NovelToon NovelToon
Gadis Tengil Anak Konglomerat

Gadis Tengil Anak Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah / Cintapertama
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Rosseroo

Seorang gadis remaja yang kini duduk di bangku menengah atas. Ia bernama Rona Rosalie putri bungsu dari Aris Ronaldy seorang presdir di sebuah perusahaan ternama. Rona memiliki seorang kakak lelaki yang kini sedang mengenyam pendidikan S1 nya di Singapore. Dia adalah anak piatu, ibunya bernama Rosalie telah meninggal saat melahirkan dirinya.

Rona terkenal karena kecantikan dan kepintarannya, namun ia juga gadis yang nakal. Karena kenakalan nya, sang ayah sering mendapatkan surat peringatan dari sekolah sang putri. Kenakalan Rona, dikarenakan ia sering merasa kesepian dan kurang figur seorang ibu, hanya ada neneknya yang selalu menemaninya.

Rona hanya memiliki tiga orang teman, dan satu sahabat lelaki somplak bernama Samudra, dan biasa di panggil Sam. Mereka berdua sering bertengkar, namun mudah untuk akur kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosseroo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rona menjadi dingin

Rona berdiri kaku di depan Samudra. Air matanya kembali menggenang, ia berusaha keras menahannya. Ia menggeleng pelan. Rona memang sudah sangat lelah, akhir-akhir ini karena ia ikut les tambahan oleh ayahnya.

“Aku butuh waktu, Sam… Aku nggak bisa ketemu kamu dulu untuk sementara ini.”

Samudra langsung panik, tangannya hampir meraih jemari Rona.

“Sayang, jangan kayak gitu… jangan jauhin aku. Kita bisa selesain ini bareng-bareng, aku janji bakal buktiin semuanya!”

Namun Rona mundur selangkah. Tatapannya sayu, penuh luka.

“Aku capek, Sam… aku terlalu sayang sama kamu, tapi foto-foto itu terus menghantui kepalaku. Aku takut kalau aku tetap sama kamu sekarang, aku cuma bakal makin sakit.”

“Sayang, biasanya kamu selalu berpikiran positif loh…” suara Samudra serak, matanya memohon.

Rona menghapus genangan di pelupuk matanya cepat-cepat, mencoba tegar.

“Tolong jangan cari aku dulu. Aku butuh sendiri.”

Setelah itu, ia berbalik, melangkah masuk ke dalam rumah. Pintu tertutup perlahan, meninggalkan Samudra yang terdiam di teras, wajahnya pucat dan penuh penyesalan.

Samudra menendang pelan tanah dengan sepatu sneakersnya, frustrasi.

“Kenapa harus gini, Tuhan? Kenapa jebakan murahan itu bisa bikin dia ragu sama aku?” gumamnya, menatap kosong ke arah gelap malam.

Di sisi lain, Rona bersandar di balik pintu, tubuhnya gemetar menahan sesak di dada.

“Kenapa aku nggak bisa percaya penuh sama dia? Kenapa hatiku sakit banget?”

Malam itu menjadi jarak antara keduanya. Rona memilih diam dan menghindar, sementara Samudra mulai berpikir keras bagaimana cara membersihkan namanya dan membuktikan bahwa semua itu hanyalah jebakan Erina.

****

Keesokan harinya, Samudra datang ke sekolah dengan wajah kusut. Pandangannya kosong, tapi tekadnya jelas: ia harus menemukan kebenaran.

Di lorong, ia langsung menarik lengan Rico.

“Ric, lo lihat sendiri kan kemarin gue di toilet? Gue panik, gue nggak bohong!”

Rico mengangkat alis. “Iya, gue liat. Lo kayak orang abis kena serangan alien, berkali-kali cuci muka, berkumur kayak orang kesurupan. Tapi emang kenapa sih? Lo nggak jelasin apa-apa kemarin.”

Samudra mendengus, lalu menatap Rico dengan serius.

“Erina ngejebak gue. Dia pura-pura jatuh, gue reflek nolong, terus… dia nyium gue. Dan sekarang ada foto-fotonya, Ric. Dia kirim ke Rona.”

Rico terdiam sejenak, lalu menepuk bahunya.

“Sial… jadi itu alasannya Rona keliatan murung hari ini. Gue liat dia di kelas, matanya sayu banget.”

Samudra mengepalkan tangan.

“Gue nggak bisa diem, Ric. Gue harus buktiin kalau semua itu cuma settingan Erina. Lo tahu siapa aja yang sering bareng sama dia akhir-akhir ini?”

Rico mengangguk pelan.

“Hmm… biasanya dia nongkrong sama Vina sama Della. Gue pernah liat mereka ketawa-tawa sambil megang HP di kantin.”

Samudra mengernyit. “Berarti kemungkinan besar mereka yang motret. Gue harus cari cara biar mereka ngaku.”

Rico menahan lengan Samudra.

“Hati-hati, bro. Kalau lo asal seruduk, mereka bisa muter balik cerita jadi lo yang salah. Mending lo kumpulin bukti dulu. Gue bantuin.”

Samudra menghela napas panjang, tapi sorot matanya sudah lebih tegas.

“Gue nggak peduli seberapa susah, Ric. Gue nggak akan biarin Rona percaya sama kebohongan. Gue harus bikin dia lihat kebenaran.”

****

Sore itu, Samudra dan Rico duduk di tribun lapangan basket yang sepi. Angin sore bertiup pelan, membawa aroma dedaunan kering. Samudra menatap kosong ke arah ring basket, sementara Rico sibuk memainkan botol minumnya.

“Ric, kalau kita mau buktiin, kita harus punya rencana. Gue nggak bisa cuma ngomong ke Rona tanpa bukti. Dia udah keburu sakit hati.”

Rico mengangguk, mencondongkan badan.

“Gue kepikiran sesuatu… Lo tau kan, Vina sama Della itu mulutnya ember banget. Kalau kita bisa bikin mereka ngomong, terus ada yang rekam, kelar tuh permainan Erina.”

Samudra mengernyit. “Maksud lo, kita pancing?”

“Yap,” Rico menyeringai. “Kita pura-pura ngobrol biasa di kantin, seolah-olah kita tau sesuatu soal jebakan kemarin. Gue yakin, mereka bakal kepo, terus bisa jadi kelepasan ngomong kalau memang mereka dalangnya.”

Samudra menatap Rico, lalu tersenyum tipis untuk pertama kalinya setelah semalam.

“Boleh juga… Tapi harus hati-hati, jangan sampai mereka curiga. Kalau ketahuan, bisa-bisa mereka balik nyerang kita.”

Rico menepuk bahunya.

“Tenang, bro. Gue yang bakal main kotor dikit, lo cukup pura-pura bodo amat. Lo tau sendiri, gue jago bikin orang ngomong tanpa sadar.”

Samudra menarik napas panjang, menatap langit yang mulai jingga.

“Baiklah… kalau ini jalan satu-satunya buat balikin kepercayaan Rona, gue akan lakukan apa aja.”

Rico tersenyum lebar, lalu berdiri sambil merentangkan tangannya.

“Besok di kantin, kita mulai operasi. Siap-siap, bro… saatnya ngejebak si penjebak.”

Samudra berdiri menyusul, mengepalkan tangan.

“Erina pikir dia bisa hancurin gue dan Rona? Dia salah besar. Kali ini, gue yang bakal balikin semua ke dia."

Keesokan harinya di sekolah, suasana terasa berbeda. Biasanya, setiap pagi Rona akan menunggu Samudra di depan kelas untuk berangkat bareng ke lapangan atau kantin. Tapi kali ini, ia hanya menunduk sibuk dengan bukunya, seolah tak peduli.

Samudra yang baru masuk ke koridor langsung mencari sosok tunangannya itu. Senyum kecil sempat terbit di wajahnya ketika melihat Rona duduk di bangku dekat jendela. Namun senyum itu segera luntur ketika Rona bangkit dan berjalan pergi begitu saja tanpa menoleh sedikit pun.

“Rona…” panggil Samudra pelan.

Rona berhenti sejenak, tubuhnya kaku. Namun bukannya menoleh, ia justru melangkah lebih cepat, memilih jalan memutar agar tidak bersisian dengan Samudra.

Samudra berdiri terpaku, hatinya terasa diremas.

“Dia bener-bener menjauh dariku…” gumamnya lirih.

Rico yang melihat dari jauh menghampirinya.

“Bro, sabar. Jelas banget Rona masih kebawa perasaan gara-gara foto itu.”

Samudra mengusap wajahnya kasar.

“Aku benci lihat dia kayak gini, Ric. Dingin, seolah-olah aku orang asing. Padahal aku yang jadi korban…”

Rico menepuk bahu sahabatnya.

“Makanya kita harus secepatnya jatuhin rencana Erina. Kalau bukti udah di tangan, Rona nggak bakal bisa nolak kebenaran lagi.”

Samudra menatap ke arah Rona yang kini menghilang di balik kerumunan siswa. Tekadnya makin kuat.

“Tunggu sebentar lagi, Na. Aku bakal buktiin semuanya buat kamu.”

1
Iyikadin
Ohhh siappp, bener yaaa mau jagain akuuuu
Iyikadin
Senyum predatori itu yang semacam gimanaa
Dewi Ink
Meraka pada nonton gitu?? aduuh tegang semua pasti 😅😅
Rosse Roo: pas di keramaian soalnya 😌
total 1 replies
Cut syifa
mampus erina🤣🤣, jangan kasih ke dor ron😉
Cut syifa
aku tim rona pokonya 🥰
Rosse Roo: gass...
total 1 replies
Dewi Ink
berapa hari dia ngambek nya ya? 😅
Rosse Roo: nunggu mood reda😅
total 1 replies
Rosse Roo
biasa, di awal lg kena virus cinta sih. jd lemah.
Nurika Hikmawati
Kapan Sam? kmu lagi cari waktu yg tepat ya. semoga hubungan kalian bisa balik lagi kek biasa ya
Rosse Roo: emang kudu ada bumbu asin manis pedes biar sedep hubungan nya ya😅
total 1 replies
Nurika Hikmawati
pembicaraan ink direkam kan? jangan sampe engga
kim elly
berat berat 🤣
kim elly
playboy nih 🤣🤣
Rosse Roo: ahahaha/Facepalm/
total 1 replies
kim elly
ubu ubur ikan lele sikat le 😄😄
kim elly: 🤣🤣iya ya
total 2 replies
Nurika Hikmawati
Nah gitu dong, tunjukkan tajimu Ron
Nurika Hikmawati
bales dong Ron... jangan diem aja. siram kek pake jus jeruk
Rosse Roo: di tempelin perm karet nanti, rambutnya 😅
total 1 replies
Drezzlle
Betul Ron, buat apa punya temen kalau hatinya busuk
Drezzlle
Harus di dampingi takutnya bundir si Lala
Rosse Roo: pastiii... 😌
total 1 replies
Xia Ni Si☀
Nice/Good//Determined/
Xia Ni Si☀
Kalo anak lu gak coba ngelakuin hal buruk ke Rona, si Raymond dan Sam juga gak akan coba buat nyari semua bukti kejahatan lu/Smug/
Xia Ni Si☀
Yang dicari langsung bukti kejahatan bapaknya sekalian, biar langsung mundur dari jabatan/Facepalm//Determined/
Xia Ni Si☀
Weh Rona yang meluk duluan nih/Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!