NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 SEKTE SESAT Part 5

Ketika malam tiba, setelah Sariwati menemukan gundukan tanah yang menyembunyikan mayat anak kecil polos bernama Jaka di tengah hutan, dia tak bisa lagi menahan diri. Ketakutan masih merajai pikirannya, tapi satu hal yang pasti, dia pasti akan menghentikan sekte sesat yang dipimpin oleh Pak Rahman. Pria yang terlihat agamais dan alim dari luar, tapi ternyata mengincar korban untuk ditumbalkan pada Ratu Bayang.

Tubuh Sariwati masih gemetar hebat setelah dia berlari kembali ke rumah dinasnya. Tangannya bergetar hebat saat mencuci tangan yang kotor oleh tanah basah yang bercampur aroma amis darah. Ketika mandi pun dia selalu was-was.

Sepanjang sore hingga malam menjelang Sariwati mengunci pintu rumah dinasnya rapat-rapat. Memeriksa jendela dan menutup gordennya. Tapi baginya, rasa aman hanyalah ilusi. Setiap bayangan di dinding kayu rumah itu seolah-olah bergerak, merayap, dan terlihat mengintai.

Pikirannya penuh berisi wajah Jaka, anak kecil yang tak berdosa, dan kini terkubur sebagai "persembahan" untuk entitas gaib yang disebut Ratu Bayang. Dan Andi adiknya sendiri, terlibat di dalam ritual sesat yang jauh melenceng dari aturan agam. Sariwati harus bertindak sekarang, sebelum semuanya terlambat!

Dengan tangan bergetar, Sariwati membersihkan rumah dinasnya dan mencoba menghubungi siapa pun di luar desa. Meski pun ponselnya mati total dan sinyalnya hilang seperti terhalang oleh sesuatu.

Karena tak ada pilihan lain, dia pun bertekad bahwa dia harus menghadapi sumbernya langsung. Pak Rahman. Pria itu adalah pusat segala kengerian yang terjadi. Pemimpin tarekat yang ternyata adalah aliran sesat, dan orang yang memanipulasi warga desa dengan janji surga palsu.

Sariwati ingat rumor yang pernah dia dengar dari sopir bus yang mengantarnya ke desa Bawakaraeng. Pak Rahman bukan berasal dari desa Bawakaraeng. Dia aslinya berasal dari sebuah daerah terpencil, yang mana merupakan adalah daerah yang menjadi tempat kelahiran legenda mistis seperti Nyi Roro Kidul. Dan katanya lagi, Pak Rahman mengaku kalau dia pernah bertemu roh gaib di pantai selatan. Mungkinkah itu awal dari semua kegilaan ini?

Sariwati menunggu hingga fajar menyingsing, saat desa Bawakaraeng masih sepi. Dia tak tidur semalam suntuk. Setelah mempersiapkan diri, Sariwati lantas menyusup ke rumah Pak Rahman yang terletak di pinggir desa Bawakaraeng, di dekat sungai. Rumah itu lebih besar dari rumah warga desa yang lain, berdinding batu dengan atap genteng merah yang sudah retak-retak.

Pintu depan rumah Pak Rahman tidak terkunci, membuat Sariwati tersenyum sinis. Saking yakinnya si Pak Rahman bahwa Ratu Bayang melindungi mereka termasuk rumahnya. Dengan leluasa Sariwati menyelinap masuk, hatinya berdegup kencang, takut ketahuan.

Di ruang utama rumah Pak Rahman, dia melihat sebuah altar kecil. Di sana juga ada patung kayu berbentuk wanita berbaju hijau, dikelilingi lilin hitam dan mangkuk berisi darah kering. Aroma kemenyan yang pekat membuat Sariwati mual.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari kamar belakang. Sariwati bersembunyi di balik tirai kain usang. Sigap dia diam dengan nafas tertahan. Pak Rahman muncul mengenakan sarung putih yang kusut, wajahnya terlihat lelah tapi matanya masih menatap tajam. Dia duduk di kursi kayu reyot, menatap patung wanita berbaju hijau itu dengan ratapan, seolah-olah dia bicara sendiri. "Ratu... Kenapa kau haus terus? Aku sudah beri apa yang kau minta..."

Sariwati tak tahan lagi. Dia melangkah keluar dari persembunyiannya, menghardik dengan suaranya tegas meski gemetar. "Pak! Apa yang sebenarnya terjadi di gua malam itu? Jaka... Anak Ibu Siti... dia hilang! Dan Andi, adik saya, kenapa dia seperti kesurupan?"

Pak Rahman tersentak, tapi tampak tak terkejut. Dia menatap Sariwati dengan senyum tipis, seolah-olah sudah menunggu konfrontasi yang dilakukan gadis itu.

"Mbak Sariwati. Akhirnya kau datang juga. Duduklah. Cerita ini panjang... cerita tentang pertemuanku dengan Ratu Bayang." Suara Pak Rahman rendah, seperti nyanyian pengantar tidur yang mencekam. Sariwati mulai ragu, tapi akhirnya dia duduk di bangku seberang, tangannya siap meraih apa saja sebagai senjata kalau Pak Rahman menyerangnya.

Pak Rahman kemudian beranjak dan menyalakan lilin di atas altar, cahayanya menari-nari di wajahnya yang keriput. "Semuanya dimulai saat sepuluh tahun yang lalu, di tempat kelahiranku. Aku dulu seorang pemuda biasa yang taat agama. Aku kadang diminta mengajar di pesantren kecil dekat pantai. Tapi, suatu malam, selepas aku mengajar, badai besar datang. Aku pun pergi ke pantai untuk meditasi, mencari jawaban atas kemiskinan dan kemalangan yang melanda kami. Ombak saat itu mengamuk, angin menderu seperti jeritan kesakitan jiwa. Dan saat itu, tiba-tiba, dari balik ombak... Dia muncul."

Mata Pak Rahman menerawang, seolah-olah kembali ke masa itu. "Dialah Ratu Bayang. Dia bukan Nyi Roro Kidul yang biasa diceritakan. Ratu Bayang lebih gelap, lebih haus darah. Dia berbaju hijau laut yang selalu tampak basah, rambutnya tergerai seperti ular hitam yang bergoyang. Dia bilang padaku, 'Rahman, aku reinkarnasi dari roh kuno laut ini. Wilayah Barat, Wilayah Timur, gunung dan laut, semua adalah milikku. Bangun tarekat untukku, dan aku akan berikan kekuasaan. Aku janjikan surga untuk pengikutmu.' Aku ketakutan, tapi dia menyentuh bahuku. Tangannya dingin seperti es, tapi... Sangat memabukkan. Sejak saat itu, aku tahu dialah jelmaan gaib yang sesungguhnya."

Sariwati mendengarkan cerita Pak Rahman dengan perasaan campur aduk. Antara tak percaya, tapi terpikat oleh detailnya. "Jadi... Anda menciptakan sekte ini karena roh gaib itu? Tapi kenapa ritualnya ada pertumpahan darah? Kenapa harus Jaka? Itu bukan surga, Pak! Itu namanya pembunuhan!"

Pak Rahman tertawa pelan, suaranya bergema seperti gema di gua. "Awalnya, tumbal hanyalah ayam dan kambing. Tapi Ratu Bayang masih haus dan meminta lebih. Dia membisikkanku di dalam mimpi, 'Darah jiwa akan memberi tiket ke surga.' Dan setelah mimpi itu, aku pindah ke desa Bawakaraeng karena setauku gunung ini punya gua suci, tempat roh kuno Sulawesi bersembunyi. Di sini, aku tambah aturan jadi sebelas, yaitu persembahan darah, tiket seharga 7 juta untuk menebus jiwa. Warga desa miskin seperti Ibu Siti rela melakukan apa saja untuk sebuah harapan masuk surga. Dan Jaka... Dialah yang pertama terpilih'. Ratu Bayang butuh tumbal anak kecil untuk bangkit sepenuhnya."

Flashback yang diceritakan Pak Rahman mengalir seperti aliran sungai deras. Dia bercerita dengan wajah kagum menatap patung wanita berbaju hijau, tanpa ada rasa penyesalan sama sekali. Dia juga bercerita pada Sariwati, bagaimana pria itu untuk pertama kalinya melakukan ritual besar di gua Bawakaraeng.

Saat itu, saat bulan purnama, dia memotong leher seekor kambing di atas altar. Darah kambing itu mengalir, dan tiba-tiba, bayangan hitam muncul di sana. Ratu Bayang wajahnya berubah dari cantik menjadi mengerikan. Kehitaman dengan gigi tajam yang haus darah.

"Dia janji kekayaan dan surga untukku," lanjut Pak Rahman, suaranya bergetar. "Dan memang benar, uang dari pembelian tiket ke surga mengalir. Tapi sekarang... Ratu Bayang meminta lebih. Andi adikmu, dia dipilih karena darahnya mirip dengan milikmu. Ratu menginginkan darah keluarga yang utuh."

Sariwati terkesiap lalu bangkit berdiri dengan amarah yang membara. "Anda gila! Roh gaib ini bukan jelmaan Nyi Roro Kidul. Dia itu iblis! Saya akan laporkan ke polisi. Tunggu saja, saya pastikan keadilan akan datang!"

Mendengar ancaman Sariwati, Pak Rahman menggelengkan kepalanya, matanya tiba-tiba menjadi gelap. "Terlambat, Mbak. Ratu Bayang sudah tau kau di sini. Dengar..."

Pak Rahman terdiam, dan Sariwati mendengarnya. Suara bisikan samar dari balik dinding rumah Pak Rahman.

"Rahman... bunuh... penyusup..."

Angin dingin berhembus, lilin di altar seketika padam. Sebuah bayangan di dinding membentuk sosok wanita berbaju hijau dengan tangan bercakar yang berusaha meraih ke arah Sariwati.

Pak Rahman berdiri, tangannya sigap meraih pisau ritual dari atas meja. "Maafkan aku, Mbak! Ratu telah memberi perintah untuk membunuhmu."

Tepat ketika Pak Rahman maju hendak menusuk Sariwati, pintu rumah terbuka dengan keras. Sosok Bu Aisyah masuk, wajahnya pucat pasi dengan mata yang merah menyala. "JANGAN! Dia bisa jadi persembahan baru!"

Kekacauan pun terjadi. Sariwati meraih kursi kayu lalu memukul lengan Pak Rahman, dia lantas berlari keluar rumah.

Di luar sana, matahari sudah terbit, tapi kabut tebal menyelimuti desa. Sariwati berlari tanpa arah, tapi bisikan Ratu Bayang tetap mengikuti, "Kau tak bisa lari... tiket surgamu sudah dibayar dengan darah Jaka..."

Sariwati tersandung dan terjerembab di atas jalan setapak, nafasnya tersengal-sengal. Pengakuan Pak Rahman sangat menakutkan. Ternyata sekte ini lahir dari pertemuan Pak Rahman dengan entitas gaib yang haus darah.

"Iblis..." gumam Sariwati.

Dan dalam hembusan angin dingin yang menerpa dirinya, suara tawa Ratu Bayang samar-samar terdengar...

*

1
Emje Val
Nice
Ayam Kampoeng: thanks🙏
total 1 replies
Ayam Kampoeng
terima kasih buat yg sudah kasi koin ya 🙏😊
Ayam Kampoeng
siap kak🙏
WONG NDESO
lanjutkan
Ayam Kampoeng: siap kak 🙏
total 1 replies
WONG NDESO
mantab
WONG NDESO
lanjut
WONG NDESO
baguss
WONG NDESO
bagus
Ayam Kampoeng: makasi kak... 😊
total 1 replies
Aoi Farasha
ceritanya okay bgt. ngeri2 merinding bacanya. anti typo juga. aku suka banget, Thor... lanjuuuuut

buat othor ganteng ni kukasi kue dah xixixi 🥧🍰🧁🍮🍧🥮🥠
Aoi Farasha
yaaah udh tamat. kakak orang Bali ya? kok ceritanya detail banget kak? hehehe
Ayam Kampoeng: bukan... 🙏 saya orang Indonesia yg nomaden dan suka menulis pengalaman menjadi sebuah karya 😊
total 1 replies
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!