Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memiliki keduanya
Tanpa Devan sadari, sepasang mata sedang fokus memperhatikan dirinya yang tengah berjalan cepat meninggalkan kamar Jasmine, ya dia adalah Hendrawan ayah kandung dari Devan dan Dirga.
Karena sebuah kesalahan masa lalunya, Hendrawan memiliki anak dari perempuan lain. berbagai cara dilakukan oleh Hendrawan agar Dirga masuk dalam keluarganya yang sah, termasuk membohongi dan memperalat Helena yang dinikahinya secara sah. Helena begitu tulus merawat dan membesarkan Dirga yang dia pikir anak yatim-piatu yang ditemukan suaminya disalah satu panti asuhan. tanpa menaruh curiga ataupun menyelidikinya terlebih dahulu.
Hendrawan terdiam dalam kesunyian, menatap keheningan malam dengan hati yang hampa.
"Jasmine, kamu tidak boleh egois dan ingin memiliki kedua anakku sekaligus." ucap Hendrawan geram seraya mengepalkan kedua tangannya. Pria itu bangkit mencoba menghubungi seseorang.
***
Pagi harinya, penampilan Jasmine terlihat sangat segar dan cantik. Dia ikut membantu Helena memasak didapur menyiapkan sarapan, meskipun dirumah ini ada pelayan namun Helena tetap menjalankan peran dan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri yang baik untuk suami dan anak-anaknya.
"Nona Jasmine, tuan besar Hendrawan meminta nona untuk datang membawakan sarapannya keruangan baca." ucap pelayan menghampiri Jasmine.
"Papamu itu memang manja Jasmine, apalagi pada calon menantu pilihannya ha...ha..papa...papa." ucap Helena tertawa renyah menggelengkan kepalanya merasa lucu dengan tingkah suaminya.
"Baiklah, ma. Jasmine siapin
dulu ya."
"Papamu suka kopi hitam, dan roti keju. bawain sekalian obat-obatnya ya." terang Helena sambil membawa sepaket obat lalu memberikannya ketangan Jasmine.
"Siap ma."
Jasmine mulai mengambil kopi dan gula sesuai takaran, lalu menuangkan air panas kedalam gelas Kopi, sehingga menciptakan aroma kopi panas yang begitu harum dan nikmat karena sudah dicampur dengan krimer susu.
Setelah selesai dengan roti keju dan obat-obatan, Jasmine membawanya menuju ruang baca khusus Hendrawan yang tidak sembarangan orang boleh memasukinya.
Tok!Tok!Tok!
"Masuk!"
Setelah terdengar jawaban dari dalam, barulah Jasmine masuk sambil menenteng nampan.
"Selamat pagi papa, kopi panas dan roti kejunya sudah siap!" ucap Jasmine bersemangat.
"Terimakasih Jasmine."
Hendrawan meletakan buku yang tengah dibacanya diatas meja.
"Kalau begitu, Jasmine keluar dulu ya pa."
"Tunggu! Jasmin. duduklah...papa ingin ngobrol-ngobrol dulu sebentar denganmu."
"Oke pa."
Jasmine berfikir jika Hendrawan ingin membicarakan soal pernikahannya dengan Dirga, mereka duduk saling berhadapan hanya terhalang sebuah meja kecil yang ada dihadapan mereka berdua.
DEGH!
DEGH!
Detak jantung Jasmine berpacu begitu melihat gelagat aneh dan tatapan Hendrawan yang berbeda dari biasanya. Seketika suasana terasa begitu canggung.
"Jasmine, papa ingin mengingatkan mu suatu hal." ucap Hendrawan dengan mimik serius, sambil menarik nafas panjang sebelum kembali melanjutkan perkataannya.
"Ya pa."
"Papa mengenal keluarga mu sudah cukup lama dan hubungan kami terjalin begitu baik. begitu juga denganmu dan Dirga yang hampir seumuran, bahkan kalian tumbuh dan bermain bersama, sehingga kami sepakat untuk menjodohkan kalian, dan ini juga keinginan terbesar ke-dua orang tuamu."
"Iya, Jasmine tahu itu pa."
"Namun semua itu telah berubah pa, setelah aku tahu jika Dirga berselingkuh dengan Bella, sepupuku sendiri. Jasmine sedih belum siap mengungkapkan kebusukan Dirga, bagaimana pun Jasmine juga ingin pernikahan ini tetap dilanjutkan demi memenuhi keinginan terakhir kedua orang tuaku agar mereka tenang di sana." bathin Jasmine tiba-tiba raut mukanya menjadi melow.
"Jasmine, bagaimana? hubunganmu dengan anak sulungku Devan? Bukankah kamu cukup lama ikut bekerja dengannya?"
"Dikantor kami sangat menjunjung tinggi profesionalitas kerja pa, selaku atasan pak Devan memang baik dan perhatian pada semua karyawannya." jawab Jasmine gugup.
"Tapi papa merasa hubungan kalian cukup dekat, tidak seperti hubungan atasan dan bawahan pada umumnya. apa ada yang kalian berdua sembunyikan?" tanya Hendrawan penuh selidik.
"Tid... tidak ada pa."
"Baguslah, papa percaya padamu. tapi satu pesan papa. Jangan pernah mencoba-coba untuk bermain api, ataupun berfikir untuk memiliki keduanya. karena itu tidak baik bagimu Jasmine."
"Iya, Jasmine akan selalu ingat pesan papa." wajah Jasmine semakin pucat, layaknya maling yang habis ketangkap basah.
"Keluar lah, papa ingin lanjut membaca."
"Iya pa, permisi."
"Hmm!"
Jasmine langsung lari ke kamarnya, mengusap dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.
"Sepertinya papa mulai curiga, mulai sekarang aku harus lebih berhati-hati lagi dan menjaga jarak dari Devan." gumam Jasmine berusaha mengambil nafas untuk menetralkan kembali perasaannya yang berkecamuk.
Setelah kepergian Jasmine, Hendrawan berjalan menuju laci mejanya, mengeluarkan sebuah kotak yang berisi sebuah cincin dan sebuah foto perempuan cantik yang merupakan cinta pertama nya.
"Diah, maafkan aku... dimanapun kamu berada sekarang, percayalah jika aku masih sangat mencintaimu. Bahkan aku menjaga dan merawat anak kita Dirga dengan sangat baik, mencarikan dia calon istri yang cantik sama seperti dirimu."
Hendrawan tersenyum mengusap foto kenanganya bersama Diah. Meskipun terbesit rasa bersalah pada istri sahnya Helena yang begitu baik, bahkan mau menikah dengan dirinya yang dulunya hanya seorang pemuda miskin yang ingin hidup mewah dan kaya, bahkan rela meninggalkan Diah, meskipun pada akhirnya mereka diam-diam selingkuh dibelakang Helena.