Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Mas,mbak Nia bukanya udah pulang ya? tanya Ami menyandarkan kepalanya kesadaran kursi mobil.
"Udah tadi pagi." jawab Wisnu datar matanya fokus ke jalanan.
"Gila ya,istrinya pulang malah aku yang diajak jalan - jalan."ucap Ami tanpa ada rasa cemburu sama sekali.
"Kan aku kangen sama kamu,yang." ujar Wisnu nyengir.
"Sama." kekeh Ami.
"Ayah ibu masih jarang pulang kerumah,yang." tanya Wisnu.
"Iya,mereka lebih betah di di toko."ujar Ami sendu.
"Kasian ayang aku sering kesepian,tapi mulai sekarang kamu ga akan kesepian lagi. "Ujar Wisnu memgemgam tangan Ami lalu menciumnya sekilas.
"Wait...maksudnya Mas Wisnu apa?" tanya Ami yang tidak mengerti arah pembicaraan Wisnu.
"Kamu kan masih punya aku,yang. Kalau kamu bosan sendiri ada atau yang akan menemani." ujar Wisnu sambil tersenyum.
"Yang hari ini kita mau kemana?" Ami mengalihkan topik pembicaraan.
"Kesuatu tempat yang pasti kamu suka." ujar Wisnu.
"Kemana?" tanya Ami.
"Kamu liat aja tar,yang." Wisnu memacu laju mobilnya membelah jalanan yang sedikit sepi. Mobil Wisnu berbelok mengarah ke sebuah Apartemen yang sepertinya baru di bangun. Suasana di sana masih terlihat sepi mungkin penghuninya belum banyak.
"Kok kesini,yang. Kita mau ke apartemen siapa?" tanya Ami heran.
"Ayo turun,nanti kamu akan tau sendiri." Wisnu mengambil tangan Ami,dengan jari yang saling bertautan Wisnu mengiring Ami menuju lantai empat. Lantai dimana Wisnu membeli sebuah apartemen .
Mereka berjalan ke sebuah pintu. Lalu Wisnu memasukkan beberapa angka tak lama pintu terbuka.
Ami di buat takjub dengan isi apartemen milik Wisnu,walau pun kecil tapi isinya lumayan mewah.
"Ini punya siapa, yang?" tanya Ami memandang sekeliling ruangan. Walau tipe kecil hanya dengan satu kamar tapi ruang tamu lumayan luas. Ada mini bar dan di sebelahnya ada dapur kecil.
"Kamu suka?" bukanya menjawab Wisnu malah balik bertanya.
"Suka banget, mas." ujar Ami menyingkap gorden, terlihat pemandangan taman yang cukup menyejukkan mata.
"Kalau gitu kamu boleh sepuasnya kesini atau malam ini kita nginap aja disini." ujar Wisnu.
"Mulai ngasih deh. Ini tuh sebenarnya milik siapa? "tanya Ami mulai kesal.
"Milik kita berdua sayang." ujar Wisnu memeluk perut Ami dari belakang.
"Jadi apartemen ini punya,mas Wisnu." Ami membalikkan tubuhnya mengahadapi Wisnu. Menatap mata Wisnu meliaht apakah ada kebohongan disana. Tapi sayangnya Ami tidak menemukan kebohongan itu.
"Kita nginap disini ya,yang." rengek Wisnu.
"Ga ah." ujar Ami.
"Kenapa?" tanya Wisnu.
"Ga nolak maksudnya,mas." jawab Ami sambil tertawa ,puas mengerjai Wisnu kekasihnya.
Wisnu yang merasa gemes dengan tingkah Ami langsung membungkam mulut Ami. Ami kewalahan dengan serangan tiba - tiba Wisnu. Bibir Ami di buat kebas ulah Wisnu.
"Malam ini akan kubuat kamu menjerit ,yang" ujar Wisnu genit.
"Kalau gitu aku pulang aja deh,yang. " ujar Ami membayangkan ia berada dalam kungkungan Wisnu semalam.
"Ga bisa,kan tadi kamu udah setuju mau nginap malam ini." Wisnu mempererat pelukannya.
" Trus istri mas gimana? pasti dia nyariin mas tar?" tanya Ami merasa tidak enak hati. Ia masih saja memikirkan perasaan orang lain. Ia memang tidak mau serakah memiliki Wisnu sendirian sebab ia tau jika Wisnu sudah mempunyai istri.
"Ga usah mikirin orang lain,yang. Biar Nia jadi urusan mas. Sekarang kita nikmati saja kebersamaan kita." Wisnu langsung menciumi leher Ami yang jenjang.
"Mas,tapi aku ga bawa baju ganti." ujar Ami di sela - sela permaianan.
"Ga usah mikirin baju,yang. Aku lebih senang liat kamu ga pakai baju. Lagian disini hanya ada kita berdua." ujar Wisnu tersenyum genit.
"Dasar mesum." Ami mencubit perut Wisnu membaut Wisnu meringis menahan sakit.
Wisnu kembali melancarkan aksinya, di kulumnya bibir Ami dengan penuh membara lalu ia mengiring Ami menuju ranjang dan menjatuhkan tubuh Ami pelan disana. Wisnu tidak dapat bergerak karna kaki Ami mengunci pinggangnya.
Ami merasakan milik Wisnu mengeras dan menegang dan Ami juga merasakan bagian bawahnya juga mulai basah. Tangan Wisnu membuka baju kaos yang di pakai Ami,nampak menyembul sepasang gunung kembar yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.
Tangan Wisnu lalu melepaskan pengait bra Ami. Dengan rakusnya Wisnu langsung menyesal puting yang bewarna merah muda itu.
"Masshhh..." teriak Ami mendesah.