Season 2 dari novel Lahir kembali untuk memeluk kalian
Menceritakan kisah romansa anak-anak Andrew Pratama yang sudah beranjak dewasa ikuti kisah mereka ya cuss lanjut...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Malam hari di negara sakura
Cheline sedang bersiap untuk melakukan misi pembantaian geng Yakuza. Ia sudah memerintahkan para tentara bayaran menyerang lebih dulu untuk melemahkan kekuatan musuh.
Sementara itu, di markas besar geng Yakuza sedang kalang kabut karena markas utama mereka diserang tentara bayaran yang sangat terlatih.
"Apa ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi?" ucap Ando Sakakibara, bos besar geng Yakuza. Ia sangat bingung mengapa markasnya tiba-tiba diserang, karena ia tidak merasa menyinggung siapa pun akhir-akhir ini.
Semua petinggi langsung menatap ke arah pewaris Ando, yaitu Mukai Sakakibara, yang ada di sampingnya.
"Kenapa kalian menatap Mukai? Mukai, kamu jelaskan mengapa mereka kompak menatapmu? Apa kamu tahu sesuatu?" ucap Ando sambil menoleh ke arah Mukai.
Brughh!
"Maafkan aku, Ayah… ini semua salahku. Aku sudah mengusik orang yang tidak seharusnya aku usik," ucap Mukai, yang merupakan otak ekspansi geng Yakuza ke negara Garuda.
"Katakan dengan jelas, jangan bertele-tele!" bentak Ando yang mulai emosi. Ia tidak menyangka Mukai yang menyebabkan markas mereka diserang.
"Aku mengirim dua ribu anggota untuk menguasai ibukota negara Garuda, dan hasilnya… mereka tidak kembali satu pun," aku Mukai.
Plak!!!
"Bodoh!!! Kenapa aku punya anak seperti mu?! Kamu tidak tahu ya itu wilayah kekuasaan Andrew Pratama?! Dari mana kamu punya keberanian mengganggu wilayahnya? Pria itu sangat kejam dan tidak kenal ampun!" ucap Ando setelah menampar Mukai.
"Maafkan aku, Ayah. Aku dengar Andrew sudah pensiun, jadi aku mencoba merebut wilayahnya," jawab Mukai.
"Goblok! Kamu tidak tahu ya kalau putri Andrew sudah mengambil alih kekuasaan ayahnya?! Dia sama kejamnya dengan Andrew. Tamat sudah… dia pasti sudah ada di sini. Segera bereskan barang kalian, semoga saja dia tidak mengepung markas kita," ucap Ando putus asa.
Ando sudah tahu bahwa Andrew mengangkat putrinya sebagai penguasa baru ibukota negara Garuda, dan sepak terjangnya sudah menyebar ke seluruh dunia. Musuh-musuhnya dibabat habis tanpa ampun.
Namun penyesalan mereka sudah terlambat. Cheline telah memerintahkan tentara bayaran mengepung markas geng Yakuza.
Pertempuran sengit pun terjadi. Para tentara bayaran berhasil menghabisi lebih dari empat ribu anggota geng Yakuza, meski mereka juga kehilangan lebih dari dua ribu pasukan. Untung saja markas geng Yakuza berada di pegunungan yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak menarik perhatian warga.
"'Ayo semua kita masuk! Kalian jaga di luar, jangan biarkan ada yang lolos!" ucap Cheline, mengajak dua ratus pasukan elitnya bertempur. Ia juga memberi instruksi pada tentara bayaran untuk berjaga di luar.
Semua tentara bayaran mematuhi perintah Cheline, karena mereka baru menerima setengah bayaran mereka.
Dengan mudah, Cheline masuk ke dalam markas geng Yakuza karena anggota mereka hanya tersisa sedikit.
Boom!!! Pasukan elit Cheline meledakkan pintu tempat Ando dan para petinggi Yakuza bersembunyi.
"Bunuh mereka semua," ucap Cheline dengan nada dingin, membuat para petinggi Yakuza ketakutan hingga mengompol.
"Tunggu!!! Sepertinya ada kesalahpahaman, mari bicara baik-baik," ucap Ando mencoba bernegosiasi.
"Bicara baik-baik? Lucu sekali. Saat kalian menyerang tempat usaha dan membunuh anggota kami, apa kalian bicara baik-baik?" balas Cheline.
"Tunggu! Kami akan menyerahkan semua harta kami sebagai ganti nyawa kami!" teriak Mukai, ketakutan.
"Hahaha, kalian memang pandai melawak. Kalau kalian mati, semua harta kalian otomatis jadi milik kami. Untuk apa kami memaafkan kalian? Bunuh mereka semua!" ucap Cheline sambil keluar ruangan.
"Dasar iblis!!!" teriak Mukai. Itu menjadi kata-kata terakhirnya sebelum pasukan elit Cheline menembak mereka semua.
"Sudah beres, Bos. Mereka semua sudah mati," ucap pemimpin pasukan elit Cheline.
"Baiklah, kerja bagus. Kalian bereskan sisanya, aku mau kembali ke hotel dulu," jawab Cheline. Sebelum pergi, ia melunasi pembayaran tentara bayaran yang disewanya.
"Aku kira mereka sekuat apa… ternyata benar-benar kroco," batin Cheline sambil melajukan mobilnya menuju hotel.
Sesampainya di hotel, Cheline langsung tidur karena besok ia harus kembali ke negara Garuda.
---
Pagi hari di kota kembang
Alvin terbangun ketika mendengar suara alarm. Ia masih mengantuk karena tadi malam tidur cukup larut akibat bermain di pasar saham. Namun hasilnya memuaskan, ia berhasil mendapatkan dua ratus juta.
"Sepertinya aku tidak bisa mengandalkan pasar saham yang tidak stabil ini. Aku tidak punya kemampuan memprediksi saham seperti Ayah," batin Alvin sambil menarik setengah saldo dari pasar saham.
"Oh iya… lebih baik aku memanfaatkan kemampuan hacking yang kupelajari dari Ayah untuk membuat program keamanan perusahaan," ucap Alvin yang tiba-tiba mendapat ide brilian.
"Tapi bagaimana caranya menarik pelanggan? Aku belum punya koneksi di kota kembang ini," lanjutnya.
"Hehehe… sepertinya aku tahu caranya," batin Alvin. Ia berencana meng-hack sistem keamanan perusahaan-perusahaan besar di kota kembang, lalu menawarkan program buatannya yang lebih canggih.
"Oke, malam ini aku akan mulai membuat program keamanan yang akan kujual," ucap Alvin sambil bangkit dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.
Sementara itu, Rendra yang mendapat giliran memasak hari ini sudah lebih dulu bangun.
Lima belas menit kemudian Alvin sudah selesai mandi dan berganti pakaian, lalu keluar dari kamarnya.
"Ren, sarapan sudah siap?" tanya Alvin sambil merapikan dasinya.
"Sudah, Bos. Tinggal disantap," jawab Rendra.
"Ayo kita sarapan. Pagi ini semua ketua kelas harus berkumpul untuk membahas pekan olahraga sekolah yang akan diadakan dua hari lagi," ucap Alvin sambil makan.
"Oke, Al. Aku segera menyelesaikan sarapan," sahut Rendra.
"Kamu tidak perlu buru-buru. Aku cuma memberi tahu karena ingin berangkat duluan. Kamu tidak perlu ikut pagi-pagi," ucap Alvin.
Setelah sarapan, Alvin mengeluarkan motornya untuk berangkat. Tanpa ia sadari, ada yang sedang mengawasinya.
Orang itu adalah anak buah Roger, ayah dari seorang pemuda yang kemarin pulang dalam kondisi babak belur.
"Sepertinya itu motor milik tuan muda. Terus awasi, jangan sampai lolos. Kita harus memberikan laporan pada tuan besar nanti," ucap pria berbadan kekar pada temannya.
"Iya. Aku juga sudah mengambil fotonya. Nanti kita tanyakan pada tuan muda, apakah bocah itu yang menghajarnya," jawab pria kurus berkacamata.
Setelah itu, mereka berhenti mengawasi kontrakan Alvin karena sudah mendapat cukup bukti.
Alvin yang tidak tahu dirinya diawasi tetap melanjutkan perjalanan ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia memarkirkan motornya lalu segera menuju tempat rapat para ketua kelas dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas.
Bersambung…