NovelToon NovelToon
GODAAN RANJANG SANG SEKRETARIS

GODAAN RANJANG SANG SEKRETARIS

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Patahhati / Cerai
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: Na_Vya

Galang Aditya Pratama—seorang pengacara ternama yang dikhianati oleh sang istri hingga bertahun-tahun lamanya. Kemudian, Cinta Amara hadir di kehidupannya sebagai sekretaris baru. Amara memiliki seorang putri, tetapi ternyata putri Amara yang bernama Kasih tak lain dan tak bukan adalah seseorang yang selama ini dicari Galang.

Lantas, siapakah sebenarnya Kasih bagi Galang?
Dan, apakah Amara akan mengetahui perasaan Galang yang sebenarnya?


###


"Beri saya kesempatan. Temani saya Amara. Jadilah obat untuk menyembuhkan luka di hati saya yang belum sepenuhnya kering. Kamulah alasan saya untuk berani mencintai seorang wanita lagi. Apakah itu belum cukup?" Galang~

"Bapak masih suami orang. Mana mungkin saya menjalin hubungan dengan milik wanita lain." Amara~


***

silakan follow me...

IG @aisyahdwinavyana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Vya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33~

~KEKESALAN VANILA.

###

"Untung kamu cepet bawa dia ke sini. Kalau enggak akan fatal akibatnya," ucap dokter Aldo kepada Amara, dia baru saja selesai menangani Galang. Melakukan tindakan pertama pada pasien yang pingsan karena dehidrasi.

Sesaat Amara menemukan Galang pingsan di kamarnya, perempuan itu bergegas membawanya ke Rumah Sakit dengan bantuan sopir dan sekuriti yang berjaga. Dan, kini Galang sudah ditangani oleh Aldo dengan cepat.

Helaan napas lega berembus dari hidung Amara seraya menatap kasihan atasannya yang masih memejamkan mata.

"Terima kasih, Dok," kata Amara menatap Aldo dengan segan. Kemudian, dia pun bertanya apa penyebab Galang bisa sampai dehidrasi. "Tapi yang buat saya bingung, kenapa Pak Galang bisa sampai mengalami dehidrasi?"

"Dari hasil pemeriksaan saya, sepertinya dia mengalami diare sepanjang malam dan sama sekali tidak mengkonsumsi obat apa pun," papar Aldo yang seketika membuat Amara terkejut.

"Apa? Diare?" Bola matanya terbelalak lantas bergulir menatap Aldo lalu menatap Galang. Atasannya itu tampak sangat pucat. Bahunya sontak melemas. 'Apa jangan-jangan gara-gara Pak Galang makan sambel super pedes, ya?' duganya dalam hati.

"Apa dia habis mengonsumsi sambal berlebihan?" Aldo bertanya dengan hati-hati.

"Hah?" Terhenyak sesaat lalu menyahut gugup, "I-itu ...." Amara mengusap tengkuknya pelan, dia merasa takut sekaligus ragu.

Dari gelagat yang diperhatikan Aldo, dia sudah tahu jawabannya.

"Berarti benar? Dia habis mengonsumsi sambal berlebihan?" desaknya, secara tidak langsung membuat kepala Amara mengangguk lemah dan menunduk.

Aldo menggelengkan kepala sesaat melihat reaksi Amara. Dia cukup tahu bagaimana kondisi kesehatan Galang yang mempunyai riwayat asam lambung dan maag. Pengacara itu tidak boleh mengonsumsi makanan pedas yang berlebihan atau pun telat makan. Jika itu dilakukan baik sengaja atau pun tidak, maka konsekuensinya akan fatal.

Contohnya, ya... seperti sekarang. Galang tergolek lemah di ranjang pesakitan dengan selang infus yang menempel di tangan.

"Galang itu tidak boleh telat makan dan mengonsumsi sambal berlebihan. Jadi, perlu kamu ingat ini. Selalu ingatkan dia untuk makan tepat waktu dan jangan makan makanan pedas dulu kalau nanti dia sudah pulang dari sini. Mengerti?" Aldo memberikan pesan kepada Amara sekaligus memberinya tanggung jawab.

"Ba-baik." Amara menyahut seraya mengangguk.

Hal ini harus dia ingat betul dan jangan sampai kecolongan lagi. Seandainya dia tahu jika Galang punya riwayat penyakit semacam itu. Tentu semalam dia tidak membiarkannya makan sambal dengan level yang sama.

"Kamu siapanya?" tanya Aldo yang baru mengingat jika dia belum bertanya apa pun perihal perempuan manis ini. Terlebih dari yang Aldo lihat, penampilannya sangat rapi dan sempurna.

Secepat kilat Amara mengangkat pandangannya. Tersenyum kaku kemudian menyahut, "Sa-saya Amara. Saya ... sekretarisnya Pak Galang."

Mendengar nama Amara, Aldo jadi ingat sesuatu. Dia pun memindai wajah Amara yang nampak tidak asing di ingatannya.

'Amara? Sekretaris? Apa dia perempuan yang waktu itu pingsan di rumah Galang? Yang habis kena tamparan Vanila. Tapi kenapa dia bisa ada di rumah itu tadi?' Ah, sudahlah! Bukan urusanku.' Aldo menyeru dalam hati. Meski dia sangat penasaran, namun tak berminat untuk bertanya lebih jauh lagi.

"Jadi kamu sekertarisnya yang waktu itu pingsan, ya? Iya-iya, saya baru ingat," kata Aldo menanggapi setelah beberapa menit berpikir. "Perkenalkan, saya Aldo. Teman kuliahnya Galang." Lelaki berkacamata itu mengulurkan tangan ke depan Amara.

Amara menyambut uluran tangan itu sambil tersenyum tipis. Dia baru tahu ternyata dokter yang memeriksanya waktu itu adalah Aldo.

*

*

Hampir sekitar tiga jam, Amara menunggu Galang sadar. Dia begitu mencemaskan lelaki itu sampai-sampai lupa mengabari Kevin. Lantaran tak ingin membuat Kevin bertanya-tanya, dia pun memutuskan menghubungi asisten pribadi Galang.

Tak lama setelah Amara memberinya kabar, Kevin yang baru saja kembali dari rumah Galang dan Vanila segera menuju ke Rumah Sakit. Namun, karena Vanila dalam posisi di sampingnya waktu Amara meneleponnya tadi, terpaksa dia harus menuruti permintaan perempuan itu yang ingin ikut.

Dan, setibanya di ruang rawat Galang, Vanila langsung mendekatinya dan menuduh Amara yang tidak-tidak.

"Kenapa suami saya bisa sampai begini, hah? Kenapa? Kamu itu 'kan sekretarisnya? Bagaimana ini bisa terjadi itu semua tanggung jawab kamu! Ngerti!" Vanila menunjuk-nunjuk hidung Amara yang hanya menunduk takut.

"Ma-maafkan saya, Bu. Sa-saya ...."

"Nyonya, ini di rumah sakit. Sebaiknya Anda tidak perlu memarahi Amara seperti itu. Saya yakin ini murni kecelakaan bukan kesalahan dia." Kevin segera menyela Amara yang nampak ketakutan dan terpojokkan. Dia hapal betul dengan tabiat istri Galang ini.

Pemarah dan suka mencari keributan.

Tak suka melihat Amara dibela oleh Kevin, Vanila pun berdecak seraya berkacak pinggang.

"Kamu ini malah belain dia! Jelas-jelas dia yang salah. Kalo seandainya dia becus mengurus suami saya, kejadiannya enggak akan kayak begini! Mas Galang masuk rumah sakit dan belum sadar sampe sekarang." Vanila kekeuh menyalahkan Amara.

Selepas Amara menghubunginya, Kevin pun langsung menghubungi Aldo, yang dia tahu jika dokter itulah yang akan menangani bosnya. Lalu, Aldo menceritakan kronologinya kepada Kevin dan Vanila lewat panggilan telepon.

Seketika itu Vanila merasa marah dan kesal kepada Amara yang menurutnya tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan benar. Kevin geleng-geleng dengan sikap Vanila yang terlalu berlebihan. Aktingnya sebagai istri yang sangat peduli pada suaminya begitu sempurna.

'Apa dia lupa, kalo Pak Galang akan menceraikannya?' Kevin membatin Vanila yang sepertinya melupakan sesuatu.

Padahal belum ada dua puluh empat jam, dia mengajukan surat perceraian kepada Vanila dan memintanya untuk segera menandatangani.

Kevin maju satu langkah, memberi jarak antara Vanila dan Amara. Dia hanya khawatir jika Vanila berbuat seenaknya lagi. Tak ingin kejadian memalukan itu terulang lagi. Sebisa mungkin dia melindungi perempuan yang telah membuat atasannya jatuh hati.

'Usahakan secepatnya kamu urus perceraian saya dan Vanila. Karena saya menyukai Amara dan ingin segera memilikinya.'

Sebuah pengakuan yang dia dengar sendiri dari mulut Galang pada malam itu. Selama ini Galang tak pernah menutupi apa pun darinya, bahkan perihal yang amat sangat privasi sekali pun. Semuanya dia ketahui lantaran atasannya tersebut merasa percaya padanya.

"Sebaiknya Anda duduk, Nyonya. Suara Anda bisa menggangu istirahat Pak Galang," ujar Kevin dengan penuh hormat. Sudut matanya melirik sekilas pada Amara yang masih menundukkan kepala. "Mbak, sebaiknya Mbak Amara juga duduk," titahnya kemudian.

"Saya begini saja, Vin." Amara menyahut tanpa merubah posisinya. Dia terlalu takut dengan Vanila yang galak dan bermulut pedas.

"Belain aja terus! Kalian sama aja!" Vanila mendengkus seraya menghempaskan tubuhnya di kursi yang berada tepat di samping bed.

Kekesalannya pada Amara itu hanya pelampiasan saja. Sebenarnya dia sangat marah kepada Galang yang ternyata ingin menceraikan dirinya. Vanila merasa tidak terima dengan keputusan suaminya itu.

Menatap Galang yang ada di hadapannya dengan sorot tajam. Vanila bahkan tak segan mengutuk lelaki yang berbaring tak berdaya itu.

'Brengsek kamu, Mas! Diam-diam kamu udah nyiapin surat cerai.'

###

tbc...

1
Taty Hartaty
manager si vanilla kali nih
Vitriani
Lumayan
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
nah gini dong lang, jgn oon
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
gk heran sii..secara pergaulan vanilla begitu
Masumi Hayami
ini serius udah END?
Atau penulis nya udah keabisan ide utk kelanjutannya?
sayang klo ga sampe abis n ending yg entah itu happy or sed ending.
setidaknya di selesaikan dulu sampe finish. jangan ngegantung.
sri lestari
bagusan
Dewa Dewi
kapan Kasih bahagianya thor? bukannya sembuh malah dikasih penyakit lain.... kayanya author punya dendam sama Kasih
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
kasian Kasih 😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
makin posesif aja Galang
Dewa Dewi
ini udh abis apa blm thor? kok ceritanya masih gantung ya? Kasih blm sembuh juga .... berharap ada lanjutannya trs Kasih sembuh dr sakitnya
Dewa Dewi
instruksi kali thor
Dewa Dewi
Aldo lucu bgt😁😁😁😁
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
😭😭😭😭😭😭
Dewa Dewi
Kasih pinter bgt 👍👍
Dewa Dewi
gitu dong Lang jadi cowok tuh harus tegas
Dewa Dewi
rasain lu Vanila
Dewa Dewi
👍👍
Dewa Dewi
Kasih pinter bgt 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!