Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Bagian 2
Lin Feng menghela napas. "Sakit, lama, dan membosankan. Tiga hal yang paling kubenci. Oke, lupakan. Apa metode kedua?"
Di dalam benaknya, Lin Feng bisa merasakan si Kakek menyeringai.
Seringai yang lebar, licik, dan sangat, sangat cabul.
"Hooo... Metode Kedua..."
Suara si Kakek tiba-tiba berubah menjadi halus seperti sutra, seolah dia sedang menawarkan anggur termahal di alam semesta.
"Ini adalah metode yang Kakek... sukai. Metode yang Kakek patenkan. Metode yang paling efisien, paling cepat, dan... sejuta kali lebih menyenangkan."
"Kita sebut saja..." si Kakek berhenti sejenak untuk efek dramatis. "...Metode 'Raja Harem Sejati'!"
Lin Feng memijat pelipisnya. "Sudah kuduga. Jangan bilang ini..."
"TENTU SAJA!" si Kakek meledak, antusiasmenya kembali. "KULTIVASI GANDA!"
"Kau hanya ingin aku tidur dengan wanita, dasar cabul," batin Lin Feng, merasa lelah.
"CABUL?! INI SAINS, NAK! SAINS MURNI!" balas si Kakek, terdengar sangat tersinggung. "Dengar, idiot! Tubuhmu itu 'Yang' murni. Tapi 'Yang' yang lemah, dingin, dan menyedihkan. Seperti... 'tusuk gigi' 'Yang'. Kau butuh api!"
"Dan api itu," lanjut si Kakek, suaranya kembali bergairah, "adalah 'Yin' murni dari wanita berkualitas! Saat 'Yin' dan 'Yang' bertabrakan... saat kau... berlatih bersama... BOOM! LEDAKAN ENERGI MURNI!"
"Ledakan energi?"
"TENTU SAJA! Itu adalah harmoni alam semesta! Meridianmu akan dibersihkan secara paksa oleh gelombang Yin-Yang! Tulangmu akan diperkuat! Dan yang terpenting... rasanya... LUAR BIASA NIKMAT!"
Si Kakek mulai mempresentasikan perbandingannya:
"Metode Pertama: Kau duduk di bak mandi air panas seperti biksu tua yang impoten, sendirian, menderita kesakitan selama berbulan-bulan."
"Metode Kedua: Kau berbaring di tempat tidur sutra, 'berlatih' dengan 'tungku' berkualitas tinggi... seperti si Instruktur Masokis atau si Loli Polos... sambil menikmati pemandangan, suara, dan sensasi... DAN kau mendapatkan kekuatan!"
"MANA YANG LEBIH EFISIEN, HAH?! MANA?!"
Lin Feng terdiam.
Secara logis... dia tidak bisa membantahnya.
"Hmph," batin Lin Feng. "Tentu saja kedengarannya lebih baik. Tapi... seberapa efektif? Kau bilang rendaman itu butuh berbulan-bulan."
"EFEKTIF?!" Si Kakek tertawa. "Nak, satu sesi 'latihan mendalam' yang bagus... satu malam saja... dengan 'tungku' berkualitas... seperti si Instruktur Mei Lan yang baru naik level itu..."
"...mungkin setara dengan satu bulan rendaman air panas sialan itu!"
"DAN!" seru si Kakek, seolah dia sedang memberikan penawaran terakhir. "SI TIKUS KECIL! SI BAI QIANQIAN! Dia itu 'Batu Giok yang Belum Diasah'! Dia Yin murni! Jika kau adalah yang pertama 'melatih'-nya... kau bisa langsung melompat dari Level 0 ke Level Praktisi Puncak... dalam SATU MALAM!"
Mata Lin Feng terbelalak di kamarnya yang sunyi.
"Satu... malam?"
"SATU MALAM!"
Dua resep kini terbentang di depan Lin Feng.
Jalan Penderitaan yang Lambat.
Atau...
Jalan Kenikmatan yang Efisien.
Bagi seorang Tuan Muda yang malas, cabul, dan ambisius...
"Kek," batin Lin Feng, senyum licik terkembang di wajahnya.
"Di mana... aku bisa mendapatkan bahan-bahan untuk 'Rendaman' itu?"
"Hah? Rendaman?! KAU MEMILIH YANG..."
"Tentu saja tidak, bodoh," potong Lin Feng. "Aku butuh keduanya."
Di dalam kepala Lin Feng, si Kakek yang biasanya berisik itu... terdiam.
"K-Keduanya...?"
Suara si Kakek akhirnya terdengar, nadanya terdengar bingung, seolah dia baru saja mendengar Lin Feng berkata dia ingin menjadi biksu.
"Kau... kau mau melakukan 'Metode Perawan Tua' yang menyakitkan... dan 'Metode Raja Harem' yang nikmat... Secara bersamaan?"
Lin Feng tersenyum sinis dari kursinya. "Tentu saja, bodoh."
"TAPI KENAPA?!" teriak si Kakek, kembali ke volume normalnya. "ITU TIDAK EFISIEN! KULTIVASI GANDA JAUH LEBIH CEPAT! LEBIH MENYENANGKAN! KITA BISA MULAI MALAM INI DENGAN SI TIKUS KECIL..."
"Kau ini Dewa Alkimia atau Dewa Cabul?" potong Lin Feng dalam hati, nadanya dingin. "Pikirkan."
"Kultivasi ganda bergantung pada 'tungku'-nya. Bergantung pada Instruktur Mei. Bergantung pada Qianqian. Itu adalah kekuatan eksternal. Jika mereka pergi, perkembangan kekuatanku akan melambat."
Dia menepuk dadanya sendiri yang kurus. "Tapi 'Rendaman' itu... itu memperkuat pondasiku. Itu membuat mesin-ku lebih baik."
Senyum licik Lin Feng semakin lebar, matanya berkilat berbahaya di kamarnya yang sunyi.
"Buat apa punya bahan bakar kualitas dewa... kalau mesinnya masih mesin gerobak sapi?"
"Aku mau keduanya."
"Aku," katanya pelan. "Orang yang rakus."
Keheningan kembali melanda.
Lalu... tawa si Kakek meledak.
Itu bukan tawa cabul. Itu adalah tawa yang dalam, tulus, dan penuh... kebanggaan.
"BWAHAHAHAHAHA! ITU DIA! ITU BARU MURIDKU! KAU BAJINGAN KECIL YANG RAKUS!"
"BUKAN HANYA RAKUS TERHADAP GADIS, TAPI JUGA RAKUS KEKUATAN! SEMPURNA! KAU TIDAK MEMILIH, KAU MENGAMBIL SEMUANYA! ITU BARU SIFAT SEORANG PENAKLUK SEJATI!"
"BAIK! KAKEK SUKA!" seru si Kakek, suaranya kini penuh semangat baru. "KITA AKAN JALANKAN 'OPERASI DUA TUNGKU'!"
"Tolong jangan sebut itu..."
"RESEPNYA!" potong si Kakek, terlalu bersemangat untuk peduli. "Dengarkan baik-baik, Nak! Ini resep kuno Kakek: 'Rendaman Tulang Giok Sembilan Matahari'! Ini akan membuatmu menjerit seperti perawan, tapi hasilnya sepadan!"
Sebuah daftar panjang dan sangat rumit mulai mengalir ke dalam benak Lin Feng, didikte oleh suara si Kakek.
"Bahan Utama, satu: Akar Ginseng Darah Seribu Tahun! Minimal seukuran lengan bayi!"
"Dua: Tiga tetes Sumsum Tulang Harimau Giok!"
"Tiga: Bunga Roh Es berdaun Tujuh!"
"Empat: Inti Api Lava seukuran kelereng!"
"Lima..."
Daftar itu berlanjut dengan belasan ramuan sekunder lainnya, yang masing-masing namanya terdengar lebih mahal dan lebih mustahil daripada sebelumnya.
Lin Feng mendengarkan. Ekspresinya yang sombong perlahan berubah... masam.
Saat si Kakek selesai...
"Kek," kata Lin Feng pelan.
"YA, NAK?! KITA AKAN MULAI BERBURU SEKARANG?!"
"Satu 'Akar Ginseng Darah Seribu Tahun' saja... harganya mungkin setara dengan seluruh Paviliun Anggur Merah di ibukota."
Lin Feng memijat pelipisnya.
"Ini bukan resep," batinnya. "Ini daftar kebangkrutanku."
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏