Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong Menjauhlah Dariku
"Darahmu, katanya kau keturunan darah biru. Tapi ternyata darahmu berwarna merah." goda Kenzie sambil menyeringai lebar.
Untuk sesaat Clarissa terdiam mengartikan perkataan Kenzie, dan tawanya seketika pecah saat tahu maksud dari kata-kata Kenzie itu.
Dan tawa Clarissa terhenti saat melihat Kenzie yang sedang menatapnya sambil tersenyum memikat, dengan wajah yang sedikit bebercak merah karena paparan sinar matahari.
"Kenapa berhenti tertawa? Aku suka mendengar suara tawamu itu. Selembut suaramu dan sehalus kulitmu. Dan aku juga suka dengan lesung pipimu itu. Yang hanya terlihat saat kau tersenyum dan lebih terlihat jelas lagi saat kau tertawa." goda Kenzie.
"Aku harus kembali." ujar Clarissa sambil melepas lengannya yang masih di pegang Kenzie, tapi Kenzie belum mau melepasnya.
"Sayang kau sudah bertunangan dengan Alson. Apa kau yakin akan menikahi pria dingin, kaku dan membosankan itu?" tanya Kenzie dengan suara lembut.
"Pria dingin, kaku dan membosankan itu adalah tunanganku. Tolong jangan menghina dia di depanku." tegas Clarissa.
"Kau pasti akan terasa tinggal di kutub kalau nikah sama dia, hiiiii." cibir Kenzie sambil begidik.
"Tolong lepas tanganmu. Aku harus segera kembali ke resort sebelum Romo bangun dan mencariku."
Alih-alih melepaskan cengkramannya, Kenzie dengan sigap langsung berdiri, sambil menarik Clarissa berdiri bersamanya, dan baru melepaskan cengkraman tangannya.
"Terima kasih." ucap Clarissa lalu membersihkan pasir dari lutut dan juga tangan sampai ke dalam kuku-kuku jemarinya, yang kemungkinan masuk saat Clarissa membantu Kenzie menyingkirkan pasir tadi.
"Kita harus segera masuk, dan membersihkan lukamu itu." seru Kenzie dan Clarissa mengangguk.
Mereka jalan beriringan ke arah resort yang berada di tepi bukit itu.
"R.A. Clarissa Jayadiningrat. R.A itu Raden Ayu atau Raden Ajeng?" tanya Kenzie sambil berjalan mundur menghadap Clarissa, dengan kedua lengan di kaitkan di belakang lehernya, menampakkan otot-ototnya yang terbentuk sempurna, dan juga bulu-bulu halus ketiaknya.
"Raden Ajeng. Kalau Raden Ayu itu gelar sesudah menikah. Dan singkatannya bukan lagi R.A, tapi R.Ay." jawab Clarissa, matanya di alihkan kemanapun selain ke pria yang sedang jalan mundur di depannya itu.
"Oohh, isee." gumam Kenzie sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kenapa kak Zie bisa tahu nama panjangku? Bahkan Kak Al saja belum tentu mengetahuinya.
"Dimana tunanganmu saat dibutuhkan seperti ini?" tanya Kenzie ketika mereka sampai di ruang keluarga dan Clarissa mengeluarkan kotak P3K lagi dari lemari.
"Kak Al tadi bilang mau istirahat di kamar. Jadi aku tidak mau mengganggunya." jawab Clarissa.
"Berikan kotak itu padaku." seru Kenzie sambil mengulurkan tangannya.
"Tapi...."
"Sudah cepat sini. Kau tidak akan bisa membersihkan luka itu dengan maksimal, kalau melakukannya sendiri."
Dengan enggan Clarissa meletakkan kotak itu di atas tangan Kenzie, "Duduk lah." perintah pria itu, dan Clarissa langsung duduk di sofa panjang, tempat ia membersihkan luka Alson tadi.
Setelah membasahi kapas dengan alkohol, Kenzie membersihkan luka Clarissa dengan kapas itu, membuat wanita itu meringis menahan perih.
"Tahan yaa. Perihnya hanya sebentar kok." bujuk Kenzie sambil meniup-niup luka Clarissa itu, membuat luka itu terasa hangat, dan kehangatan itu menjalar hingga ke seluruh tubuh Clarissa.
"Kkau tidak perlu meniup lukanya." seru Clarissa tapi Kenzie mengabaikannya, dan tetap meniup luka itu, sampai ia beralih ke siku satunya lagi.
Clarissa kembali meringis saat kapas yang sudah dibasahi alkohol itu menyentuh lukanya, dan Kenzie kembali meniup luka itu hingga terasa hangat, dan rasa sakitnya berangsur menghilang.
"Nah.bSekarang tinggal kasih antiseptiknya." gumam Kenzie, kemudian mengolesi antiseptik di kedua siku Clarissa yang terluka itu.
Seandainya saja Kak Al yang perhatian seperti ini. Pasti aku akan menjadi wanita paling bahagia sedunia. gumam Clarissa sambil menatap penuh wajah Kenzie.
Wajah Clarissa langsung merona merah saat Kenzie menangkap basah Clarissa yang sedang menatapnya, sebelum wanita itu mengalihkan perhatiannya ke tempat lain.
"Kembalikan lagi ini ke tempat asalnya." seru Kenzie sambil meletakkan kotak P3K itu ke atas pangkuan Clarissa, kemudian beranjak pergi dengan langkah santainya sambil bersiul, dan Clarissa langsung bernafas lega.
**********
Alson terus memandangi Keizaa dari jendela kamarnya, yang mengarah langsung ke private pool tempat Keizaa sedang berenang itu, dan sedang cekikikan dengan Jay serta Dias.
Sementara kakak laki-lakinya terlihat mengabaikan adiknya itu, yang hanya mengenakan bikini seksi itu, Kenzou malah terlihat asik berbincang-bincang dengan Tiara.
"Sial kau, Zou. Seharusnya kau tendang kedua pria sialan itu karena mata mereka tidak pernah lepas dari bagian atas Zaa!!" geram Alson kesal.
Tidak lama kemudian, Zaa terlihat menyudahi renangnya, mungkin karena matahari sudah semakin tinggi, waktu juga sudah menunjukkan pukul sebelas siang, dan sebentar lagi waktunya makan siang.
Kamar sikembar, Keizaa, Keanu, Aliana dan Alson sendiri, semua berada di lantai dua resort mewah ini, dan satu kamar lagi yang sekarang di tempati oleh Tiara.
Dan Keizaa akan melewati kamar Alson terlebih dahulu untuk sampai ke kamarnya. Maka dari itu Alson sengaja mengintip dari lubang pintunya, sampai sosok Keizaa terlihat dan Alson bersiap membuka pintu kamarnya.
"Hmmmpphh...." pekikan Keizaa tertahan tangan Alson saat pria itu dengan cepat membekap dan menariknya masuk ke dalam kamarnya.
"Oppa. Apa kamu sudah gila?!!" rutuk Keizaa setelah Alson melepas bekapannya.
Alson menatap dingin Keizaa dari atas kepala sampai ke kakinya dan naik lagi ke wajahnya.
"Ckckck. Kau membiarkan tubuhmu ini di lihat Jay dan Dias." cibir Alson sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Kau juga melihatnya sekarang!" desis Keizaa sambil menyipitkan kedua matanya.
Alson mengangkat bahunya, "Aku sudah sering melihatmu seperti ini di rumah." sahut Alson, matanya tidak lepas dari dada putih dan mulus Keizaa.
Tapi kenapa sekarang beda. Sekarang aku melihatnya bukan seperti adik kecilku lagi. Tapi sebagai wanita yang sudah dewasa, dengan lekuk tubuh yang indah. Terutama di bagian dadanya itu.
Dan tanpa di suruh, bagian bawahnya mengeras dengan sendirinya. Sambil mengumpat pelan, Alson beranjak menuju pintu, dan membukanya untuk Keizaa.
"Sebaiknya kamu keluar sekarang!" serunya dengan suara serak.
"Cih, aku memang mau keluar dari tadi. Kau saja yang menahanku di sini!!" gerutu Keizaa sambil melangkah kesal ke pintu yang terbuka.
Tapi setelah dirinya sudah mendekati ambang pintu, Alson menutup kembali pintu itu, lalu memutar badan Keizaa hingga merapat ke daun pintu, dan mengungkungnya.
"Oppa, kamu kenapa sih?!!"
Alih-alih menjawab Keizaa, Alson malah nunduk dan mencium bibir Keizaa, dan mata Keizaa langsung terbelalak kaget dengan serangan tiba-tiba itu.
Ingin rasanya Keizaa memeluk pria yang di cintainya ini dan membalas ciumannya. Tapi logikanya menolak, pria ini bukan lah untuknya, pria ini terlarang untuknya.
Sebesar apapun cintaku padanya. Serindu apapun aku pada ciumannya. Aku tetap harus menahannya. Alson Oppa milik Clarissa sekarang. Dan aku harus terus mengingatkan diriku sendiri dengan kenyataan pahit itu.
Alson menghentikan ciumannya saat air mata Keizaa membasahi pipi Alson, dan Alson langsung menangkup kedua pipi Keizaa.
"Kenapa menangis, Snow? Hatiku sakit tiap kali melihatmu menangis." tanya Alson lembut.
"Kalau kamu tidak ingin melihatku menangis, Oppa. Tolong, menjauhlah dariku. Dan jangan dekati aku lagi." desah Keizaa lirih kemudian mendorong badan Alson sebelum membuka pintu, dan langsung lari ke kamarnya sambil menghapus air matanya.