., dan kapan orang tua kami akan memasukkan kami ke sekte Tian-xu....?" ujarnya.
Bai-Cuan kemudian menjawab. "menjawab tuan muda..., tuan dan nyonya akan memasukkan kalian ke sekte Tian-xu dalam beberapa hari lagi..." jawabnya.
Bai Yi-Chen mengangguk mengerti dan kemudian kembali berbicara. "bailah..., kita tidak perlu khawatir. tugas kita sekarang adalah memperkuat kultivasi dan setidaknya kita naik satu budidaya... " tegasnya.
"baik Tuan muda..., izinkan aku kembali... " pinta Bai-Cuan yang masih berlutut.
Bai Yi-Chen kemudian mengangguk dan Bai-Cuan akhirnya pergi dari tempatnya. kini di ruangan itu hanya tersisa Bai Yi-Chen seorang. Bai Yi-Chen kemudian berjalan ke arah meja dan mengambil minum.
Dengan energi spiritualnya dia membagi pendengarannya antara dunia nyata dan kesadaran spiritual untuk berkomunikasi dengan gurunya. "(guru..., apa kau tahu tentang sekte Tian-xu....?)" ucapnya dalam batin.
Long Yi-Chen yang mendengar kemudian berkata. "sekte Tian-xu...? seingatku aku sendiri berasal dari sekte itu sebelum Naik ke Alam dewa. mungkin ketika kau berkunjung kesana kau akan melihat patung yang menyerupai dirimu.... " jawab sang guru.
"(itu artinya..., aku harus menerimanya untuk masuk ke sekte itu... )" batin Bai Yi-Chen penuh tekad.
"memangnya kenapa kau tiba-tiba bertanya....?" tanya Long Yi-Chen dalam kesadaran spiritual Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab. "(dalam beberapa hari lagi orang tua kami akan mengirim aku dan adik ku Bai Qing-He ke sekte itu...)" jawabnya.
Long Yi-Chen kemudian berkata. "kalau begitu tunggu saja kabar orang tua mu..., jika mereka jadi mengirim dirimu dan adikmu kesana maka aku akan membantu kalian untuk lolos ujian... " timpalnya yang membuat Bai Yi-Chen tertegun.
Bai Yi-Chen kemudian mengangguk dan berkata. "(baiklah guru.., aku akan memberitahu dirimu besok...) " jawabnya yang langsung memutus percakapan batin itu.
kini Bai Yi-Chen melepas hanfu luarnya lalu menggantungnya di gantungan baju. Bai Yi-Chen kini berbaring di tempat tidur dan mengenakan selimutnya.
dalam batinnya kini dia hanya bisa bertanya-tanya. "(sebenarnya siapa aku dulu...? siapa yang membunuhku...? apa aku mati karena sakit...? siapa wanita yang ada di bayangan air di kesadaran spiritual ku...?)" dan itu adalah perkataan yang terus di ulangnya dalam benaknya, hingga akhir ya tertidur pulas.
pagi hari telah tiba, Fajar telah datang dengan sinarnya. di pagi yang cerah itu Bai Yi-Chen tengah bersiap untuk pergi keluar.
Bai Yi-Chen kemudian mengirim kontak batin pada ibunya Bai-Ning. "(ibu..., aku akan pergi keluar untuk membeli sesuatu yang bisa membantuku ber kultivasi..., aku akan sedikit lama...)" batinnya.
Bai-Ning yang berada di paviliunnya dan tengah merapikan tempat tidur langsung menjawab Bai Yi-Chen. "(berhati-hati... setelah dalat cepatlah pulang..., ibu dan ayah akan berbicara dengan mu... )" batin Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian langsung pergi keluar di temani oleh Bai-Cuan. di tengah perjalanan mereka melihat banyak sekali penjual yang menjual barang-barang unik dan menarik. namun tujuan Bai Yi-Chen bukan untuk membelinya, namun sedang mencari sebuah senjata yang akan di gunakannya ketika ujian sekte Tian-xu.
Bai Yi-Chen kemudian membuka setengah kesadaran spiritualnya dan bertanya pada Long Yi-Chen. "(guru..., Kira-kira senjata bagus apa yang bisa aku beli...?)" tanyanya melalui batin.
Long Yi-Chen kemudian menjawab. "kau berjalan lah lurus dua puluh langkah lagi...., di sana ada sebuah gang dan kau masuklah. aku merasakan ada senjata hebat di sana.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab sang guru. " (aku mengerti.... )" jawabnya.
Bai-Cuan yang melihat sekitar kemudian bertanya. "Tuan Muda...., kemana kita akan pergi...? suasana di sini begitu ramai. bukankah kau tidak suka keramaian....?" ujar Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab. "tidak masalah..., lagi pula aku keluar bukan tanpa sebab. aku keluar untuk mencari senjata yang akan kita gunakan saat ujian sekte Tian-xu... " jawabnya yang membuat Bai-Cuan mengangguk-angguk dengan tangan di belakang membawa pedang.
Dari arahan sang guru, mereka akhirnya sampai di sebuah toko senjata yang sepi tanpa pengunjung yang di sana di jaga oleh seorang pria.
penjaga itu kemudian menyambut kedatangan tamunya. "salam tuan muda..., apa anda datang kemari untuk membeli senjata...?" tanya si penjaga.
Bai Yi-Chen kemudian mengangguk, sementara penjaga itu menunjukan semua senjata yang ia miliki.
Long Yi-Chen di dalam kesadaran spiritual Bai Yi-Chen kemudian berkata. "di sana..., pedang tua itu. aku merasakan kekuatan besar di pedang tua sebelah kirimu... " tunjuk sang guru.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab. "(mengerti...!)" jawabnya dengan bersemangat.
Bai Yi-Chen kemudian mengambil pedang tua itu dan menunjukkan pada pemilik toko itu. "tuan..., berapa Harga pedang ini...?" tanyanya sembari mengangkat dan melihat pedang tua di tangannya.
penjaga yang sekaligus pemilik toko itu kemudian berkata. "eh.. tuan muda. di sini masih ada banyak senjata yang bisa kau pilih..., itu hanyalah pedang tua yang sudah berkarat.... " jelas si pemilik toko.
Bai-Cuan yang merasa aneh dengan pilihan sang majikan kemudian berkata. "tuan muda..., kenapa kau memilih pedang karatan ini...? kau masih bisa memilih banyak senjata baru di sini. lagi pula keluarga Bai kita sama sekali tidak kekurangan uang.... " tegur Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen dengan wajah datar kemudian berkata. "Bai-Cuan..., apa kau pernah mendengar pelatah. terkadang jangan melihat orang dari tampilannya tapi dari hatinya... " balas Bai Yi-Chen yang membuat Bai-Cuan serta pemilik toko tertegun.
Bai-Cuan kemudian berkata. "tapi tuan muda..., di sini masih ada banyak pilihan... " ujar Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen kemudian menatap pemilik toko dan bertanya. "jadi...? berapa harga pedang ini...?" tanyanya.
sang pemilik toko menghela nafas dan menjawab. "huh..., beri saja aku sepuluh koin emas... " jawab pemilik toko.
Bai Yi-Chen yang mendengarnya kemudian berbicara pada Bai-Cuan namun sembari menatap pedangnya. "Bai-Cuan..., berapa uang yang kita bawa...?" tanya Bai Yi-Chen.
Bai-Cuan dengan Ragu menjawab. "itu..., dua ratus koin emas dan lima puluh koin perak... " jawabnya.
Bai Yi-Chen kemudian menyela. "Berikan dia seratus koin emas dan lima puluh koin perak... " jawabannya dengan tenang seperti tak ada beban.
"tu.. tuan ini...?" ucap Bai-Cuan yang tak di lanjutkan.
pemilik toko kemudian berkata. "tu.. tuan muda..., ini tidak terlalu banyak kan...?!" ujar pemilik toko yang terkejut.
Bai Yi-Chen kembali berkata. "ketika aku sudah mengambil keputusan maka aku tidak akan berpaling lagi.... " jawa Bai Yi-Chen.
mereka yang telah menyelesaikan transaksi kemudian berjalan keluar dari gang.
Bai-Cuan kemudian bertanya. "tuan muda..., kenapa kau rela menghabiskan uang mu hanya untuk pedang tua berkarat dan usang ini...?" tanyanya.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab. "kau akan tahu alasanku nanti..., sekarang kita pulang dulu untuk mengambil lebih banyak uang.... " ujarnya.
Bai-Cuan yang merasa tak percaya kemudian bertanya. "tuan muda..., apa yang akan anda rencanakan. bukankah uang kita masih sangat banyak...?" tanya Bai-Cuan.
Bai Yi-Chen kemudian melirik Bai-Cuan dan berkata. "kita akan pergi ke tempat pelelangan hari ini..., dan kau akan tahu nanti. tapi sebelum itu..., orang tuaku sedang menunggu untuk berbicara dengan ku.... " balas Bai Yi-Chen yang di balas anggukan.
"baik tuan muda... " jawab Bai-Cuan.
keren!