"Aku tidak pernah mencintaimu, bahkan Aku tidak pernah menginginkan dirimu. Kau adalah gadis desa, gadis desa yang tidak pernah mengerti Bagaimana kehidupan orang kota!" seru Guntur.
"Tapi tidak harus seperti ini, Mas. aku bisa belajar beradaptasi, bahkan aku bisa belajar untuk menerima segala kekurangan dan kelebihanmu Mas!" seru Rima.
"Aku tidak pernah memiliki kekurangan. dan jangan main-main kau mengatakan mengenai kekurangan ku!" seru Guntur.
Hik..
Hik..
"Tapi, mas. apa kesalahanku hingga kau langsung menceraikan aku. Baru tadi pagi kita menikah!" seru Rima yang menangis tersedu-sedu.
Bagaimana kehidupan Rima yang akan terjadi selanjutnya pernikahan yang seumur jagung kemudian tiba-tiba dia harus menjadi janda akankah Rima bertemu dengan pria yang lebih baik.
**Revisi dari novelku mengejar cinta sang mantan yang tidak berlanjut**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.4
Gelapnya malam ini terasa membuat hati Sahara juga ikut menggelap, memberikan semua dedikasinya untuk pria dingin dan tak berperasaan.
Angin malam mulai menerpa wajah wanita cantik yang sudah menikah dua kali namun tidak pernah di akui, apakah itu cobaan atau garis takdir yang di miliki oleh Sahara.
CEKLEK..
seorang bocah kecil berbaju coklat memasuki kamar Sahara.
"Mami." panggil Ronald yang terlihat menatap maminya yang sedang berdiri di depan pintu balkon.
"Ada apa, sayang?" tanya Sahara.
"Mami, aku mau tidur di sini sama mami ya." rengek Ronald yang terlihat memeluk Sahara yang sedang melamunkan sesuatu.
"Iya kamu tidur saja sama mami Di sini, nanti kalau pagi mami bangunkan." jawab Sahara dengan lembut. wanita itu memainkan rambut Ronald dengan jari jemarinya, Sahara terlanjur begitu sayang kepada bocah kecil yang begitu manja kepadanya.
Sahara sudah merawat Ronald 4 tahun lamanya, pertemuan mereka ketika Ronaldo masih bayi. cinta langsung nampak di mata Sahara ketika melihat bayi kecil yang terus menangis.
"Apa yang terjadi kepadaku, jika suatu saat nanti pria itu mengusirku dan menjauhkan bocah malam ini. apakah aku sanggup, dia adalah bagian dari diriku. dia adalah satu-satunya orang yang mau menerimaku." guman Sahara sembari menatap Ronald. tatapan mata yang benar-benar begitu mengharapkan cinta dari seseorang, Sahara hanya mampu menunduk lesu dengan semua kenyataan yang memang selama ini dia rasakan, sebuah perasaan rindu yang hanya sebatas mimpi belaka.
TOK...
TOK...
pintu kamar Sahara diketok oleh seseorang, wanita itu nampak berdiri dari ranjangnya untuk melihat siapa menemuinya.
CEKLEK...
ketika Pintu itu terbuka nampaklah sosok seorang pria yang benar-benar begitu menyebalkan seorang pria yang tidak pernah menganggap Sahara sama sekali.
"Tuan, ada apa?" tanya Sahara kepada Javier yang sudah ada di depan kamarnya.
"Jangan meminta Putraku untuk tidur bersamamu, aku yakin kamu menggunakan cara ini agar dia bergantung padamu kan? dengan begitu kamu tidak akan meninggalkan tempatku yang mewah ini." Javier yang menghina Sahara dengan kata-kata yang begitu tajam.
"Tadi dia tidak bisa tidur, karena itu dia ke kamarku untuk meminta tidur sama aku." jawab Sahara.
"Jangan mencari alasan, Lebih baik kamu bawa Putraku ke kamarnya jangan sekali-kali membawanya ke kamarmu, Aku tidak suka." selalu saja Javier memiliki pemikiran yang begitu hina kepada Sahara. selalu saja pria itu mengatakan kata-kata yang begitu pedas.
Sahara hanya mampu diam dengan semua kenyataan yang selalu pahit, ingin pergi pun wanita itu tidak bisa karena Javier mengancam akan memasukkan Sahara ke penjara jika tiba-tiba dia melarikan diri. Sahara bisa pergi dari tempat Javier jika Ronald sudah tidak membutuhkannya, itu artinya habis manis sepah dibuang.
"Kenapa aku harus melakukannya, kenapa aku harus merasakan kepedihan seperti ini terus-menerus. pria ini selalu saja menghinaku pria ini selalu saja menyakitiku." guman Sahara dalam hati yang kemudian lebih memilih untuk diam dan menggendong Ronald kembali ke kamarnya.
Javier terus menetap Sahara yang membawa putranya ke kamarnya, setelah memasukkan ke dalam kamar terlihat Sahara menatap Javier yang masih ada di depan kamarnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Sahara dengan kata-kata yang selalu lembut kepada pria yang sudah membelinya namun Sahara pernah menolong nyawanya.
"Camkan kata-kataku dengan baik, aku tidak ingin Putraku terus bergantung padamu. dia harus segera menjadi mandiri karena aku sudah tidak ingin melihat dirimu berada di tempatku." ucap Javier yang kemudian meninggalkan kamar Sahara.
DEG...
Hanya air mata yang tertahan di kedua bola mata Sahara, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. wanita itu terus saja menahan sesak di dadanya, semua yang dilakukan oleh Javier terasa racun yang selalu dimakan oleh Sahara. terlihat wanita itu menutup pintu kamarnya. Dia berjalan Baru beberapa langkah namun terasa kedua kakinya begitu lemas. Entahlah apa yang Sahara rasakan, dia semakin hari semakin menderita dengan semua yang dilakukan oleh Javier.
"Oh Tuhan, haruskah aku seperti ini. apakah aku tidak boleh bahagia, kenapa cerita cintaku tidak pernah berujung dengan sambutan. aku sudah menikah dua kali namun tidak pernah sekalipun aku mendapatkan kebahagiaan, cerita cintaku bagaikan sebuah kebohongan yang selalu bersamaku." ucap Sahara sambil menangis. dia terus saja merasakan derita dan penderitaan, bibirnya bisa tertawa namun hatinya selalu saja menangisi semua penderitaan. semilir angin malam itu serasa membelai wajah Sahara, wanita itu terduduk di balkon kamarnya. terpaan angin yang dingin terasa tidak dirasakan oleh Sahara, panasnya hati bagai meleburkan dinginnya malam.
KEESOKAN HARI
"Selamat pagi, Mami!!" teriak Ronald dengan penuh semangat. bocah kecil itu langsung berlari menghampiri Sahara yang sedang memasak di dapur. "Mami masak apa?" sambung Ronal.
"Mami sedang masak masakan Indonesia, Sayang. memangnya kenapa?" tanya Sahara dengan lembut sembari membelai pipi gembul Ronald.
"Mami, buatkan aku sandwich sama susu." pinta Ronald.
"Siap bos, Mami bakal siapkan makanan untuk kamu tapi jangan makan saus banyak-banyak ya, karena kemarin kan Dokter bilang kalau kamu tidak mau boleh makan itu." Sahara yang memberikan peringatan kepada Ronald.
"Iya Mami, Tenang Ronald tidak akan makan. lagi pula Mami nanti buatin Ronald salad buah ya mam?" pinta Ronald.
"Siap, nanti Mami buatkan salad buah untukmu, salahnya mau dikasih apa aja?" tanya Sahara yang mempersiapkan makanan yang diminta oleh bocah kecil tersebut.
"Diisi sayuran sama telur sama kornet, Mami." jawab Ronald.
"Ya sudah kalau begitu, Kamu duduk manis minum susunya dahulu. Mami buatkan sandwich sama salad." setelah mengatakan hal itu akhirnya Sahara membuatkan makanan untuk Ronaldo. dia selalu memprioritaskan Ronald terlebih dahulu, Sahara digaji sesuai pekerjaannya dia menjadi wanita yang memang dianggap spesial oleh para pelayan namun sayangnya Javier tidak pernah menganggap Sahara sebagai wanita spesial di hatinya.
Sekitar 10 menit kemudian pelayan kepercayaan Javier sudah membawa pria itu turun dari lantai 2, tatapan matanya menatap Ronald yang sedang makan bersama dengan Sahara.
"Oh ya, nanti Ronal di jemput sama Om Harold ya." ucap Javier.
"Kenapa harus dijemput sama paman Harold, Papa. biasanya kan yang menjemput itu mami." Ronald yang sedikit tidak suka jika dia dijemput orang lain selain Sahara.
"Nanti Mamimu ada urusan, Jadi kamu jangan selalu menentang papa. jadilah anak menurut jangan dikit-dikit mamimu jangan dikit-dikit mamimu. Apa kamu mau sampai dewasa kamu akan bergantung sama mamimu, belum tentu mamimu akan terus di sini kan. kamu harus ingat itu." Javier yang mempertegas kata-katanya. seolah kata-kata itu sudah menunjukkan kalau pria itu akan bersiap-siap mengusir Sahara.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- my little wife
- Isteri kesayangan tuan besar
- ku balas pengkhianatan mu
- I love you uncle Bastian
-Terlempar ke dimensi kerajaan
-Isteri simpanan bos kejam
