NovelToon NovelToon
Stuck With Mr Bryan?

Stuck With Mr Bryan?

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: irra

Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys

Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!


Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi


Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan


Baca selanjutnya ➡️


Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu terlihat berbeda

-

-

Jiana memekik kaget saat kedua tangan kekar tiba-tiba melingkar diperutnya serta aroma alkohol begitu menguar di indra penciuman Jiana. Jiana mencoba meronta sekuat tenaga, ia belum tahu tangan siapa yang memeluknya ini

" Lepaskan aku." teriak Jiana kencang apalagi saat benda kenyal dan lembut itu mendarat dilehernya

Jiana tersungkur pada sofa hingga kacamata tebalnya jatuh kelantai saat kedua tangan itu mendorong tubuhnya. Ia berbalik dan benar-benar terkejut dengan pemilik kedua tangan yang memeluknya itu

" Pa .. k Bryan. " gumam Jiana terbata

Bryan hanya tertawa, tawa yang terdengar menakutkan dengan kedua mata memerah. Sepertinya pria itu mabuk hingga tak mengenali Jiana

" Tidak jangan." teriak Jiana meronta tatkala Bryan membopong tubuhnya

" Lepaskan aku." teriak Jiana memukuli dada Bryan

" Lapaskan aku kumohon." teriak Jiana

Ia mulai menangis saat Bryan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Jiana semakin ketakutan menyusutkan dirinya pada sisi ranjang, tubuhnya pun bergetar apalagi saat Bryan melepaskan pakaiannya satu persatu, spontan Jiana menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya

" Hey, kenapa kau malu-malu seperti ini." ucap Bryan parau

" Tidak! jangan kumohon." teriaknya kencang, tubuhnya terasa melunak saking ketakutan pada Bryan

" Ayolah puaskan aku. Itu pekerjaanmu." ucap Bryan dengan seringai, ia tarik kedua kaki itu mendekat dan mengukung tubuh Jiana. Sementara Jiana terus meronta, ia pukul ia cakar punggung dan pundak Bryan

" Lepaskan aku. "

" Diam." bentak Bryan menggelegar

" jangan .. kumohon jangan. "

" Jangan .. " teriak Jiana

Ia bangun dan membuka matanya. Nafasnya tersengal seperti habis lari maraton serta keringat mengucur di pelipis dan seluruh tubuhnya. Jiana menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, ia menangis tersedu membuat seseorang yang menunggunya di sofa terbangun

" Jiana. " suara itu terdengar lembut ditelinganya

" Jiana. " kini usapan dipundak Jiana yang terasa lembut

Jiana segera menurunkan telapak tangannya, ia menatap sendu pria di hadapannya

" Pak Darwin."

" Ada apa? apa ada yang sakit?" tanya Darwin seraya akan mengusap keringat dipelipis Jiana namun Jiana malah menjauhkan kepalanya hingga jemari itu terapung diudara. Mimpi itu seolah menyadarkan Jiana yang sudah kotor tak pantas untuk Darwin

" Kenapa saya disini?"

" Kamu pingsan tadi dikantor. Dokter bilang kamu kelelahan."

Jiana menghela nafasnya berat, ia mengusap airmata dikedua pipinya

" Saya mau pulang pak."

" Kita pulang." saut Darwin memberikan senyumannya. Sejujurnya Darwin merasa iba pada Jiana, gadis itu selalu mendapat perlakuaan tak menyenangkan dari teman-teman sekantornya

" Apa yang terjadi?" tanya Darwin

Jiana hanya menggeleng pelan namun kedua mata itu terlihat ketakutan di kedua manik Darwin. Segera ia mengulurkan tangannya kembali untuk menyentuh Jiana, mengusap pipi itu lembut, kali ini Jiana tak menolaknya

" Katakan padaku? jangan menyembunyikan masalahmu."

Lagi Jiana hanya menggelengkan kepalanya, airmata merembes kembali dari pelupuk mata

" Hey .. " jemari Darwin naik ke atas mengusap cairan bening itu, entah kenapa ia merasa hatinya menjadi sedih melihat Jiana seperti ini, mungkin karena ia mulai tertarik pada gadis ini

" Saya mau pulang." saut Jiana terisak

" Baik, ayo kita pulang."

Darwin membantu Jiana turun dari ranjang, membawa barang-barangnya dan menggandeng gadis itu keluar dari ruang rawat. Setelah menyelesaikan administrasi, Darwin membawa Jiana masuk kedalam mobil, Jiana tak tahu itu adalah mobil Bryan. Jika tahu, Jiana tidak akan pernah mau

Tidak ada percakapan antara mereka. Hanya sesekali Darwin melirik Jiana begitupun Jiana melirik dan meneliti setiap sudut mobil itu, cukup mewah pikir Jiana

Jiana tersenyum kecut saat tak sengaja melihat bra merah pada kursi belakang. Ia jadi berpikir Darwin seperti Bryan, hanya saja mungkin pria itu tak menunjukan kebejatannya seperti Bryan. Kini Jiana semakin merasa tak pantas untuk Darwin, Darwin cukup tampan, tentu pasti akan ada saja wanita yang tertarik padanya. Bahkan berharap pun Jiana tak pantas, ia hanyalah batu krikil dijalanan yang selalu orang injak bahkan kini ia semakin kotor karena Bryan

Tiba didepan sebuah rumah kecil, Darwin menghentikan mobilnya. Ia buka sabuk pengaman dan menghadap Jiana

" Jiana, makan malam kita-"

" Maaf pak, hari ini saya benar-benar lelah." saut Jiana tanpa melirik sedikitpun

" Maksudku kita bisa menundanya besok lusa atau kapanpun ketika kamu tidak sibuk."

" Saya akan memikirkannya." saut Jiana lalu ia membuka pintu, ia hendak keluar namun Darwin menahan lengannya

" Jiana, apakah sesuatu terjadi?" tanya Darwin yang memang sangat penasaran

Jiana hanya bisa menggelengkan kepalanya, jika bicara rasanya pun percuma. Bryan adalah orang yang tidak bisa ia sentuh dan jika ia bilang? apakah Bryan akan bertanggung jawab? tentu tidak, baji*gan seperti itu mana mau bertanggung jawab atas perbuatannya yang ada ini hanya akan mempermalukan Jiana. Jiana yang kotor, Jiana yang sudah tidak suci lagi! pikir Jiana

" Jiana. " panggil Darwin semakin menarik Jiana mendekat, ia tangkup wajah itu dengan satu tangannya

" Kamu terlihat berbeda, katakan padaku?"

Jiana hanya membisu, menatap Darwin yang memelaskan wajahnya berharap Jiana membagi masalah dengannya

" Jiana, kamu tahu aku sangat mengagumimu. Kamu wanita yang berbeda, kamu sangat ceria meskipun semua orang menghinamu. Tapi hari ini kamu terlihat berbeda, aku sedih melihatmu Jiana." tutur Darwin membuat kedua mata itu kembali tergenangi airmata

" Kamu bisa berbagi padaku, aku akan mendengarkan semuanya." ujar Darwin lagi

Seketika Jiana menangis, ia menangis tersedu bahkan menjerit-jerit sambil merema* dadanya sendiri. Ia mengeluarkan semua kesedihannya dihadapan Darwin hingga pria itu menariknya kedalam pelukan, mengelus rambutnya dengan begitu lembut, mencoba menenangkan Jiana

Tatapan Darwin sendu, ia sungguh tidak tahu apa yang terjadi pada Jiana. Gadis itu tak mau bicara hanya terus menangis, tangisan itu menyayat hati Darwin. Darwin mengeratkan pelukannya, ia mencoba menghimpit jemari Jiana, bukan apa-apa tapi gadis itu terus menyakiti dirinya sendiri dengan terus mer*mas dadanya

Satu jam berlalu, Jiana mulai berhenti menangis. Gadis itu masih betah dalam pelukan Darwin yang mengobati rasa hausnya akan pelukan hangat dan kasih sayang karena selama ini Jiana hanya sendiri tanpa kasih sayang tanpa teman untuk berbagi. Ada Darwin kali ini ia merasa sedikit senang

Darwin mengurai pelukannya, ia menatap Jiana yang masih terisak. Entah kenapa ia merasa tergoda dengan bibir merekah milik Jiana. Ia menarik dagu Jiana menatap wajah sembab, ia buka kacamata tebal Jiana

Darwin terpaku, ternyata Jiana sangat cantik tanpa aksesoris itu. Darwin mengulurkan tangannya untuk mengusap kedua sudut mata Jiana yang masih meneteskan sisa-sisa airmata menggunakan ibu jarinya. Ia juga mengulurkan jemarinya merapihkan rambut Jiana, ia selipkan kebelakang telinga dan kembali jemari itu pada dagu Jiana, ia dekatkan wajah untuk meraih bibir ranum itu namun belum juga mendekat suara nada panggilan menghentikan niat Darwin karena entah kenapa tiba-tiba Jiana pun mendorongnya menjauh

" Maaf. " ucap Darwin

Ia meraih ponsel yang berada disaku celananya dan berdecak kesal saat pemanggil itu ternyata Bryan. Sang boss yang ternyata telah lebih dulu mencicipi bibir ranum Jiana

-

-

Bryan

1
WeDya
Luar biasa
Ajeng Diajeng
semoga Brian sadar atau malah tambah gila perangai nya 🤔
Wiwi Mulkay
ini gak ada lanjutannya
Yudhawanty Irna
up LG dongggg
Shiinta MahaRanii Miinoz
lamanya up lagi thorrrr
Erviana Anna
ceritax bagus,, tapi udah terhenti aja thor.. lama upx thor.
alhusna name
gooll jg ya...👏👏👏😍😍
Yuen
Author selalu menawan dalam karyanya
syafilqahyefiabirah
Luar biasa
Retno
Juno baru merasakan pertama kalinya surga dunia sebenarnya, biasanya kan cap 5 jari /Facepalm//Facepalm/...
Dad Bryan anakmu sudah gak gadis lagi loh....
HR_junior
Juno pasti mikir kalo seenak ini kenapa gak dr dulu ya dia bercinta ma Kya😁
Shiinta MahaRanii Miinoz
kok gak sepanas uncle nya thor😁
HR_junior
duh Juno ada istri cantik dll kok km bener2 terlalu ya
HR_junior
duh Juno baru di pegang di elus2 dah nyemburr aja ya
HR_junior
si Juno mng kudu di ancem di tegasi ya..
HR_junior
mending bikin si Juno cemburu Kya
HR_junior
moga aja si bryan tau klakuan Juno..bilng gak slingkuh tp malah perhatian ma perempuan lain..istri di biarin aja
HR_junior
mending Juno di tinggl aja lah Kya biar dia sadar
HR_junior
Juno bener2 jahat ni..KYa mending mundur aja deh cr laki2 lain
HR_junior
Juno jahat banget ya..jangn ada perselingkuhan Lo..klo ada duh Juno bis amati ditngan si Bryan..km bakalan nyesel Yo jun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!