NovelToon NovelToon
Kegilaan Hot Daddy

Kegilaan Hot Daddy

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Romansa
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Sheninna Shen

Notes : Bukan untuk bocil.

"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."

Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.

Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.

Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?

Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memperlakukannya ... Seperti Anak Sendiri?

..."Ciara tinggal di rumahku aja. Ada banyak kamar kosong yang nggak ke pake. Aku akan memperlakukan mereka seperti anakku sendiri." - Abercio Sanchez...

Flashback On.

"Mas! Siapa wanita itu?!" Lucy menatap suaminya dengan mata yang berkaca-kaca menahan sebak di dada.

Hati wanita beranak dua itu begitu hancur berkeping-keping saat melihat suaminya bercumbu mesra dengan pakaian yang berantakan saat ia dengan sengaja datang ke kantor suaminya. Niat hati, ingin memberikan bekal makan siang. Tapi ... suaminya telah diberi makan daging mentah dulu oleh sosok wanita asing yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Kamu kenapa sih?! Aku tuh stress di rumah ini! Apa salahnya sesekali aku cari hiburan di luar sana?!" Markus mengatakan hal tersebut dengan suara yang lantang.

Pria paruh baya itu melonggarkan dasi di lehernya tanpa sedikitpun merasa bersalah. Ia malah melepaskan jasnya dan membuangnya ke sembarangan arah.

"Mas! Anak kita udah dua! Kenapa Mas setega itu sama aku? Apa kurangku selama ini, Mas?" tanya Lucy sambil terisak. Airmata mulai membasahi pipinya.

Markus memutar bola matanya dengan malas sambil menghela nafas kasar. Ia berjalan mendekat ke arah Lucy yang sedang menyisir rambut di depan meja rias.

"Diri!" perintah Markus dengan lantang.

Lucy berdiri sambil menoleh ke arah Markus membelakangi meja rias.

"Liat ke cermin!" ucap Markus sambil memutarkan tubuh istrinya dengan paksa.

Lucy menatap pantulan tubuhnya di cermin dengan penuh tanda tanya.

"Nih!" Markus menoyor kepala Lucy, "rambut yang nggak terurus, wajah yang nggak dandan, dada yang kendor ... argh!!! Gimana bisa aku nggak nyari hiburan di luar sana?!"

"Setiap kali aku mengajakmu berhubungan, kamu selalu saja bilang ... urus Ciara lah, masak lah, rumah masih berantakan lah! Kadang aku sampai ketiduran menunggumu di kamar! Memangnya semua itu nggak bisa dikerjakan saat aku kerja?!"

Tangis Lucy semakin membuncah. Hatinya begitu pilu saat mendapatkan penghinaan dan dipojokkan dengan sebegitu menyakitkan oleh suaminya sendiri.

"Mas, aku harus mengajari Darren membuat tugas dan ada banyak hal yang harus ku urus untuk rumah. Lagipula, untuk berhias diri, Mas selalu ngasih uang yang kurang unt-"

"Heiii!!!" Markus menjambak rambut istrinya. "Kurang?!!! Kau bilang kurang?!!!"

Markus mencekik leher istrinya dengan mata yang melotot. Rahangnya mengeras dan pembuluh darah muncul dipermukaan kulit pria itu.

"Uhuk ... uhukkk .... Mas, biaya sekolah Darren aja setengah dari uang bulanan yang Mas kasih. Darren inginku sekolahkan di sekolah negeri, tapi Mas nggak mengijinkan dengan dalih gengsi. Sedangkan, aku-"

Plakkk!!!

"Membantah kau ya?!"

Markus menampar istrinya. Lalu ia mendorong Lucy ke lantai dengan kuat. Kemudian, ia melepaskan tali pinggangnya dan mencambuk tubuh Lucy tanpa ampun.

"Ughhh!" Lucy menggigit bibirnya menahan tangis dan rasa sakit. Ingin sekali ia berteriak karena kesakitan, tapi ia tak ingin Ciara yang masih kecil mendengarkan kekerasan yang ia terima saat itu. Bisa saja, gadis kecilnya itu ikut disiksa seperti biasanya.

"M-Mas ..." Lucy memegang kaki Markus dengan tubuh yang kesakitan dan berdarah-darah akibat cambukan tali pinggang. "U-udah ... s-sakit."

"Sakit?! Hatiku lebih sakit saat pulang tak mendapatkan ketenangan!"

Markus mengangkat ikat pinggang yang ada di tangannya ke udara. Ia bersiap-siap ingin mengayunkan ikat pinggang itu ke tubuh istrinya lagi. Dan ....

Prakkk!!!

"Arghhh!!!" Ciara berteriak kesakitan.

Gadis kecil yang saat itu berusia lima tahun, entah sejak kapan datang memeluk tubuh ibunya. Ia memilih menerima cambukan tersebut agar ibunya tak tersakiti lebih banyak lagi.

“Daddy ... jangan pukul Mommy. Hikss... hikss... Daddy boleh pukul Ciara aja kayak yang biasa Daddy lakuin ke Ciara," isak gadis kecil tersebut sesenggukan.

"J-jangan, Mas," Lucy memelas tak berdaya. "Dia anak kita. Dia masih kecil, Mas."

"Arghhh!!!" teriak Ciara dengan sangat pilu.

Markus tak mengindahkan ucapan Lucy. Ia benar-benar membantai punggung Ciara menggunakan ikat pinggang di tangannya sampai ia merasa puas meluapkan emosi iblis tersebut.

"Hiks... hikss..." Ciara tak henti-hentinya menangis sambil memeluk Lucy.

Saat itu, Markus berlalu pergi meninggalkan Ciara dan Lucy berduaan. Ciara menangis terisak-isak dengan tangan mungilnya yang tak kunjung ia lepaskan dari memeluk tubuh Lucy.

"Mommy, punggung Ciara sakit, Mom. Hiks... hikss..." isak Ciara pilu sambil perlahan tangan mungilnya mulai lemas dan tak kuat lagi memeluk tubuh Lucy.

"Apa ... apa darahnya lebih banyak dari yang kemaren, Mommy? Hiks... hiks... aku takut darah."

Flashback Off.

...❣️❣️❣️...

"Haaa..." Abercio menghela nafasnya sambil bersandar ke sofa saat mendengarkan cerita singkat dari Lucy.

"Maaf, saya nggak bermaksud berkeluh kesah, tapi karna Pak Abercio menanyakannya tadi, makanya saya jelaskan sedikit banyaknya yang Bapak mau tau." Ucap Lucy takut-takut.

"Kenapa kamu nggak cerai aja sih sejak dulu?" geram Abercio dengan tatapan tajam ke arah Lucy.

"Saya pikir ... dia bisa berubah," jawab Lucy penuh penyesalan sambil wajahnya tertunduk.

"Tapi, Pak. Apa Bapak yakin nikah kontrak dengan saya yang udah tua ini? Soalnya, di luar sana ada banyak perempuan muda yang cantik yang antri buat nikah sungguhan dengan Bapak," Lucy mengangkat wajahnya. Ia menatap Abercio dengan gusar.

"Yang penting ini hanya nikah kontrak. Kamu membutuhkanku dan aku membutuhkanmu. Sebatas transaksi yang memiliki keuntungan," ucap Abercio tenang sambil menyeruput kopinya.

"Baik. Terima kasih karna memilih saya, Pak. Saya mau membahagiakan anak saya dengan baik. Terlebih lagi Ciara. Penderitaannya membuat saya merasa bersalah jadi seorang ibu," ucap Lucy sungguh-sungguh.

"Terus, kalau nanti kamu berobat ke US, Ciara dan Darren tinggal sama siapa?" tanya Abercio penasaran.

"Darren mau kos sendiri, mungkin Ciara juga gitu. Mereka anak yang mandiri-"

"Kamu nggak khawatir biarin anak perempuan tinggal sendiri? Apalagi anak yang sedang di usia puber itu?" tanya Abercio sengit. "Aku begini karna dia juga akan menjadi anakku walaupun pernikahan ini hanya sebatas kontrak."

"Yang tau nikah ini kontrak hanya aku, kamu dan sekretarisku. Sedangkan yang lain? Mereka tahunya ini sungguhan. Jadi aku nggak mau jatuh hanya karna sebuah batu kerikil yang kecil."

Lucy terdiam. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Ia tertunduk dan tak henti-hentinya menghela nafas panjang. Apa ia menitipkan ke keluarga yang lain? Mungkin ... Ciara mau?

"Pak-"

"Ciara tinggal di rumahku aja. Ada banyak kamar kosong yang nggak ke pake. Darren juga, tinggal di sana kalau dia mau. Aku akan memperlakukan mereka seperti anakku sendiri," potong Abercio tak membiarkan Lucy meneruskan ucapannya.

"Lagian, dengan adanya anak-anak di rumah, si pengganggu itu nggak akan datang lagi membuat keributan di rumahku," imbuh Abercio.

"Tapi, Pak. Ciara itu sedikit manja. Dia nggak kayak anak perempuan yang seusianya. Saya terlalu memanjakannya karna dia memiliki banyak luka di masa lalu," Lucy merasa khawatir jika ia harus membebani Abercio.

"Dia bisa makan dan minum sendiri?" tanya Abercio tiba-tiba.

"Bisa, Pak."

"Jalan sendiri? Tidur sendiri? Mandi sendiri?"

"Bisa, Pak."

"Ya udah. Berarti dia nggak akan merepotkan. Aku akan merekrut tukang masak biar makanan mereka terjaga setiap harinya."

"Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak. Saya beruntung bisa bertemu, Bapak." Ucap Lucy sambil tersenyum lega. Akhirnya ia tak perlu lagi mengkhawatirkan anaknya itu.

"Hari ini kamu mulai pindahin aja barang-barangmu dan anak-anakmu ke rumahku. Surat nikah kita udah jadi," ucap Abercio sesaat setelah menilik benda pipih yang baru saja bergetar karena ada notifikasi masuk.

...❣️❣️❣️...

...BERSAMBUNG......

...❣️❣️❣️❣️❣️...

1
Nana Colen
ternyata ciara pintar yaaaaa
Nana Colen
hahaha mamam tah senjata makan tuan 🤣🤣🤣
Kiki Tedjakusuma
huh lecet dah tuh ..itu mu kena senam lima jari teroos..emang enak/Grin//Grin/
Cobain_kuy✌️
Luar biasa
Cobain_kuy✌️
Lumayan
Deistya Nur
semangat terus ka
Fitrianinaim_queen03
butuh Aqua /Gosh//Gosh/
Fitrianinaim_queen03
kriik kriik kriik /Joyful//Joyful/
Fitrianinaim_queen03
tegang Thor /Hammer//Hammer/
Naja Naja nurdin
kayaknya orang suruhan Megan
Thywi Puspitasari
Luar biasa
Tasnim thufaila Qotrunnada
sudah kuduga..!!???😏
Nahdiyatun
Luar biasa
bee
udah lah gue yang capek liat lu nangis trus ra😂
bee
kek udah capeeek bnget gue liat klaku abercio/Speechless/
bee
Kecewa
bee
Buruk
bee
si bjir ternyata modus/Sweat/
Sandisalbiah
ehois sih..
Sandisalbiah
Abrecio mengatakan papa nya jahat krn ninggakin mama nya dan tdk oercaya sgn pernikahan TAPI dia melakukan hal yg sama dgn papanya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!