TAHAP REVISI
ini adalah karya pertama jadi bahasa dan penulisan masih belum tertata, jgn lupa mampir ke My Beloved Lecturer, ini bahasanya insyaallah lebih rapi, meskipun gak 100%, dan alur cerita bakal berbeda dari novel perjodohan lain, insyaallah 👀💗
please? jangan plagiat woi, mikir nulis novel itu susah, gue sering ngikutin sosmed apa yng lagi trend buat nambah ide ke cerita gue, dan lo dengan entengnya ngambil beberapa adegan di novel gue tanpa izin.
punya otak gak sih? kalau gk bisa bikin novel gk ush dipaksain, daripada nyolong karya orang, sakit hati tau gak!.
mungkin tema cerita kita sama tapi gue punya ciri khas sendiri yang gue bangun sesuai imajinasi gue. gue udh berusaha supaya cerita ini berbeda dari yang lainnya.
deskripsi :
Dijodohin malah jadi bucin?!
Gadis bawel dan super ribet seperti Aira dijodohkan dengan seorang Pria yang lebih tua darinya, Pria dingin yang membuatnya stress karena sikap dinginnya.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pak dosen suamiku-30
"Ra..." panggil Alex sambil menepuk-nepuk bahu Aira yang terlelap.
"Aira bangun"
"Ehm.."
Matanya terbuka.
"Kamu gak pergi?"
"Kemana?"
Aira mengumpulkan seluruh nyawanya, begitu sadar ia terlonjak dari tidurnya.
"Jam! jam berapa ini?" hebohnya.
"Jam 4" ucap Alex.
Aira mengusap wajahnya.
"Haduh syukur...Bapak udah sholat?" tanya Aira, Alex menggeleng.
"Saya juga baru bangun"
Aira bangkit sambil mengikat rambutnya.
"Yaudah ayo sholat keburu habis waktunya"
Skip.
Aira berdiri didepan cermin memperhatikan tubuhnya yang mengenakan drees selutut. ini pakaian yang ia beli sebelum menikah, Aira masih banyak koleksi baju baru dilemari lamanya, tapi ia hanya membawa beberapa saat menikah.
"Cantiknya aku" pujinya.
Cklek..
Alex membuka pintu mendapati istrinya tengah bersolek didepan cermin, diperhatikannya dari atas sampai bawah.
"Kamu pakai ini?" tanya Alex.
Aira menganguk.
"Ini kependekan, ganti" ucapnya.
"Gak mau, ini kan tangannya udah panjang" protes Aira.
"Tapi bagian bawahnya kurang bahan, pakai yang sopan, atau kamu tidak usah pergi"
Mau tidak mau Aira menurut sembari mengoceh kesal. Memang apa yang salah dengan pakaiannya,toh dia masih muda, pikirnya.
"Gak ada baju lainnn" ucap Aira.
"Itu kurang bahan Aira,seandainya kena angin, itu bakal terangkat, saya gak mau punya saya dilihat orang" ucap Alex santai.
'Otaknya mikir apaan sih..heran gue'
"Jangan aneh-aneh deh ngomongnya"
Aira mengambil satu dress panjang, dan jaket denim kekamar mandi, Alex tersenyum puas, Aira menuruti perkataannya.
"Ini udah jam tujuh lewat, masih lama?" tanya Alex.
Wanita itu keluar, Alex tidak paham apa yang membuat Aira mondar-mandir, kesana kemari tak karuan.
"Iya bentar, nanti saya jelek"
"Kamu bukan anak gadis lagi" ucap Alex.
"Apasih? orang masih gadis gini, maksud bapak apa? saya tua iya?"
Aira menatap kesal pria yang duduk disofa itu.
Alex menaiklan bahunya acuh. Akhirnya Aira selesai dengan riasannya, wanita itu kembali duduk sembari memainkan handphone.
"Kamu ini mau berangkat jam berapa?"
"Tunggu Mira"
Ddrrrrt...
Panjang umur, Baru saja dibicarakan sudah ada panggilan masuk dari Mira.
"Nahkan panjang umur.."
"Halo Mir?"
"Ra gawattt!"
"Kenapa?"
"Ini kak Gilan maksa mau jemput lo! mampus!"
"Ha? serius? gimana dong?"
Aira melirik Alex sebentar, ternyata pria itu memperhatikannya, ia memelankan suaranya lalu berpindah tempat.
'Jangan sampai pak Alex tau'
"Lo balik kerumah Mama lo dulu.."
"Capek"
"Ish..Nurut aja apa kata gue, cepetann"
"Yaudah deh"
Aira memijat pangkal hidungnya.
"Kenapa?" tanya Alex tiba-tiba membuat Aira kaget.
Aira menggeleng cepat.
'Dia denger gak, apa yang Mira bilang?'
"A-anu pak, saya berangkat dulu ya"
Aira mengambil tasnya, mencium tangan Alex lalu pergi. Aira mengigit kukunya bingung, harap-harap tidak akan terjadi masalah apapun malam ini.
Segera ia pergi menuju rumah orang tuanya menggunakan taksi, tidak menemui orang tuanya, Aira hanya menumpang didepan pagar supaya Gilan tidak curiga.
...Miranjink🐶...
***Ra gimana? aman?.
^^^Udah, gue didepan rumah Mama, rada minggir dikit takut keliatan bibi.^^^
Oke gue sama kak Gilan lagi otw***.
Aira menghela nafas, mengusap dahinya yang berkeringat.
"YaAllah semoga pak Alex gak tau...Gue gak mau ribut" gumamnya.
Tak lama muncul mobil berwarna silver berhenti didepan Aira, sipemilik mobil menurunkan kaca jendela.
"Eh..Kak" ucap Aira tersenyum paksa.
"Ayo masuk Ra" ucap gilan.
Aira membuka pintu belakang, tentu saja duduk bersama sahabatnya Mira yang sudah lebih dulu disana.
"Ra, duduk depan aja gakpapa"
Aira menggeleng.
'Maaf suami saya lebih ganteng' batinnya.
"Gak usah kak, dibelakang aja"
Gilan mangut-mangut, mobilnya melaju dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan mereka hanya berbicara seperlunya, Mira selaku memberi isyarat Aira agar tidak lupa batasannya.
"Kak Gilan, kok nyempet-nyempetin jemput kita? bukannya sibuk ya? kakak kan presiden Mahasiswa" ucap Mira.
Pertanyaan yang berbobot dari Mira.
"Em...Karena aku pengen aja" ucap Gilan.
"Lain kali gak usah kak, kita punya mobil sendiri" ucap Mira membuat Aira melongo.
Apa Mira lupa dengan siapa dia berbicara, sampai senekat itu menampakkan ketidak sukaannya kepada Gilan yang bernotabe Presiden Mahasiswa.
Aira memberi kode Mira.
"Ah em..Bukan maksud apa-apa kak..Kita gak mau kena masalah aja kok hehe" ucap Mira.
Gilan tersenyum.
"Oiya? maaf..Kalau kalian kena masalah saya bakal tanggung jawab...Aku juga usahakan supaya kalian gak kena gosip" ucap gilan.
Hotel xxxxxx.
Mereka sampai disebuah hotel, party digelar dihotel bintang lima, mengingat mereka semua adalah Mahasiswa dari universitas terbaik.
Aira turun dari mobil sembari merapikan pakaiannya, Gilan meliriknya sesekali.
"Kamu cantik pake itu" bisik Gilab sambil tertawa kecil.
"Makasih kak.." ucap Aira kikuk.
Mira tidak suka dengan pemandangan didepannya saat ini. Ia menarik tangan Aira.
"Ayo Ra masuk" ucapnya.
"Duh..Iyaa Mir"
"Yaudah kalian duluan ya, aku ada urusan" ucap Gilan, keduanya mengangguk.
Gilan pergi lebih dulu, sedangkan Aira dan Mira berjalan beriring-iringan.
"Mira lo ketus banget njir" bisik Aira.
"Gue udah ngerasa Gilan itu pengen mepet lo" ucapnya.
"Hahah udahlah dia cuma mau temenan sama kita" elak Aira.
Mira memutar bola matanya jengah.
"Lo gak tau aja dia merhatiin lo sambil senyum-senyum dari kaca mobil yang didepan" ucap Mira.
"Ha? serius Mir?"
Mira mengangguk.
"Berdoa aja Ra semoga dia gak melangkah lebih jauh.."
*T**ap!tap*!
Aira menengok keatas panggung yang disediakan disana, Gilan sebagai panitia akan memberi kata-kata sambutan. Ya tidak salah banyak gadis menggilainya, Gilan tampan, pintar, dan aktif disegala kegiatan.
"Cek cek...Selamat malam semuanya, saya Gilan mahendra selaku Presiden Mahasiswa, merasa bahagia karena teman-teman sekalian menyambut baik acara malam ini" ucapnya.
Semua orang bertepuk tangan.
"Baik, mari kita nikmatiii pestanyaaa!" seru Gilan.
Orang-orang berseru tak kalah semangat. Gilan turun dipanggung, penampilan dari sebuah band yang lumayan famous diuniversitas mereka pun tak kalah bagusnya.
Aira dan Mira berbincang-bincang dengan Mahasiswi lain. Tiba-tiba seseorang menepuk punggungnya.
"Hai?" sapa orang itu.
Aira menoleh kebelakang, lihat siapa yang datang menyapanya, itu Raka, si Dosen baru. Ingat? Aira pernah berpapasan dengannya beberapa hari lalu.
"E-eh iya pak?" Aira kaget.
"Ah enggak sa-"
Mira menarik Aira agar bertukar posisi.
"Eh bapak dateng juga ya?" ucap Mira centil, tapi anggap saja ia menyelamatkan Aira.
'Dih centil banget punya temen'
Raka menggaruk belakang lehernya.
"Iya, Saya kesana dulu ya" pamitnya.
Mira tersenyum kecewa, baru saja ingin berbincang, Raka sudah pergi, reaksinya berbeda sekali saat menyapa Aira.
"Udah sabar.." ucap Aira.
"Diem deh, semua Dosen lo embat" ketus Mira.
'Aduh ngambek dia'
Skip.
Aira keluar dari toilet hotel, tak sengaja berpapasan dengan Raka, rasanya Aira ingin putar balik kekamar mandi lagi. Tidak mau dekat-dekat dengan Raka yang misterius baginya.
"Aira?"
Aira yang berusaha menunduk agar tidak dikenali, tetap gagal.
"Iya saya pak?" tanya Aira.
"Wah kita sering berpapasan ya" candanya.
Aira sama sekali tidak suka candaan Raka.
"Pak saya duluan ya"
Aira hendak pergi, namun pergelangan tanganbya ditahan, Aira menatap tak suka ke Raka, sejak awal kesannya memang tidak baik.
Ia melepas tangan Aira.
"Pak maaf, bukan saya tidak menghargai bapak, tapi bapak jangan seperti ini, jika ada yang ingin dibicarakan langsung saja, saya tidak mau orang yang melihat berpikir gak benar" ucap Aira dingin.
"Dan maaf pak, saya gak suka cara bapak nyentuh tangan saya" Lanjutnya.
'*Kalau ketauan suami gue, dihajar lo pak'
'Liat aja gue aduin*'
"Maaf, saya gak tau cara nahan kamu" ucap Raka.
Pria itu menghembuskan nafas terakhir, Gak bercanda.
"Saya cuma pengen kenalan aja, karena saya yakin kamu kira saya orang gak baik" ucap Raka.
'Faktanya emang gitu kan?'
"Kenalan? ingat pak kita hanya sebatas Mahasiswi dan Dosen" ucap Aira.
'Kapan selesainya'
"Iyaa saya tau tapi.."
"Maaf pak saya duluan"
Aira langsung pergi meninggalkan Raka dengan langkah terburu-buru. Raka menatap punggung Aira yang mulai menjauh.
"Boleh jugaa ya" gumamnya sambil tersenyum.
lanjuuuuuuutttt....