Season 2 dari novel Lahir kembali untuk memeluk kalian
Menceritakan kisah romansa anak-anak Andrew Pratama yang sudah beranjak dewasa ikuti kisah mereka ya cuss lanjut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Saat sedang melaju di jalanan yang cukup sepi, tiba-tiba sekelompok geng motor menghadang Alvin dan Rendra.
"Siapa kalian? Kenapa kalian menghadang kami?" ucap Alvin yang belum tahu alasan mereka menghadang dirinya dan Rendra.
"Kamu tidak perlu tahu siapa kami, ada yang menginginkan nyawamu. Jadi cepat menyerah agar tidak membuang waktu kami," ucap salah satu anggota geng motor. Ia sangat yakin bisa mengalahkan Alvin dan Rendra karena jumlah mereka lebih banyak. Lagi pula lawan mereka hanya bocah SMA.
Tapi pemikiran mereka itu sangat salah. Alvin dan Rendra adalah singa yang masih tertidur. Kalau sampai diganggu, siap-siap menerima akibatnya.
"Jangan banyak bacot kalau ingin bertarung. Aku tidak punya banyak waktu meladeni kalian. Ren, ayo selesaikan dengan cepat," ucap Alvin sambil turun dari motornya.
"Sombong sekali kamu, bocah. Hari ini aku pasti membunuhmu!" teriak salah satu anggota geng yang merasa diremehkan Alvin.
Pertarungan dimulai
"Serang!!!"
Bughh!
Dughh!
Plaak!
Kraak!
Kraak!
Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, sepuluh anggota geng itu sudah berbaring di tanah. Beberapa bahkan mengalami patah tulang.
"Si… siapa sebenarnya kalian? Tidak mungkin kalian cuma anak SMA," ucap pria yang tadi paling keras berteriak.
"Tidak penting siapa kami. Sekarang katakan, kenapa kalian menghadang kami dan ingin membunuh kami berdua?" ucap Alvin sambil menginjak tangan anggota geng yang hendak kabur.
"Arrggghh, ampun tuan muda! Kami hanya berniat membegal kalian berdua, karena motor kalian terlihat mahal," ucap anggota geng itu berbohong.
Kraak!
"Arghhh! Ampun!" pria itu menjerit kesakitan lalu memohon ampun.
"Setiap kamu berbohong, aku akan mematahkan satu jarimu. Kamu bisa berbohong sembilan kali lagi sebelum aku mematahkan lehermu," ucap Alvin dengan ekspresi yang sangat menyeramkan. Ia kembali menggenggam salah satu jari pria itu.
"Berhenti! Aku akan bilang, tolong lepaskan aku!" ucap pria itu ketakutan.
"Cepat katakan. Temanku ini tidak main-main dengan ancamannya," ucap Rendra yang baru saja selesai mengempeskan semua ban motor geng itu.
"Keluarga Tanujaya… mereka yang membayar kami," ucap pria itu yang sudah mengompol di celana.
"Kenapa mereka mengincarku? Aku baru saja tiba di Kota Kembang," ucap Alvin yang belum tahu kalau orang yang kemarin ia buat menjadi kasim adalah putra tunggal Marcos Tanujaya—pemilik Tanujaya Grup, perusahaan terbesar nomor tiga di Kota Kembang.
"Motor yang kamu pakai adalah milik putra tunggal pemilik Tanujaya Grup, Marcos Tanujaya," ucap pria yang tangannya sudah dipatahkan Alvin.
"Oh, aku mengerti sekarang. Kalian sampaikan pada orang yang menyewa kalian: siap-siap menerima kehancuran. Ayo Ren, kita pulang," ucap Alvin sambil memakai helm dan naik ke motornya.
"Oke, Al. Ayo kita pergi," ucap Rendra yang juga sudah berada di atas motor.
Setelah itu mereka melajukan motor, meninggalkan anggota geng yang sudah terkapar di tanah.
---
Di kontrakan
Tidak lama kemudian, Alvin dan Rendra sudah tiba di kontrakan mereka.
"Ren, kamu lagi yang masak ya. Aku mau buat program keamanan untuk perusahaan," ucap Alvin sambil duduk di ruang tamu.
"Oke, Al. Tapi untuk apa kamu membuat program keamanan untuk perusahaan? Dan pada siapa kamu akan menyerahkannya?" tanya Rendra.
"Untuk dijual, Ren. Aku dengar dari ayah, dulu dia pernah menjual program keamanan seharga lima ratus miliar," ucap Alvin.
"Wah, mahal juga ya. Tapi bagaimana caramu menjualnya? Pihak perusahaan pasti tidak akan percaya padamu," ucap Rendra.
"Kamu tenang saja, aku punya cara sendiri," jawab Alvin, lalu mulai menyusun program yang akan dibuatnya.
"Sebelum lanjut, aku akan memberikan sedikit pelajaran pada Tanujaya Grup. Biarkan mereka menderita sebentar lagi sebelum menghabisi mereka," ucap Alvin.
Ia mulai meng-hack data penting milik Tanujaya Grup dan mengirimkannya ke para pesaing. Tidak berhenti di situ, Alvin juga menyebarkan video panas Marcos dengan beberapa ayam kampus. Marcos memang punya kebiasaan merekam adegan panasnya dan menyimpannya di komputer kantor yang menurutnya aman. Tapi justru keyakinan itu yang menghancurkannya.
Dengan mudah Alvin membobol sistem keamanan Tanujaya Grup, lalu menyebarkan skandal itu ke berbagai media sosial menggunakan akun yang tak bisa dilacak.
"Selesai juga. Sekarang nikmati saham perusahaan kalian yang akan turun drastis," ucap Alvin puas.
Setelah itu, Alvin melanjutkan pembuatan program yang akan dijualnya. Ia begitu tenggelam dalam dunia pemrograman hingga tidak sadar hari sudah gelap.
Rendra memanggilnya untuk makan malam. Alvin pun menghentikan aktivitasnya dan ikut makan. Setelah makan, Alvin mandi lalu mengenakan jaket kulit hitam yang membuatnya terlihat gagah.
---
Di kantor Tanujaya Grup
Sementara itu, di perusahaan Tanujaya Grup terjadi kekacauan. Semua data penting tersebar ke tangan pesaing. Ditambah lagi dengan skandal Marcos, saham perusahaan langsung terjun bebas.
"Apa ada yang bisa menjelaskan kenapa sistem perusahaan kita bisa dibobol? Apa para ahli IT hanya makan gaji buta?!" ucap Marcos berusaha menahan emosi.
"Maaf bos, perusahaan kita diserang hacker yang sangat ahli. Kami sedang berusaha memperbaiki sistem," ucap kepala IT.
"Segera selesaikan! Kalau tidak, kalian semua bisa angkat kaki dari perusahaanku!" teriak Marcos.
Saat itu, Roger masuk ke ruangan dengan kursi roda.
"Ayah, apa orang yang membuatku cacat sudah ditangkap? Aku ingin membalas dendam dengan tanganku sendiri," ucap Roger.
"Diam! Anak bodoh! Kepalaku sangat pusing. Aku tidak peduli dendammu, perusahaan kita terancam bangkrut!" bentak Marcos.
"Apa?! Perusahaan kita akan bangkrut? Bagaimana bisa?!" Roger terkejut.
"Mana aku tahu, goblok! Mungkin saja kamu menyinggung orang yang tidak seharusnya. Kamu hanya tahu bermain! Kenapa aku bisa punya putra yang tidak berguna seperti kamu?!" ucap Marcos melampiaskan kekesalannya pada Roger.
Padahal memang benar, penyebab semua itu adalah Roger dan dirinya sendiri yang sudah mengusik Alvin.
---
Bersambung...