Novel ini adalah seri kedua dari Novel 'Musuh Terbesar'. Untuk pembaca lama pastinya udah tempe dong ya☺️ namun untuk pembaca baru, aku saranin untuk baca seri pertamanya dulu, biar nyambung sama ceritanya.
Novel ini menceritakan tentang kisah Alia dan Aufar setelah menikah. Dimana pada seri pertamanya menceritakan tentang perjuangan Alia menggapai mimpi hingga bertemu dengan Aufar.
Jalan ceritanya gak jauh-jauh dari kebucinan dan konflik rumah tangga ya, Gengs. Buat kalian yang masih jomblo, kalo baca cerita ini aku saranin sambil baca sholawat yang banyak ya, siap-siap baper🤭
Happy Reading💞
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Artikasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Wedding Celebration Part 1
Seusai melaksanakan musyawarah keluarga mengenai persiapan acara resepsi pernikahan Alia dan Aufar, seluruh anggota keluarga kembali pada posisi dan tanggung jawabnya masing-masing dan menyelesaikan segala sesuatu yang harus diselesaikan.
Alia berusaha sebisa mungkin untuk membuat dirinya terlihat relax dan biasa-biasa saja. Walaupun sebenarnya ia masih shock dengan kabar souvenir pernikahan yang berupa emas batangan senilai dengan harga sebuah handphone Android itu.
Aufar yang mengerti dengan gerak gerik sang istri, lantas mengajaknya naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Kamar masa kecil, masa remaja, hingga menginjak usia dewasa sebagai mahasiswa kedokteran.
Mereka menapaki satu persatu anak tangga dengan sebelah tangan terkait satu sama lain. Atmosfer pengantin baru masih sangat terasa di antara Alia dan Aufar. Walaupun beberapa kali melewati kerikil kerikil kecil dalam perjalanan rumah tangganya, mereka berusaha satu sama lain untuk mengimbangi dan saling percaya.
Ketika keduanya sampai di depan sebuah kamar, Aufar memutar knop pintunya.
CEKLEK...(Pintu Terbuka)
Alia mengekori Aufar yang terlebih dahulu melangkahkan kakinya memasuki kamar tersebut. Lalu ia mengedar pandangan pada setiap sudut ruangan. Tak jauh berbeda dengan kamar utama di apartemen yang mereka tempati. Tembok kamar ini pun juga didominasi oleh karakter tokoh kartun favorit sang suami.
Hal ini bukanlah sesuatu yang baru bagi Alia. Tidak ada kekehan maupun cemoohan atas pemandangan di dalam kamar itu. "Dasar maniak kartun," batin Alia.
Aufar melepas jaket kulit yang ia gunakan dan menggantungnya. Sedangkan Alia mendudukkan tubuhnya di pinggiran ranjang. Ia melepas penutup kepalanya dan merebahkan sebagian tubuhnya di atas tempat tidur. Perlahan ia memejamkan kedua matanya, mencoba melepaskan penat akibat perjalanan tadi.
BUUUKKK.....
Aufar melirik ke arah sang istri dan tersenyum usil. Ia melepas arlogi dan kemeja yang ia kenakan, sehingga membuatnya hanya bertelanjang dada. Dokter tampan itu berjalan mendekati Alia dan memposisikan tubuhnya di atas sang istri dengan kedua lengan menopang tubuhnya yang ia letakkan di sebelah kanan dan kiri kepala Alia. Dalam waktu yang bersamaan, posisinya ini membuat tubuh Alia terkunci tak bisa bergerak ataupun melarikan diri.
Merasa ada pergerakan di dekatnya, lantas Alia mengedip-ngedipkan kedua kelopak matanya perlahan. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat wajah Aufar yang telah berada tepat di hadapannya dengan jarak yang hampir tidak tersisa.
Deru nafas hangat itu memenuhi seluruh permukaan wajah Alia. Membuat Alia menelan salivanya dengan susah payah. Tatapan keduanya terkunci. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar. Mereka hanya berkomunikasi dengan bahasa mata masing-masing.
Sorot mata mendamba penuh gairah di kedua netra hitam kecoklatan milik Aufar tertangkap fokus tanpa keburaman sedikitpun di lensa bulat milik Alia. Akankah Aufar benar-benar ingin melakukan penyatuan itu sekarang juga? Alia bertanya-tanya. Pikirannya mulai melanglang buana. Kecanggungan dan salah tingkah sudah tak bisa disembunyikan lagi. Kedua pipi chubby-nya tampak tak lagi memerlukan bantuan blush on untuk membuatnya merona.
"Mas, jangan begini dong.." Alia mendorong manja dada bidang Aufar. Namun tak membuat dokter tampan itu bergeming.
"Kalo aku maunya tetap seperti ini bagaimana?" Tanyanya sambil tersenyum tipis.
"Tapi aku enggak bisa nafas, Mas. Bahkan aku aja gak bisa lihat wajahmu dengan jelas. Bisa membesar pupilku tau." Cebik Alia yang terus berusaha mendorong tubuh kekar sang suami walaupun sia-sia.
Beberapa saat kemudian, tanpa Alia sadari bibir sensual Aufar telah menyatu dengan bibir manisnya. Mengecup dalam tanpa adanya pagutan yang terjadi. Hal itu berlangsung dalam beberapa detik dan membuat Alia membalas kecupan tersebut. Ketika keduanya ingin mengecap manisnya bibir satu sama lain, tiba-tiba ponsel Aufar berdering. S***!
Aktifitas mereka terhenti sesaat karena Aufar bangkit dari posisinya dan meraih ponsel yang tergeletak di atas meja di samping muka ranjang. Ia menatap intens layar benda pipih berukuran 6 inci itu kemudian menggeser tombol hijaunya untuk menerima panggilan.
"Okay, bye.." Aufar meletakkan kembali ponselnya di atas meja dan beringsut di atas tempat tidur mendekati Alia.
"Ayah dan Ibu telah tiba di Bandara, Sayang. Paman Ben sudah standby di sana. Kita harus segera memberitahu Mama dan Papa untuk menyambut kedatangan mereka." Alia terkekeh kecil ketika melihat mimik kekesalan sang suami yang kesekian kali harus menahan hasrat untuk bercinta.
***
Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Semua keluarga besar dari kedua mempelai telah berkumpul di dalam Ballroom Wellness Hotel Surabaya dengan pakaian resmi kondangan yang terlihat seragam. Tak tertinggal Alan dan dua krucil menggemaskan Bulan dan Bintang dengan OOTD ala tokoh-tokoh dalam film Frozen.
Wedding Decoration yang menjadi pilihan Kak Fira pun bukanlah dekorasi yang kaleng-kaleng. Dekorasi mewah yang berkesan elegan, menyulap ruangan itu bak sebuah istana raja. Ia benar-benar ingin Aufar dan Alia menjadi raja dan ratu sehari dalam acara ini.
Sesuai dengan yang tertera di dalam surat undangan. Tepat pada pukul 5 p.m., semua tamu undangan bergantian memasuki Ballroom hotel bintang lima tersebut.
Bertepatan dengan itu juga sang bintang dalam acara ini, Alia dan Aufar berjalan beriringan dengan sebelah lengan mengait satu sama lain. Mereka berdua memasuki ruangan, diekori oleh Bulan dan Bintang di belakangnya sebagai bridesmaid.
Ketika kedua Raja dan Ratu itu berjalan memasuki ruangan, semua mata tertuju kepada mereka berdua dengan sorak dan tepuk tangan yang meriah.
Tidak ada rasa iri maupun dengki, yang ada hanyalah euforia yang mendalam.
Beberapa saat kemudian, Aufar dan Alia telah duduk di singgasana mereka. Tersenyum merekah dengan penuh kehangatan. Sedangkan Papa Fahri, Mama Yani, Pak Harry dan Ibu Nana telah menduduki kursi yang tersedia di kedua sisi kursi pengantin sebelum kedua anak mereka memasuki ruangan itu.
Raut kebahagiaan dan haru tampak pada wajah kedua ibu itu. Sedangkan rasa bangga dan bahagia terpampang nyata dari kedua wajah laki-laki paruh baya yang saat itu duduk berdampingan dengan pasangan masing-masing.
Tamu undangan pun turut bersuka cita karena terimbas aura kebahagiaan yang terpancar dari bintang utama dalam acara tersebut.
Alunan musik khas Pop Indonesia mengalun memenuhi seisi ruangan. Para tamu undangan terlihat mondar-mandir secara bergantian untuk menikmati hidangan lezat yang telah disediakan.
Nah, sekarang tibalah saatnya untuk kedua mempelai menghampiri tamu undangannya. Aufar menggiring sang istri dengan lengan yang masih mengait sempurna pada lengan Alia.
Tamu yang mereka temui pertama kali adalah Ariel dan Anggun. Anggun yang merupakan teman Kak Fira adalah designer ternama, yang dengan khusus telah mendesign gaun pengantin untuk Alia dan juga outfit yang Aufar kenakan. Anggun dan Ariel yang terlihat sedang berbincang-bincang dengan Kak Fira dan Kak Farun, memberikan selamat kepada kedua mempelai itu.
"Selamat ya Alia..semoga pernikahan kalian selalu bahagia." Tutur Anggun dengan ciri khas kelembutannya. Sedangkan Ariel terlihat sedang menjabat tangan Aufar dan memberikan selamat atas pernikahan mereka. Kharisma kepemimpin dari seorang Ariel membuat Aufar sedikit merasa kikuk saat berbincang dengannya.
Tak lama kemudian terdengar suara gaduh yang berasal dari belakang mereka.
"Apaan sih, lu Fi. Sini gue aja." Ucap Husna.
"Enggak bisa, gue aja. Kan tadi elu bilang gue aja yang ngasi ini ke Alia." Protes Delfia.
"Iya, tapi sekarang rencananya berubah, Fi." Elak Husna.
"Lah, elu enggak boleh seenaknya gitu dong Na, illegal namanya merubah planning pada saat last minute." Cerca si Delfia.
Untuk beberapa saat mereka masih memperebutkan hak penyerahan kado pernikahan untuk Alia dan Aufar. Mr. Berry yang melihat tingkah konyol kedua sahabat itu, lantas menengahi dan menyudahi perdebatan kusir di antara kedua mahasiswinya itu.
"Biar aku saja yang menyerahkannya." Mr. Berry mengambil alih sebuah box yang masih menempel sempurna di antara tangan kedua mahasiswinya itu. Husna dan Delfia hanya bisa tercengang tanpa protes.
Mereka berdua berjalan mengekori Mr. Berry sambil sikut-sikutan.
"Elu sih, Na.."
"Enak aja. Gara-gara elu tu, Fi.."
Perdebatan kecil masih saja terjadi di antara mereka yang masih terdengar walaupun samar di telinga Mr. Berry. "Silent atau ingin nilai ujian semester kalian tidak keluar?" Ancam Mr. Berry yang mengecilkan suaranya menahan geram.
"Silent, Sir.." Jawab mereka secara serentak.
Finally, mereka berkumpul bersama Alia dan Aufar. Delfia dan Husna menghambur bersamaan memeluk sahabatnya yang sedang jadi ratu sehari itu. Satu di pundak kiri dan satunya lagi di pundak kanan Alia.
"Gue do'ain elu jadi istri sholeha, suami elu selalu sayang ama elu ampe maut memisahkan ya, Al." Tutur Delfia sambil mengelus lembut punggung Alia.
"Harapan gue pokoknya elu ama Aufar dikasi anak yang banyak kalo perlu cetak kesebelasan tim sepak bola." Sambung Husna sambil terkekeh kecil. Mereka melepaskan pelukannya bersamaan.
"Thank you so much my dear. Kalian memang yang terbaik." Tutur Alia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Jangan menangis, ntar make up lu luntur." Celetuk Delfia, yang hanya direspon senyuman oleh Alia.
"Happy wedding Zalia. Ini kado pernikahan untukmu." Tutur Mr. Berry sambil menyerahkan box itu kepada Alia. Tentu saja wanita itu menerimanya dengan senyuman hangat. "Thank you for coming, Sir."
Aufar yang melihat keakraban antara sang istri dengan laki-laki asing itu, lantas menghampiri keduanya. "Ehm..ehm.." Aufar berdeham dengan volume suara yang sengaja diperbesar. Sebelah tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Eh, Mas..ini kenalin Mr. Berry, dosen aku di kampus. Terus ini Husna dan ini Delfia." Alia mengarahkan sebelah tangannya kepada setiap sosok sesuai nama yang dia absen.
"Selamat atas pernikahannya Tuan Aufar. Nice to meet you." Tutur Mr. Berry seraya mengulurkan tangannya.
"Thank you Mister. Nice to meet you too. Have some meal, please. Husna Delfia, you too." Respon Aufar dengan ramah. Sepertinya perasaan cemburunya mereda sudah.
Dari pintu masuk terlihat beberapa pasangan yang menjadi tamu exclusive dalam acara resepsi pernikahan ini. Mereka berjalan bergantian memasuki ruangan dengan menggandeng pasangannya masing-masing. Tentu saja hal itu membuat semua mata tertuju kepada mereka.
Apalagi kehadiran seorang penyanyi terkenal international yang sedang naik daun kelor itu sangat mencuri perhatian netizen yang hadir di sana.
"Welcome to Surabaya Mr. Larry." Papa Fahri menyambut kedatangan putra kedua coleganya yang datang dari London, seraya merangkul Max ke dalam pelukannya. Mama Yani terlihat sedang mendampingi suaminya dan mengajak Mikha bercakap-cakap.
"Thank for coming. I'm so excited. Please, have a seat." Tutur Papa Fahri mempersilakan Max dan Mikha untuk duduk di meja yang memang telah disiapkan untuk mereka.
"Anytime, Sir. Daddy said he's very sorry because he can't come to this wedding party. That's why he asked me to come here." Ucap Max dengan senyuman khas yang memperlihatkan kedua lesung pipinya.
"It's okay. I know that he's so busy. By the way, I heard that your wife is pregnant, isn't she?" Tanya Papa Fahri.
"Yes, she is." Respon Max sambil memandang sang istri dan menggenggam tangannya penuh senyuman.
"I'm very happy for you both, I guess congratulations!" Tutur Mama Yani menimpali seraya mengelus lembut wajah Mikha.
"Thank you, Ma'am." Tutur Max dan Mikha serentak.
Di sebelah kanan ruangan Kak Farun menyambut kedatangan sang pemilik hotel dengan wajah berbinar.
"Terima kasih atas kehadirannya Tuan Yuaga Archie, Nyonya Anya Arelista. Long time no see. Looks like you're so busy today." Tutur Kak Farun sambil mengulurkan tangannya kepada si pemilik hotel.
"Ga sibuk banget kok, perasaan lu aja kali yang liat gua sibuk!" Sambil menyodorkan senyum gaje😏 dan menyambut tangan kak Farun.
"Ternyata Anda bisa bercanda juga ya, Tuan Archie. Oh iya Tuan, mohon maaf Papa tidak bisa menyambut Anda secara langsung karena harus menemui putra coleganya yang baru datang dari London, di meja sana." Kak Farun menunjuk ke arah Papa Fahri, lalu pandangan Archie mengekori arah tangan Kak Farun.
"It's okay, tapi sebaiknya elu gosah formal!" Ucap Archie yang masih menjabat tangan Kak Farun sambil mendekatkan kepalanya di dekat telinga Kak Farun.
"Gua merinding kalau ngomong formal!" Bisiknya.
Kak Farun tak bisa berkata-kata, sambil melepas tangan Archie. Ia melongo dengan tatapan heran. "Orang ini beneran si pemilik hotel? Kenapa gayanya slenge'an begini? Aku jadi khawatir dengan nasib istrinya." Gumam Kak Farun dalam hati sambil melirik ke arah Anya, seolah menaruh rasa perihatin yang mendalam.
Sementara Kak Fira menyapa Anya dengan gaya khasnya yang lembut, "Mbak Anya apa kabar?"
Karena mendapat sapaan yang tiba-tiba, Anya langsung tersedak air ludahnya sendiri.
"So..sorry uhuk, uhuk..! Baik kok, Kak." sambil mengelap mulutnya sendiri dengan tisue.
"Syukurlah. Wajah mbak Anya terlihat agak pucat, apa mbak Anya sedang hamil?" Bisik Kak Fira hampir tak terdengar.
"Ehhhh...."Anya terlihat canggung dan tak bisa menjawab pertanyaan yang di utarakan oleh Kak Fira
"Eh, maaf ya mbak, saya jadi ikutan nyablak kayak suaminya mbak Anya." Kak Fira menutup mulut dengan sebelah tangannya menyesali pertanyaan yang tak patut ia tanyakan.
"Ayo saya kenalkan sama Alia dan Aufar, mereka ada di sebelah sana." Ucapnya mencairkan suasana yang mulai terasa membeku.
"Ehm, sebaiknya nanti saja Kak, bareng Archie." Anya tersenyum kikuk.
Sedangkan pasangan pengantin itu tampak sedang menyambut kehadiran Kingston dan Miya yang diikuti oleh Alex dan Fafa.
"Hey bro, what's up?" Aufar dan Kingston saling berpelukan gaya macho. Disusul oleh Alex yang terlihat melakukan hal yang sama dengan Kingston. Sementara Alia tampak mengimbangi suaminya dengan menyapa Miya dan Fafa seraya berkenalan satu sama lain. Mereka terlihat berkacakap-cakap ria dihiasi canda dan tawa. Hingga akhirnya terdengar suara sang MC.
"Acara selanjutnya yaitu pesta dansa yang akan diiringi langsung oleh penyanyi terkenal yang menjadi bintang tamu pada malam hari ini. Give your applause to Maxim Andreas Larry dari grup band The Prince." Suara sorakan dan tepuk tangan bergemuruh dan memenuhi ruangan itu.
Maxim mengecup kening sang istri sebelum ia menaiki panggung kecil yang terdapat di sebelah kiri pelaminan. Dengan suara emasnya ia menyanyikan lagu "When you tell me that you love me" yang merupakan salah satu album tersohor dari grup band-nya.
Ketika musik mengalun indah dan terdengar suara Max yang sangat merdu, pasangan yang paling pertama menempati lantai dansa adalah Aufar dan Alia. Pasangan so sweet ini, terlihat sangat mesra dalam setiap gerakannya. Kedua tangan Alia tampak melingkari leher Aufar, sedangkan tangan Aufar memeluk posesif pinggang ramping sang istri. Adegan ini membuat setiap orang yang melihatnya ikut tersenyum merasakan kebahagiaan yang sama.
Beberapa saat kemudian, Archie berjalan mendekati Anya dan berlutut di hadapannya, bermaksud untuk mengajak sang istri berdansa.
"Shall we?" Pinta Archie dengan penuh harap sambil menengadahkan telapak tangannya.
"Apaan dih?" Ucap Anya menepis tangan Archie.
"Aku gak bisa dansa.." Lanjut Anya berbisik pelan di dekat Archie.
Tanpa memperdulikan alasan istrinya, Archie bangkit dan langsung menarik tubuh Anya ke tengah-tengah lantai dansa dan menari mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan oleh Max, dengan langkah gontai Anya mengimbangi Archie sambil meletakkan kedua tangannya di pundak Archie.
"Ja-jangan ngeliatin aku kek gitu" Ucap Anya yang malu karena pandangan mereka terus beradu.
"Cantik!" Puji Archie dengan senyuman bak pangerannya.
"Hhuuhh..!" Ucap Anya dengan pipi merona semu.
"Gua bisa jatuh cinta ke 1000 kalinya dalam waktu satu malam kalau ngeliatin lu dalam suasana apik kek gini." Celetuk Archie menyatukan kening mereka berdua di iringi senyuman merekah dari kedua sudut bibir mereka.
Semua mata mengagumi keindahan dua pasang makhluk tuhan yang sedang dimabuk cinta itu.
Kemudian menyusul pasangan Aufar dan Archie, Kak Farun dengan Kak Fira, Ariel dan Anggun, Kingston dan Miya, serta Alex dan Fafa. Mereka juga terbuai dalam suasana romantis di lantai dansa.
Sementara di sisi lain, tiba-tiba Mr. Berry mendekati Delfia dan mengajaknya berdansa. Gadis itu serasa mendapatkan durian runtuh. Tak menduga dan juga tak menyangka bahwa Mr. Berry akan mengajaknya ke lantai dansa.
Sedangkan Husna, gadis tomboi itu terlihat sedang asyik melakukan hal konyol dengan mabar bersama Alan.
Bersambung...
***
Hai hai gengs, jadi dalam bab ini aku kolaborasi dengan beberapa Author dari novel sebelah ya. Kalo kalian penasaran dan pengen baca juga bab yang sama dari versi dan gaya bahasa khas dari setiap Authornya, kalian boleh baca nih✌️
Ariel dan Anggun dari "Mantan Tercinta"
Maxim dan Mikha dari Oh My Mister
Archie dan Anya dari "Alasan Kami Menikah"
Kingston dan Miya dari "Just Kill Me"
Alex dan Fafa dari "My Vampire Ceo" tapi kalian jangan cari tokoh Fafa di dalam cerita ya, karena dia adalah Authornya🤭.
Nah, novel-novel di atas adalah novel-novel bucin yang bisa bikin hati kalean semua meleleh dan rasa nano nano.
So I guess Happy Reading ABM Lovers 💞
tep semangat berkarya 😘😘😘
Aissshhh, si wanita lucnut mau brmain api... benar kata alia, Jangan sampai apinya mlah membakarmu sendiri ....
Prolognya sudah sangat bikin baper ... Jadi penasaran, siapa sihhh sebenarnya ... suami Alia??? 😆😆😆
Btw, Alia sosok wanita yang mengagumkan. Dia berpikiran positif kepada dzat yang maha menautkan hati... Meski belum pernah bertemu dengan calon suaminya, Alia yakin dan menerima calom imamnya itu dengan keikhlasan hati...
Semoga sakinah mawadah warohmah, Alia 😘
beneran gk komen gw.😒😒
Sumpah gw kagak rela, kenala kebahagiaan mereka cm singkat?
Tolong hdupkan kembali Alia😭😭
huh, dasar si coklat batangan. Gw kira Berry transgender beneran🤨 atau lemah sahwat
ciee..jimmy udah ada benih2 cinta tp masih berusaha mengelak.. 🤣
alia pasti mau melHirkan itu..🥺🥰
hus..hus.. lu ko galak amat, gmnq ya jdnya cewe galak trs bucin😏
pundung apa sih Bu author...