Alexander "Lion" Kennedy, mantan komandan pasukan elite terhebat Amerika, sedang menikmati masa pensiunnya yang damai di pedalaman hutan. Namun sebuah kunjungan tak terduga dari Gedung Putih memaksanya kembali ke dunia yang ditinggalkannya - dunia operasi rahasia, konspirasi, dan bahaya yang tak terlihat.
Dengan masa lalu yang penuh luka dan dendam yang belum terselesaikan, Lion harus memimpin misi penyusupan paling berbahaya dalam kariernya. Didampingi oleh Tanikawa, sahabat lamanya yang jenius teknologi, perjalanan mereka segera berubah menjadi permainan kucing dan tikus yang mematikan di jalanan Moskow.
Ketika misi resmi berubah menjadi urusan pribadi, Lion menemukan dirinya terjebak dalam jaringan konspirasi dimana tidak ada yang bisa dipercaya. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam labirin pengkhianatan, sementara masa kelamnya terus membayangi setiap keputusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MR. IRA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Serangan APM
"APM sudah mengetahui keberadaan kami, mungkin sebentar lagi kami akan mati!!" pikir Lion sambil mengemudi motornya.
Tanikawa terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang terus berdering dengan cukup lama.
"Kring!! Kring!! Kring!!" suara ponselnya.
Tanikawa bangun untuk mengangkat teleponnya "Halo, siapa?!" ujar Tanikawa dengan sedikit mengantuk.
"Siapa? Ini, istri kamu!!!" seru Lyra dengan keras. Seperti hendak memarahi Tanikawa.
Tanikawa kaget, dia langsung bangun dari kasur "Oh, sayang. Ada apa?!" tanya Tanikawa.
"Sayang, kamu di mana?!" tanya Lyra dengan cukup cemas.
Tanikawa berpikir sejenak, kemudian menjawab dengan cukup jujur "Aku lagi di Rusia sama Lion, lagi ada urusan sebentar!!" seru Tanikawa dengan suara yang cukup meyakinkan.
"Hah? Nggak ngajak-ngajak! Tapi, nggak papa. Asalkan, kamu pulang bawa boneka dalam boneka itu!!" seru Lyra.
"Iya," jawab Tanikawa dengan singkat.
Telepon belum ditutup, tapi dari sisi Lyra. Terdengar suara tembakan senjata seperti pistol "Dor!!" suara tembakan di sisi Lyra.
Tanikawa panik, telepon tiba-tiba tertutup "Lyra!! Lyra!! Lyra!!" seru Tanikawa yang kaget, panik, dan takut kehilangan istri tercintanya.
Tanikawa terduduk, dia menjatuhkan ponselnya ke lantai dengan keras. Pikirannya menjadi sangat kacau "Tunggu, jangan-jangan!!" ucap Lion.
"Ya, benar sayang. Kamu akan mati!!" ujar agen 102.
"Tolong, apa yang kalian mau?!" ujar Lyra dengan berlutut di lantai. Dengan kaki yang tertembak. Dan darah yang terus mengalir dari bekas tembakannya.
Agen 102 membalikkan badannya, lalu menembak sebuah kaca "Door!!" kemudian dia tertawa "Kami?! Kami tidak menginginkan apapun darimu, tapi atasan kami. Dia ingin balas dendam ke sahabat suamimu!!" ucap agen 102.
Dia berbalik lagi, dan dengan cepat. Agen 102 memberikan beberapa tembakan ke Lyra, tembakan demi tembakan diluncurkan. Lyra tergeletak tak bernyawa dengan lebih dari 28 tembakan di sekujur tubuhnya, darah terus mengalir.
"Agen 102, bom sudah terpasang. Ayo kita pergi!!" ujar agen 101.
"Baik," jawabnya sambil melemparkan pistolnya ke mayat Lyra.
Kedua agen itu keluar dari rumah Tanikawa yang sudah porak poranda, dengan semua orang sudah menjadi mayat di dalamnya. Mereka pergi menggunakan van hitam, tepat saat mereka pergi. Rumah Tanikawa meledak, dentuman keras terdengar, rumah Tanikawa hancur dan terbakar seketika.
"Agen 12, misi selesai. Tanpa jejak sedikitpun!!" ucap Agen 102 lewat radio internal APM.
"Baik, kami akan membantu agen yang bertugas di Rusia!!" jawab agen 102.
Di hotel, Lion masuk ke kamar Tanikawa terlebih dahulu untuk memberikan makanan yang dibelikannya tadi. Saat dia masuk, dia melihat Tanikawa yang terus memantau laptopnya dengan air mata yang mengalir deras.
"Ada apa?!" ucap Lion yang baru datang.
Dia memandangi Lion "Komandan, rumahku. Istriku, semuanya hancur. Mati," ucap Lion dengan meneteskan air mata.
Lion menjatuhkan barang bawaannya "Hah? Siapa yang melakukannya?!" tanya Tanikawa dengan memberikan gestur tidak senang.
"Aku tidak tahu, tapi yang pasti. Ada dua orang di sana, aku melihatnya lewat AI yang kupasang di sekeliling rumahku!!" ujar Tanikawa.
Lion memukul tembok dengan keras "Pasti APM, mereka akan membayarnya nanti. Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa!!" ucap Lion sambil berjalan menuju jendela.
Tanikawa berdiri "Benar, aku akan membalasnya. Demi Lyra tercinta!!" ucap Tanikawa yang sedikit menahan air mata yang terus mengalir.
Namun, saat Lion memandang keluar jendela. Dia melihat sebuah van hitam yang terparkir, dengan logo garuda berwarna hitam di sana "Tanikawa, mereka tahu kita di sini!!" ucap Lion dengan nada pelan.
Lion langsung berlari ke kamarnya, mengambil tasnya. Mengeluarkan glock 19-nya, lalu kembali ke kamar Tanikawa. Tanikawa dengan hati yang masih bergetar, mencoba mengemasi semua barang-barangnya. Dari koridor sudah terdengar suara langkah kaki yang berat, dengan suara seseorang "Lion, Tanikawa. Aku melihatmu!!" ucap seseorang dari luar kamar Tanikawa.
Lion dan Tanikawa langsung bersiap-siaga, mereka memasang senjata mereka tepat mengarah ke pintu "Jangan gegabah, Tanikawa!!" ucap Lion dengan suara pelan.
Bersambung...