NovelToon NovelToon
Monic Nufus Alzie

Monic Nufus Alzie

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Persahabatan / Romansa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nafras

Monic, seorang gadis yang memilih menetap di sebuah pesantren. Dan di sana ia bertemu dengan seorang ustadz muda, ia bernama Niko Dika Ardan yang merupakan anak sulung dari Abi Roma Jaya Ardan dan Umi Sakila Tiara Ardan yang merupakan pemilik pesantren.
Keduanya cukup dekat, mereka bahkan sempat berencana akan menikah. Tetapi semuanya gagal karena ternyata Niko di jodohkan dengan anak dari sahabat Abi Roma yang juga anak pemilik pesantren.
Akankah hubungan mereka masih berjalan, dan terjadi poligami. Ataukah akan kandas?
Ig: Nafras03

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MNA 4

" Itu baru Pak Raaf yang aku kenal, Bapak harus perjuangin cinta Bapak dong. Masa Bapak kalah sama dosen kulkas itu, dan menurut saya justru bapak yang lebih tampan loh." ucapnya yang memang sengaja menebar bumbu-bumbu.

" Thanks ya Pak Mahir, kalau bukan karena bapak yang memberi motivasi pada saya. Tidak ada satupun dosen di sini yang mendukung saya bersama Bu Rania, padahal saya sudah mengejarnya dari awal Bu Rania masuk ke Universitas ini." ucapnya.

" Kejar terus Pak, saya yakin Bu Rania pasti suatu hari nanti akan luluh." ucapnya dan Raaf pun mengangguk.

" Tentu saja aku akan terus mengejarnya, aku tidak mau kalah dari Akram. Lagian aku dan Akram juga lebih tampan aku, Aku juga nggak tahu kenapa si Rania malah lebih memilih dekat dengan Akram." ucapnya yang kesal.

Raaf kini segera memasuki ruang kerjanya, ia pun terus saja memikirkan apa yang dikatakan oleh pegawai tu tersebut. Ia tidak akan menyerah untuk mengejar Rania, ia tidak akan mau kalah dari Akram. Dan baginya Akram memang adalah saingan yang sangat berat, bukan saat bersama Rania saja tetapi juga pada kisah masa lalunya.

Ia pun terus memikirkan rencana agar bisa dekat dengan Rania, tetapi dia juga harus berpikir untuk tidak menjatuhkan Akram di depan Rania. Karena ia yakin, kalau Rania pasti akan membencinya ketika ia menjelaskan Akram. Dan hal itulah yang akan merusak pandangan Rania kepadanya, dan pastinya ia tidak akan bisa bersama dengan Rania.

...----------------...

" Reka, kau mau ikut aku pulang ke rumah nggak?" tanya Monic.

" Mengapa kau mengajakku ke rumahmu?" jawab mereka yang justru bertanya.

" Karena aku merasa cocok denganmu, dan aku rasa kita memang cocok menjadi sahabat. Hadi apa salahnya jika aku mengajakmu untuk main ke rumah aku, kebetulan aku juga masih belum memiliki banyak teman di sini." jelasnya.

" Kau yakin ingin berteman denganku Monic, bahkan sebenarnya kau masih belum mengetahui sifat asliku." ucap Reka.

" Aku yakin dengan keputusanku ini, dan aku rasa kau adalah orang yang sangat baik." ucapnya.

" Aku tidak sebaik itu, bahkan sebenarnya banyak dari mereka yang menjauhi." ucapnya.

" Semua orang pasti pernah melakukan sebuah kesalahan, tetapi aku yakin semua orang pasti bisa mendapatkan kata maaf. Mungkin kamu memang pernah melakukan sebuah kesalahan di masa lalu, sehingga banyak dari mereka yang tidak ingin berteman denganmu. Tetapi aku yakin kalau Kau pasti sudah berubah, oleh karena itu aku bisa nyaman dekat denganmu." ucapnya dan keduanya pun langsung berpelukan.

" Terima kasih Karena telah memberi kesempatan kepadaku, Aku tidak menyangka kalau aku bisa menemukan orang sepertimu. Aku harap kita memang bisa menjadi teman baik, jujur saja aku takut kehilangan untuk yang kesekian kalinya." ucapnya.

" Aku yakin kalau kau adalah orang baik, dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu ketika aku mengetahui semua kisahmu. Aku tidak masalah kalau kau untuk saat ini tidak mau menjelaskan kisah masa lalu mu itu, lebih baik sekarang kita jalani aja kehidupan kita yang sekarang." ucapnya.

" Terima kasih sekali lagi, kalau begitu ayo kita pergi ke rumahmu." ucapnya dan Monic pun sangat bahagia.

Mereka berdua pun segera berjalan menuju parkiran, jadi sana sudah ada driver online yang mereka pesan. Mereka pun langsung menaiki driver tersebut, kemudian mereka menuju ke rumah Monic. Mereka sangat takjub melihat rumah sahabat barunya itu, iya tidak menyangka kalau Monic ternyata adalah anak dari keluarga berada.

" Ayo masuk Reka." ucapnya dengan tersenyum.

" Eh rupanya non udah pulang, ini pasti teman baru non di kampus ya?" tanya pembantu itu.

" Iya benar bi, ini teman baru aku namanya Reka. Oh iya bi, tolong bawain makanan dan minuman ke kamar ya." ucapnya dan sang pembantu itu pun mengangguk mengikuti perintah Nona nya.

Monic dan juga Rika langsung pergi menuju kamar melihat Monic, mereka sangat suka melihat dekorasi di kamar Manic. Ia menyukai dekorasi yang terbilang simple, tetapi memiliki arti tersendiri. Ia merasa nyaman saat berada di tempat itu, jauh berbeda saat ia berada di kamar teman-temannya yang lainnya.

" Kamarmu sangat indah ya, aku sangat menyukai dekorasi yang ada di kamarmu ini." ucap Reka.

" Syukurlah kalau kamu menyukai dekorasi di kamarku ini, sebenarnya aku sendiri yang mendekorasinya. Aku merasa warna ini lebih pas untukku, walaupun awalnya kedua orang tuaku tidak menyukainya." ucapnya yang mengingat pertengkarannya dengan kedua orang tuanya di awal mendekorasi kamarnya.

" Mengapa kau bisa suka dengan dekorasi seperti ini?" tanya Reka yang penasaran.

" Aku juga tidak mengetahuinya, aku merasa nyaman saja dengan warna itu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mendekorasi kamarku dengan warna itu, ya memang pada awalnya ketika baru mendekorasinya. Jujur saja aku merasa menyesal sih, karena kamarku tampak seperti berbeda. Tetapi lama-kelamaan aku merasa nyaman, dan bila aku bersedih kamar ini membuatku menjadi semakin tenang." jelasnya.

" Yang kau katakan memang benar, rasanya semua beban langsung hilang ketika memasuki kamar ini. Mungkin Ini semua adalah pengaruh dari warna yang digunakan oleh dekorasi kamar ini, hawanya menjadi nyaman." ucapnya yang merasakan kenyamanan.

Keduanya terus saja mengobrol, hingga kini Bibi pun datang membawakan makanan dan juga minuman. Bibi pun merasa senang melihat kebahagiaan dari nona mudanya itu, karena ia masih ingat kalau Nona mudanya adalah orang yang sangat sulit untuk bergaul. Dan ini adalah kali pertamanya membawa teman ke rumah, yang pada awalnya membuatnya dan juga para pelayan yang lain sangat kaget.

" Ini makanan dan minumannya non, kalau begitu Bibi permisi dulu ya non." ucapnya yang mengatakan nampan berisi minuman dan makanan kemudian segera kembali ke dapur.

Keduanya kini melanjutkan obrolan mereka, mereka mengobrol sambil menyemil makanan yang sudah dibawakan oleh sang pembantu. Mereka terus saja mengobrol, hingga tanpa terasa kini waktu sudah mulai petang. Mereka yang baru tersadar akan hal itu, ya pun segera memutuskan untuk pulang.

Karena ia yakin, kalau sang kakak pasti sudah marah. Sebab ia lupa untuk mengabari sang kakak, dan pastinya ia akan mendapatkan amukan. Bukan hanya dari kakaknya aja, tetapi juga kedua orang tuanya.

Reka pun segera pergi meninggalkan rumah Monic, ia pun pulang dengan suasana hati yang tegang. Karena ia takut mendapatkan amukan dari keluarganya, kini akhirnya ia pun sudah sampai di depan rumahnya. Dan benar saja, sesuai dengan perkiraannya kini sang kakak sudah menunggu di depan rumah.

Pemuda itu memandang tajam ke arah Reka, dan kini membuat Reka menjadi takut. Ia sangat takut menghadapi kemarahan sang kakak, dan akhirnya ia pun menundukkan kepalanya. Karena takut dengan sang kakak.

1
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
aca
jangan bkin balikan kasih jodoh lain pliss
aca
emank. geby ma niko egois alasan ortu halah alasan aja kaum munafik
aca
jangan ampe. balikan masak dpat bekasi kayak niko. malesss laki. plin plan
aca
psangan egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!