"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 23
Tuan Roger ....
Terima kasih telah memungut saya. Membawa saya tinggal di apartemen mewah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Terima kasih atas waktu yang sudah Tuan sia-siakan demi saya.
Tuan, maafkan saya karena telah memilih pergi karena sejatinya saya tidak akan pernah bisa bertahan. Semua itu bukan karena tanpa alasan. Saya hanya khawatir jika nantinya kita akan bermain dengan perasaan.
Tuan, saya hanyalah sebatas istri penebus hutang dan tidak akan pernah pantas menjadi pendamping hidup Anda. Saya hanyalah wanita yang tersisih dan tidak akan mungkin menjadi yang terkasih.
Tuan, maafkan saya jika banyak salah dan tidak pernah bisa menjadi wanita yang baik selama menjadi istri Anda. Namun, dalam hati kecil saya mendoakan semoga Anda selalu dilimpahi kebahagiaan dengan wanita yang jauh lebih baik. Walaupun saya yakin Anda tidak akan pernah menangisi kepergian saya, tetapi izinkan saya untuk pamit. Kita dekat dengan baik maka berpisah pun dengan cara yang baik pula.
Soal hutang paman saya, nanti akan saya coba melunasi segera mungkin.
Terima kasih dan selamat tinggal, Tuan.
Teruslah bahagia, Tuan.
Teruslah tersenyum.
Salam sayang
Nazura Afrilia Ningrum:)
Nb : Kalau Anda ingin mengirimkan surat cerai maka titipkan ke tempat Devi saja.
***
Tangan Roger terasa lemas begitu saja ketika telah selesai membaca surat tersebut. Matanya berkaca-kaca dan ia berusaha dengan sangat keras agar cairan bening itu tidak menetes. Ia tidak mau menangis, tetapi kepergian Nazura membuatnya hatinya terasa sakit. Padahal ia belum merasa jatuh cinta kepada wanita tersebut.
Roger merasa sangat gelisah. Merem*s surat tersebut lalu membuangnya secara sembarang. Ia pun berusaha menghubungi Nazura. Namun, panggilannya tidak ada yang bisa terhubung sama sekali.
"Argghhh!! Ke mana kamu, Na!" Roger memukul udara untuk meluapkan kekesalan hatinya. Bahkan, Roger mematikan ponsel dan tidak peduli meskipun sang asisten sudah menghubunginya.
Yang harus dilakukannya saat ini adalah mencari keberadaan Nazura ke mana pun sampai wanita tersebut bisa ditemukan. Ia yakin kalau Nazura pasti belum pergi jauh darinya.
Mobil yang dikendarai Roger berkeliling area sekitar dan Roger terus saja menengok kanan-kiri untuk mencari istrinya. Namun, tidak terlihat sama sekali. Ingin sekali Roger menyerah karena sudah dua jam lebih ia mencari istrinya. Roger pun membelokkan mobil dan berhenti tepat di depan toko di mana Nazura bekerja. Ia berharap istrinya masih berada di sana.
"Di mana Nazura?" tanya Roger ketika ia telah berhadapan dengan Devi.
Gadis itu pun menoleh dan menatap Roger penuh selidik. "Seharusnya saya yang bertanya kepada Anda ke mana Nazura, Tuan."
"Memangnya dia tidak ke sini?" tanya Roger lagi. Ia lupa jika hari ini Nazura bilang kalau sedang libur.
"Tidak. Bahkan, Nazura sudah mengirimkan surat pengunduran diri tanpa sepengetahuan saya. Katakan kepada saya, Tuan. Kalian ada masalah apa? Kenapa Nazura bisa sampai pergi?" Devi memberondong dengan banyak pertanyaan. Membuat Roger makin merasa kesal.
"Tidak ada. Lebih baik aku pergi saja." Roger hendak pergi, tetapi Devi justru menahan langkahnya.
"Jangan berbohong, Tuan. Kalau sampai Anda menyakiti sahabat saya maka saya tidak akan pernah tinggal diam," ancam Devi. Tanpa merasa takut ia melayangkan tatapan tajam ke arah lelaki di depannya.
"Terserah kamu mau percaya atau tidak!" Roger menghempaskan tangan Devi agar terlepas lalu berjalan ke luar toko begitu saja. Ia tidak peduli apalagi takut dengan ancaman Devi. Yang terpenting baginya adalah ia bisa menemukan keberadaan Nazura.
Roger pun kembali ke apartemen, berharap seperti tadi pagi bahwa Nazura hanya pergi ke pasar atau ke mana pun dan itu hanya sebentar saja. Ia sangat berharap Nazura akan menyambut kepulangannya. Ketika masuk ke apartemen, Roger merasa heran karena lampu dapur terlihat menyala bahkan ia mendengar suara dari dalam sana.
"Apakah Nazura pulang?" gumam Roger.
Ia pun melangkah lebar mendekati dapur dan betapa terkejutnya ketika melihat seorang wanita sedang berdiri di dekat kompor. Roger pun berjalan cepat dan langsung memeluknya dari belakang.
"Ya Tuhan, kamu ke mana saja. Aku mencarimu dari tadi," kata Roger. Mengeratkan pelukannya.
"Roger, aku sedang memanaskan makanan. Jangan sampai gosong," ujarnya. Membuat Roger terpaku untuk beberapa saat.
suka nih peran cewe begini