Demi menjauhi pernikahan yang diinginkan oleh papanya, Adilla Atmadja, biasa dipanggil dengan sebutan Dilla pun memilih jalan pintas, yakni dengan melakukan hubungan satu malam bersama pria yang tidak dia kenal sebelumnya, hanya demi bisa mendapatkan bibit yang paling unggul untuk menjadi penerus keluarga Atmadja nantinya dari orang tersebut. Di mana ternyata pria itu merupakan seorang CEO perusahaan ternama yang tengah menyamar menjadi orang biasa.
Bagaimana nasib Dilla nantinya? Baca terus kisahnya hanya di karyaku yang ke-11 ini. Terkmakasih^^
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 24. Kelainan?
“Lagi bahas apa lagi sih ini? keluar dari topic ya?” cecar Raka yang memang todak bisa diam sebentar saja.
Biru menunjuk ke arah seseorang yang saat ini masih Kendra tatap. Bahkan Kendra mengabaikan pertanyaan dari mereka.
Semua cowok tampan dan keren itu pun menatap ke arah seorang wanita yang tengah duduk sendiri dan sepertinya sedang bermonolog. Terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, yang membuat janggal di sini ialah wanita itu berbicara sambil mengusap perutnya sendiri.
“Apa dia hamil, ya? kok ngomongnya sama perutnya sendiri. Padahal masih rata banget gitu. Apa dia emang agak agak aneh gitu.” Lagi dan lagi Raka mengungkapkan apa yang ada di kepalanya secara spontan.
Aghata yang duduk tepat di samping Raka pun langsung meraup wajah Raka dengan sangat kasar. Bisa-bisanya pria itu ngomong seenaknya sendiri tanpa di selidiki lebih dulu faktanya seperti apa,
“Kalau ngomong itu di pikir. Siapa tahu dia hanya ingin seperti itu,” omel Aghata. “Gimana kalau sampai terdengar sama itu cewek terus dia marah sama lo. Habis lah lo. Mana dia cantik banget. Aduuhh … udah jelas lo bakalan kalah karena terpesona oleh wajahnya.” lanjutnya lagi.
Raka mengangguk. “Benar juga apa yang lo katakan. Sudah jelas gue lemah sama wajah-wajah yang seperti itu. jadi pingin kenalan deh rasanya,” sahut Raka membenarkan ucapan Aghata.
Biru yang melihat tingkah kedua temannya itu hanya menggeleng kepala. Lebih lagi satu temannya yang sepertinya sudah terhipnotis oleh kecantikan yang di miliki oleh wanita tersebut.
“Lo nggak ketempelan kan, Ken?” tanya Biru yang sedikit khawatir dengan sikap Kendra.
Karena tidak mendapat respon sama sekali dari Kendra, akhirnya Biru pun menepuk bahu Kendra dan membuat pria itu sedikit terkesiap kaget.
“Ah, apa?” tanya Kendra kaget mendapat tepukan di pundaknya dari Biru.
Ia yang terlalu tenggelam dengan pesona wanita yang sedari tadi memenuhi pikiran dan pandangannya pun menoleh ke arah Biru. Sentuhan dari Biru sedikit mengganggu imajinasi yang baru saja Kendra rengguh bersama dengan wanita yang sampai saat ini masih mengusap perutnya. Sungguh lucu sekali.
‘Jangan bilang kalau dia ngira dia sudah hamil. Padahal baru juga dua hari yang lalu aku isi, mana mungkin langsung jadi, Dilla,’ gumam Kendra di dalam hati.
Tanpa sadar Kendra tersenyum sendiri sembari menggelengkan kepala lalu menunduk. Merasa malu sendiri dengan tingkah Dilla.
Membuat tiga temannya yang melihat sikap Kendra dengan tatapan yang begitu horor. Ngeri sendiri. Bahkan sampai Raka terdiam dan tidak bisa berkata-kata lagi. sejak kapan Kendra seperti ini. Sedari tadi begitu murah senyum.
Kemudian mereka saling pandang, lalu beberapa detik kemudian saling mengangkat baahu secara kompak. Seolah tidak mengerti apa yang sedang Kendra alami.
“Apa dia memang seperti ini semenjak pulang?” tanya Aghata kepada Biru.
Padahal sebelumnya Aghata tidak terlalu memusingkan perubahan yang terjadi pada teman-temannya. Namun, untuk saat ini sedikit berbeda. Karena memang aneh saja Kendra bersikap seperti ini.
Tidak tahan dengan tingkah Dilla yang sangat menggemaskan menurut Kendra, akhirnya pria itu pun bangkit. Membuat teman-temannya sontak menatapnya dengan penuh tanda tanya yang sangat besar.
“Lo mau ke mana, Ken?” tanya Biru sedikit cemas. Takut kalau memang Kendra ada kelainan yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Atau memang penyakit itu baru Kendra idap akhir-akhir ini. Takut kalau sampai hal itu membahayakan orang lain. Mana lagi di kafenya, lagi.
“Iya, aneh banget sih lo, Ken. Dari tadi senyum-senyum terus sambil liat itu cewek. Siapa sih sebenarnya?” timpal Raka yang memang tidak bisa menghilangkan rasa penasarannya.
Kendra menatap mereka bertiga secara bergantian. Lalu pria yang sudah berdiri tersebut pun membungkuk hingga membuat ketiga temannya sangat penasaran sekali.
“Mau jemput masa depan gue,” ucap Kendra dengan suara lirih. “Juga ibu dari anak-anak gue nantinya.” Lanjutnya lagi sambil mengerlingkan matanya genit.
Membuat ketiga cowok yang sedang menatap ke arahnya itu semakin merinding. Namun, Kendra tidak peduli dan melangkahkan kakinya menuju gadis yang tengah asik dengan dunianya sendiri.
‘Kali ini kamu nggak bisa kabur lagi, Dilla. Kita lihat, apa kamu masih bisa mengelak dan berpura-pura tidak mengenaliku,’ gumam Kendra tersenyum penuh arti.
orang lain menjaga keperawanan.
ini malah ngasih gratis