Kegilaan Hot Daddy
..."Panggil aku Daddy, Gadis Manis." - Abercio Sanchez...
"Dia akan menjadi ayah sambung kalian."
Lucy mengatakan hal tersebut sambil memaksakan senyumnya di depan Ciara dan Darren.
Di sebuah restoran mewah yang bernuansa romantis tersebut, Lucy memperkenalkan sosok pria yang akan menjadi suaminya kelak.
"Mom! This is crazy!" seru Darren tak setuju.
Anak laki-laki Lucy yang berusia dua puluh dua tahun itu menepuk meja sembari berdiri dari duduknya. Tanpa sadar, Darren menggigit bibir bawahnya menahan amarah.
"Aku malu punya ayah yang usianya jauh lebih muda dari Mommy!" sambung Darren sambil mengepalkan kedua tangannya di atas meja.
"Darren, tenanglah. Semua orang melihat kita," Lucy menatap sekeliling. Ia merasa malu saat seluruh mata tamu tersebut tertuju pada meja yang sedang mereka tempati. "Malu diliatin orang, Dar."
"Ck! Aku pikir Mommy udah nggak punya malu, makanya nikah sama pria ini," tunjuk Darren ke arah pria yang sedang duduk di samping Lucy.
Meskipun keadaan sedang tak baik-baik saja, pria yang sedang duduk di samping Lucy itu ... tak terusik sedikitpun. Dengan tenang, ia memotong daging steak yang ada di piringnya sembari menyeringai tipis.
Darren melihat seringai tipis yang pria itu munculkan di wajahnya. Hal tersebut membuat emosi Darren semakin membuncah. “Bajingan!”
"Darren!" Lucy mempelototi anak laki-lakinya sambil kedua tangannya mencengkeram dengan kuat garpu dan pisau yang ada di tangannya.
"Haaa ... sejak kapan Mommy berani meninggikan suara kepadaku? Semua ini karena dia!" Darren kembali menunjuk calon ayah sambungnya itu dengan tatapan yang bengis dan benci.
Tak lama kemudian ....
Byurr!!!
"Dasar pria sialan!" umpat Darren sambil menyiramkan air putih yang ada di gelasnya ke wajah pria itu. “Aku tak tau apa niatmu, tapi aku tau kau bukan orang yang baik!”
Setelah meluapkan amarahnya, Darren bergegas meninggalkan meja makan tersebut. Lalu ia keluar dari restoran mewah itu tanpa sepatah katapun.
"M-maaf," ucap Lucy terbata-bata sambil mengambil tisu dan mengelap air yang membasahi wajah serta sebagian tubuh Abercio.
Abercio hanya menghela nafas pelan. Ia memberikan isyarat tangan kepada Lucy untuk berhenti menyentuhnya. "Aku bisa membersihkan diriku sendiri."
"Kejarlah dia. Anak seusia itu memang sedang labil," ucap Abercio sambil mengeringkan wajahnya yang basah menggunakan tisu yang baru saja ia ambil dari atas meja.
"Terima kasih. Sa-saya titip Ciara, ya?" tutur Lucy sambil bangkit dari duduknya. Kemudian ia meraih tas selempang berwarna salem yang ia bawa tadi. Lalu ia bergegas menuju keluar restoran mengejar Darren tanpa berkata sepatah katapun ke Ciara.
Ciara. Gadis cantik yang saat itu berusia delapan belas tahun ... entah kenapa ia masih terlihat tenang setelah kerusuhan yang baru saja terjadi.
"Ciara ..." gumam Abercio pelan untuk mengulang nama gadis manis yang ada di depannya. Ia mencoba mengingat nama gadis yang sempat disebut oleh Lucy tadi sambil melonggarkan dasinya. Matanya menatap ke arah tangan Ciara yang sedari tadi sibuk memotong steak tanpa terusik.
"Iya, Om?" sahut Ciara. Pikirnya, saat itu Abercio sedang memanggilnya. Ciara mengangkat wajahnya menatap Abercio dengan wajah yang ... biasa-biasa saja. Seolah-olah tak ada hal buruk yang terjadi di depannya.
"Ck! Ekspresi apa itu?" pikir Abercio dalam hati. Ia menghela nafasnya sambil memijat pelipisnya yang tak sakit.
"Kenapa diam saja? Nggak memberontak seperti kakakmu tadi?" tanya Abercio penasaran. Mata elang berwarna hazel milik Abercio tertuju ke arah Ciara.
Ciara tak peduli. Ia kembali fokus memotong steak yang ada di depannya. Wajahnya yang sempat terangkat, kini kembali tertunduk menatap daging steak yang sedang ia potong.
"Oh ... jadi, kamu juga nggak suka sa-"
"Ciara cuma mau Mommy bahagia," potong Ciara polos.
Abercio mendadak terkejut mendengarkan ucapan Ciara. Wajahnya yang sempat menegang sesaat karena terkejut, berangsur tenang dan mendadak iba melihat gadis polos di depan matanya saat ini.
"Bahagia?! Ck! Dasar gadis polos! Mommy-mu itu menikahiku karena terpaksa!" rutuk Abercio di dalam hati.
"Jadi ... kamu setuju jika aku menjadi ayah sambungmu?" tanya Abercio memastikan. Ia menatap gadis itu dengan lekat sambil menunggu jawaban apa lagi yang akan keluar dari mulut gadis itu.
"Ya. Kalau itu udah keputusan Mommy, Ciara bakalan setuju," jawab Ciara sambil menyuapi daging steak tadi ke mulutnya.
"Haaaa ..." lagi-lagi Abercio menghela nafasnya.
Bagaimana bisa gadis itu menerima kehadiran orang baru untuk menggantikan posisi penting di keluarganya sendiri? Bahkan, dulu saat ayahnya memutuskan untuk menikahi wanita lain menggantikan ibunya, sikap Abercio benar-benar mirip seperti yang dilakukan oleh Darren tadi.
"Ya. Seharusnya respon normal memang seperti itu," ucap Abercio pelan saat memikirkan tindakan Darren tadi.
"Jadi ... Ciara udah jadi anak yang baik 'kan, Om? Ngijinin Mommy nikah lagi? Biar Mommy bisa bahagia? Biar Ciara nggak dibuli-"
Ciara langsung mengigit bibir bawah dan atasnya ke dalam. Ia tersentak sendiri dengan tingkah dan ucapan yang baru saja ia lontarkan tadi. Bagaimana bisa ia begitu santai menyampaikan semua yang ada dipikirannya sejak tadi?!
"Aduhhh, Ciara kok kayak gini, sih," umpat Ciara kesal dalam hati sambil wajahnya tertunduk.
Di saat yang sama, saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ciara barusan, seketika hati Abercio mendadak hangat dan iba.
"Dibuli, ya? Memangnya, zaman sekarang masih ada penindasan seperti itu? Tapi ... kenapa dia dibuli?" pikir Abercio dalam hati.
"Om, jangan bilang Mommy ya," Ciara menangkupkan kedua tangannya ke dada sambil memelas ke arah Abercio. Kelopak matanya mengibas-ngibas dengan sangat menggemaskan, meskipun sedang memelas.
Abercio mengangguk pelan mengiyakan permintaan gadis kecil yang ada di depannya. Yah ... meskipun ia tak berniat mengatakan hal tersebut kepada Lucy. Toh, ia juga tak tertarik dengan urusan orang lain.
"Tapi ada satu syarat," ucap Abercio sambil melipat kedua tangannya ke atas meja. Lalu tubuhnya menempel ke sisi meja seperti sedang ingin mendekat ke arah Ciara. Hanya saja, meja menjadi penghalang.
Ciara menatap Abercio dengan kedua matanya yang bersinar namun terlihat takut dan khawatir. Semua perasaan bercampur aduk saat ia menunggu syarat yang akan diberikan oleh calon ayah sambungnya itu.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis," ucap Abercio pelan sambil menyeringai. Ada niat buruk yang sedang ia rencanakan di balik wajah tampannya yang dingin itu.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG......
...❣️❣️❣️❣️❣️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
AMBERCIO CIARA
2024-11-05
0
Mimik Pribadi
Jngn smpe ceritanya nikahin Ema nya Free anak gadisnya 😬😬😬😬
2024-01-03
0
Triya Abdullah
18 tahun koq kecil. saya jadi nganggap nya ciara umur 5tahun
2023-10-25
0