NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Kecemburuan Bulan

Hari ini, di koridor sekolah, Bulan dan Bintang berjalan bersama menuju kelas mereka. Bulan yang banyak bercerita sementara Bintang hanya menjadi pendengar setia.

Sudah biasa bagi mereka, Bulan dan Bintang pun sudah memaklumi kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kontras persahabatan mereka berdua jelas membuat beberapa orang iri saat melihatnya.

Seperti biasanya, Bintang berjalan dengan santai tanpa menghiraukan murid-murid yang berlalu-lalang. Pandangannya hanya fokus ke depan, jadi tak heran jika ia memiliki banyak penggemar.

"Gila, makin cool aja si Bintang!"

"Andai gue yang jadi Bulan, pasti selalu sama Bintang."

Dua orang siswi dari kelas lain terang-terangan menunjukkan kekagumannya kepada Bintang. Jelas saja, membuat Bulan sedikit cemburu.

Bulan cemburu bukan karena popularitas, melainkan murni karena perasaan hati. Ia sudah memendam rasa untuk Bintang sejak lama, bahkan sejak awal masuk SMP.

Tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Bulan hanya memendam perasaan itu sendirian, karena ia tidak ingin merusak persahabatannya dengan Bintang. Bulan memegang tasnya erat, mencoba untuk menyembunyikan rasa cemburunya.

"Makin banyak aja penggemar lo, Bintang." Ujar Bulan dengan kekehan kecil mencoba untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

"Entah," jawab Bintang singkat sambil menaikkan bahunya, tidak peduli dengan tatapan mereka.

Bulan hanya menggelengkan kepalanya, tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu. Jika murid lain yang ada di posisi Bintang, mungkin sudah gila kepopuleran. Tapi ini Bintang, cowok yang terkenal dengan sifat acuh tak acuhnya.

Tiba di kelas, Bintang langsung disambut hangat dengan teman gengnya yang sudah menunggu di depan kelas mereka. Bulan menatap tajam ke arah mereka, karena mereka Bintang jadi terbawa pengaruh buruk.

Ketiga teman Bintang itu tidak menghiraukan tatapan tajam Bulan, bahkan Zai terlihat tersenyum ke arahnya. Sementara dua lainnya, Bryan dan Farhan hanya memfokuskan diri pada Bintang, seolah Bulan tidak ada di sana.

"Lo duluan aja, Bulan. Ini urusan cowok." Ujar Bintang membuat Bulan menaikkan alisnya.

Bulan sangat paham jika mereka sudah berkumpul seperti itu, yang pastinya mereka akan membicarakan tentang balapan. Bukannya menuruti perintah Bintang untuk masuk ke dalam kelas, Bulan justru terdiam di tempat. Tatapannya tajam ke arah Bintang.

"Kenapa? Pasti soal balapan kan?" Bulan menebak diangguki oleh Bintang.

"Iya, karena lo gak suka mendingan lo duluan aja." Balas Bintang santai.

Bulan tidak bergeming, ekspresinya justru terlihat tidak bersemangat. Padahal Bintang tahu bahwa Bulan tidak menyukai itu, tapi ia tetap kekeuh dengan pendiriannya.

Bulan melarang bukan karena posesif, melainkan karena peduli akan keselamatan Bintang. Pasalnya, hampir setiap kali Bintang pulang dari arena balap, ada saja sesuatu yang terjadi padanya.

"Yaelah lo bukan pacarnya juga. Jangan posesif banget lah," ujar Farhan terlihat tidak suka ke arah Bulan.

Bulan pun langsung menoleh ke arah Farhan tanpa kata. Sejak awal, Bulan memang tidak menyukai pemuda itu karena sifatnya yang arogan.

Tapi, Farhan justru menjadi teman bagi Bintang dan membawa pengaruh buruk untuk sahabatnya itu.

"Iya, lagian lo cuma sebatas sahabat bagi Bintang. Biarin lah dia bebas," ujar Bryan menimpali.

Kedua teman Bintang ini terlihat sangat tidak menyukai Bulan entah apa sebabnya. Berbeda dengan Zai yang terlihat lebih santai jika itu bukan pada musuhnya.

"Please Lan, izinin gue balapan malam ini. Cuma ini cara gue agar bebas dari Papa." Pinta Bintang membuat Bulan mendengus kasar dan melangkahkan kakinya.

"Terserah lo!"

Bulan langsung masuk ke dalam kelas, tanpa menghiraukan mereka lagi. Terlebih Bintang, sahabat yang sangat sulit untuk ia mengerti.

Terdengar Bryan dan Farhan yang tertawa, serta terus mempengaruhi Bintang untuk mengikuti balapan. Mereka sangat mengandalkan Bintang, karena Bintang selalu menang ketika balapan. Sementara Zai hanya mendukung seadanya, menerima apapun keputusan Bintang.

Bulan duduk di bangkunya, dengan perasaan yang masih kesal. Bahkan, terdengar helaan nafas panjang darinya. Pandangannya pun ia alihkan ke arah jendela, mencoba untuk menenangkan diri.

"Udah, jangan ngambek gitu. Malam ini gue gak jadi balapan. Di cancel katanya." Ujar Bintang yang tiba-tiba saja muncul dan mengacak pucuk kepala Bulan membuat Bulan langsung menoleh ke arahnya.

Jangan ditanya lagi bagaimana perasaan Bulan saat ini. Antara terkejut dan juga gugup, ia sama sekali tidak menyangka bahwa Bintang akan berlaku seperti itu. Terlebih mereka sedang berada di lingkungan sekolah.

"Di cancel?" Ujar Bulan pada akhirnya setelah hening beberapa saat.

"Iya, kata tim lawan di cancel." Jelas Bintang membuat Bulan menaikkan sedikit sudut bibirnya.

Teman-teman sekelasnya mulai merasa panas melihat momen itu, terutama para siswi-siswi yang menyukai Bintang. Tak jarang pula sebagian dari mereka langsung mengumpat, karena tindakan Bintang yang terkesan tiba-tiba.

Bintang sendiri terlihat santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan Zai yang berdiri di sebelahnya pun terlihat menggelengkan kepalanya melihat kedekatan dua sahabat itu.

"Awas bro, ntar Reva cemburu." Ujar Zai menepuk pundak Bintang sebelum akhirnya berjalan pergi ke bangkunya.

Senyum yang sempat terukir perlahan mulai memudar. Reva, gadis yang disebut oleh Zai ada hubungan apa dengan Bintang. Bahkan Bintang sendiri pun tidak pernah bercerita apa-apa tentang Reva padanya.

Mendengar perkataan Zai yang terdengar serius, membuat hati Bulan sedikit sakit. Ia menyadari bahwa hubungannya dengan Bintang hanya sebatas sahabat. Tapi, ketika mendengar nama seorang gadis untuk Bintang jelas saja membuat hati Bulan sedikit panas.

"Ciee, Reva yang mana nih? Anak kelas sebelah?" Ledek Bulan mencoba untuk terlihat seperti biasanya.

Bintang hanya mengangguk singkat tanpa kata. Ia pun langsung mengambil posisi untuk duduk. Diikuti guru yang memasuki kelas dan memulai pelajaran.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasanya. Tapi Bulan sedikit tidak fokus hari ini. Ia masih bertanya-tanya apa Bintang menyukai Reva, atau mungkin memiliki hubungan yang lebih untuk gadis yang cukup populer di sekolah itu.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

"Lo mau ke kantin?" Tanya Bintang saat jam istirahat tiba.

"Iya, gue laper juga. Lo mau ikut?" Tanya Bulan sambil merapikan bukunya di atas meja.

"Ya udah ayo."

Keduanya berjalan menuju kantin. Bintang jarang berkumpul dengan teman geng nya jika tidak membicarakan tentang balapan. Bahkan Zai pun langsung beranjak menuju kelas Farhan dan Bryan saat bel istirahat tiba.

Tiba di kantin, mereka langsung memesan makanan dan minuman kesukaan masing-masing. Lalu memilih tempat duduk di pojok kantin.

"Bulan, kita dipanggil Pak Suryo ke lapangan. Ada info soal taekwondo katanya."

Beberapa menit berlalu, tiba-tiba saja Alvian menghampiri dan memberitahu kepada Bulan tentang informasi taekwondo. Alvian juga merupakan anggota klub taekwondo dan lumayan dekat dengan Bulan.

"Sekarang banget?" Tanya Bulan yang langsung menoleh ke arahnya.

"Iya, gue juga dapet infonya dari yang lain." Ujar Alvian menimpali.

"Ya udah deh. Bintang, gue tinggal dulu ya." Ujar Bulan sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Bro, Bulan nya gue pinjem sebentar." Ujar Alvian kepada Bintang yang masih menikmati makanannya.

"Oke, gue juga mau balik ke kelas ntar."

Bulan dan Alvian pun pergi ke lapangan sekolah, meninggalkan Bintang sendirian di meja kantin.

Tiba di lapangan, keduanya melihat semua anggota sudah berkumpul, termasuk Pak Suryo yang memegang selembar kertas di tangannya.

"Baik anak-anak, berhubung semuanya sudah berkumpul mohon perhatiannya sebentar. Mungkin kalian terkejut dengan briefing dadakan ini. Saya hanya ingin memberitahukan bahwa..."

Pak Suryo menjelaskan tentang tujuan dan maksud mengumpulkan para anggota klub taekwondo. Sementara Bulan dan yang lainnya mendengarkan dengan khidmat.

Setelah beberapa saat, mereka pun bubar. Tak terkecuali Bulan yang melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.

Jam terakhir hari ini tidak ada pembelajaran, karena guru sedang rapat dengan kepala sekolah. Jadi para murid bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan. Tak jarang pula, sebagian dari mereka memutuskan untuk bolos, tapi itu hanya berlaku untuk murid-murid yang terkenal bandel.

Niat hati ingin pergi ke perpustakaan, tapi langkah Bulan terhenti ketika melihat Bintang di kejauhan yang sedang menyandarkan tangannya di sebuah dinding. Serta seorang gadis tepat di hadapannya.

Ya, gadis itu adalah Reva, si bintang sekolah. Bintang pun terlihat tersenyum ke arah gadis itu, membuat Bulan merasa sesak di dadanya.

"Tenang aja sayang, hari ini gue traktir. Jangan ngambek lagi ya?" Ujar Bintang kepada Reva yang terdengar jelas di telinga Bulan.

Ekspresi Reva yang awalnya cemberut, kini tersenyum manis ketika mendengar perkataan lembut dari Bintang.

"Makasih sayang!" Ujarnya sambil mencubit lengan Bintang pelan.

Bulan yang menyaksikan itu, tanpa sadar menitikkan air matanya. Bahkan, botol teh yang di pegangnya pun langsung terjatuh.

"Apa? Sayang?" Gumam Bulan lirih, tidak percaya apa yang ia dengar.

Bulan tidak sanggup membendung air matanya lagi, ia berlari ke toilet dan membiarkan air matanya tumpah di dalam sana.

Bulan terdiam di depan cermin toilet, hatinya terasa sangat sakit ketika ia mengetahui bahwa Bintang sudah mempunyai seorang kekasih. Dan yang lebih sakitnya, Bintang tidak pernah bercerita tentang itu.

"Gue tau kok kita cuma sahabat. Tapi kok rasanya sakit ya, ketika gue liat lo panggil sayang ke dia." ujar Bulan lirih pada dirinya sendiri.

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!