NovelToon NovelToon
Gadis Centil Milik CEO Dingin

Gadis Centil Milik CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: siti musleha

Di dunia ini, tidak semua kisah cinta berawal dari tatapan pertama yang membuat jantung berdegup kencang. Tidak semua pernikahan lahir dari janji manis yang diucapkan di bawah langit penuh bintang. Ada juga kisah yang dimulai dengan desahan kesal, tatapan sinis, dan sebuah keputusan keluarga yang tidak bisa ditolak.

Itulah yang sedang dialami Alira Putri Ramadhani , gadis berusia delapan belas tahun yang baru saja lulus SMA. Hidupnya selama ini penuh warna, penuh kehebohan, dan penuh canda. Ia dikenal sebagai gadis centil nan bar-bar di lingkungan sekolah maupun keluarganya. Mulutnya nyaris tidak bisa diam, selalu saja ada komentar kocak untuk setiap hal yang ia lihat.

Alira punya rambut hitam panjang bergelombang yang sering ia ikat asal-asalan, kulit putih bersih yang semakin menonjolkan pipinya yang chubby, serta mata bulat besar yang selalu berkilat seperti lampu neon kalau ia sedang punya ide konyol.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti musleha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 Foto dari Masa Lalu

Pagi itu suasana rumah Adrian lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada tamu atau acara khusus, melainkan karena suara Alira yang nyaris tak berhenti dari sejak ia bangun tidur.

“Mas, serius nih? Aku nggak boleh ikut ke perusahaan lagi? Habisnya aku bosen banget kalau di rumah terus. Kalau kuliah ya kuliah aja, tapi jangan larang aku ikut Mas kerja,” protesnya sambil duduk di kursi makan, memainkan sendok dengan wajah merajuk.

Adrian yang duduk berhadapan dengannya hanya menatap dengan ekspresi datar. Tangannya sibuk merapikan kemeja, sementara wajahnya sama sekali tak berubah. “Alira, saya sudah bilang. Tidak ada diskusi soal ini. Kamu akan fokus kuliah, titik.”

Alira langsung mencebik. “Suamiku dingin banget. Aku tuh pengen nemenin, bukan gangguin. Lagian, karyawan Mas itu kan banyak yang tatap aku kayak… hmm… ya gitu deh.”

Adrian menghentikan gerakan tangannya, menatap tajam. “Maksud kamu apa?”

Alira mendengus, mencoba santai, padahal hatinya berdebar karena tatapan itu. “Ya… aku kan imut, centil dikit. Jadi wajar kalau mereka suka nengok. Eh, jangan marah gitu dong, Mas. Aku cuma bercanda.”

Adrian menarik napas dalam. “Alira.” Suaranya rendah dan dalam, membuat gadis itu otomatis diam. “Kamu bukan bahan bercandaan di mata siapa pun. Jangan lagi katakan hal seperti itu.”

Alira salting. Wajahnya memerah, bukan karena takut, tapi karena tersipu mendengar kalimat yang entah kenapa terdengar… protektif. “I-ih, Mas… jangan ngomong gitu. Aku jadi deg-degan.”

Adrian berdiri, lalu meletakkan sebuah map berisi dokumen di meja. “Ini.”

Alira memiringkan kepala. “Apaan tuh?”

“Berkas pendaftaran kuliahmu. Semua sudah saya siapkan. Kamu tinggal pilih jurusan.”

Mata Alira langsung berbinar. “Eh?! Serius Mas udah siapin semua? Gila! Eh, maksud aku… ya ampun, suamiku perhatian banget!” Ia bangkit, hampir berlari menghampiri Adrian, lalu berhenti canggung saat jarak mereka terlalu dekat. Wajahnya langsung panas. “Makasih ya, Mas… aku jadi makin sayang.”

Adrian hanya menatapnya sekilas, tapi ada sesuatu di matanya—lembut, meski cepat sekali menghilang. “Sudah, sarapanmu habis.”

Siang harinya, bel rumah berbunyi. Alira yang kebetulan sedang menonton drama Korea di ruang tamu langsung berlari membuka pintu. Sebuah paket kotak cokelat ada di sana, tanpa pengirim jelas.

“Eh, paket? Buat siapa nih?” gumamnya sambil membawanya masuk. Ada nama “Adrian” tertulis, tapi karena penasaran ia langsung membuka tanpa pikir panjang.

Begitu kotak dibuka, matanya langsung melebar. Tangannya bergetar melihat isinya: beberapa lembar foto… Adrian… bersama seorang wanita cantik.

Di salah satu foto, wanita itu tersenyum manis, tangannya melingkar di lengan Adrian. Mereka tampak… begitu dekat. Nyaris seperti pasangan.

“Ap-apaan ini…” suara Alira tercekat. Wajahnya panas, bukan hanya karena cemburu, tapi juga karena perasaan asing yang menusuk.

Di balik salah satu foto, ada tulisan tangan:

“Masa lalu tidak bisa kau hapus, Adrian. Kalau dia tahu, apa dia masih akan tetap di sisimu?”

Alira terdiam. Senyum centil yang biasanya mudah muncul di bibirnya kini menghilang. Ia menelan ludah, matanya tak lepas dari foto itu. “Siapa… dia?”

Suara berat Adrian terdengar dari belakang. “Apa yang kamu lakukan?”

Alira langsung kaget, hampir menjatuhkan foto itu. “Ma-mas! Aku nggak sengaja buka, sumpah! Aku kira ini paket biasa…”

Adrian menghampiri dengan langkah cepat. Begitu melihat isi kotak, wajahnya langsung berubah. Rahangnya mengeras, mata dinginnya seperti menyalakan api. Ia meraih foto-foto itu, menatapnya sebentar, lalu mengepalkannya erat.

“Siapa kirim ini?” suaranya rendah tapi penuh ancaman.

“A-aku nggak tau, Mas. Di luar nggak ada siapa-siapa. Paketnya cuma ditinggal di depan pintu.”

Alira memberanikan diri melirik Adrian. “Mas… wanita di foto ini… siapa?”

Adrian menoleh. Tatapannya menusuk, tapi tak ada jawaban. Hening menekan di antara mereka.

“Mas?” suara Alira pelan, tapi matanya penuh rasa penasaran.

Adrian menghela napas, menutup mata sejenak. “Itu masa lalu. Tidak penting lagi.”

“Tapi kenapa ada yang kirim beginian? Jelas mereka pengen aku lihat, Mas. Aku jadi mikir macam-macam…” Alira mencoba bercanda, meski suaranya bergetar. “Eh, jangan bilang itu mantan, ya? Kalau iya… duh, sakit banget nih hati aku.”

Adrian menatapnya tajam, tapi Alira bisa melihat ada keraguan. “Kamu tidak perlu tahu.”

Alira mencibir, mencoba menutupi rasa sesaknya. “Gila, aku istri resmi lho, tapi malah kayak orang luar. Mas, aku tuh bisa kok denger cerita masa lalu. Aku bukan anak kecil lagi. Jangan bikin aku penasaran setengah mati.”

Adrian diam. Tangannya meremas foto hingga hampir sobek.

Saat itu, suara notifikasi ponsel terdengar. Adrian meraih ponselnya, membaca pesan yang baru masuk. Wajahnya semakin gelap.

Pesan itu berbunyi:

“Kalau kau tak bisa menjaga masa lalumu, bagaimana kau bisa menjaga dia?”

Adrian mengepalkan tangan, matanya berkilat penuh kemarahan. Alira melihatnya, hatinya mencelos. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasa… takut kehilangan suaminya.

“Mas…” panggilnya pelan.

Adrian menoleh, ekspresinya dingin, tapi di baliknya ada sesuatu yang bergejolak. “Alira. Mulai sekarang, jangan pernah buka pintu rumah sendirian. Apa pun alasannya.”

Alira menelan ludah, mencoba tersenyum centil untuk menutupi rasa gugupnya. “Iya, suamiku. Tapi… Mas harus janji, suatu saat Mas cerita tentang wanita di foto itu. Kalau nggak… aku bisa meledak kepo sendiri.”

Adrian hanya menatapnya, tanpa janji, tanpa kata.

Dan itulah yang membuat hati Alira makin berdebar tak karuan.

Malam itu, rumah Adrian dipenuhi aura berbeda. Alira berbaring di ranjang, menatap langit-langit dengan pikiran berputar. Wajah wanita di foto itu terus muncul di kepalanya. Cantik, dewasa, elegan.

“Kalau bener itu mantan Mas… gimana kalau dia masih sayang? Aduh, Alira… kamu kalah kelas banget.”

Ia mengusap wajah sendiri. “Tapi… Mas tadi marah banget. Jadi mungkin wanita itu bukan sembarang orang. Bisa jadi ada rahasia gede.”

Belum sempat ia menenangkan diri, pintu kamar terbuka. Adrian masuk, masih dengan jas kerja yang rapi. Tatapannya singkat, tapi cukup membuat jantung Alira berdebar.

“Sudah tidur?” tanyanya datar.

Alira gelagapan. “Eh… be-belum, Mas. Aku… lagi mikir.”

Adrian menghela napas, lalu duduk di sofa dekat ranjang. “Jangan terlalu banyak berpikir. Itu hanya masa lalu. Yang penting sekarang adalah kamu tetap di sisi saya.”

Alira langsung terdiam. Wajahnya merah, tangannya mencengkeram selimut. Ia mencoba menutupi rasa gugupnya dengan senyum centil. “Hehe… suamiku kalau ngomong gitu bikin aku nggak bisa tidur tau.”

Adrian menatapnya, tapi tak berkata apa-apa lagi.

Di luar, angin malam bertiup kencang, seolah membawa tanda bahwa badai yang lebih besar sedang mendekat.

Dan Alira tahu, ini baru permulaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!