NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:215
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selingkuh Dalam Selingkuh

Martha mendekati Kevin yang sedang bersantai di halaman depan rumah, menikmati langit senja sambil menyeruput secangkir cokelat panas.

Begitu Martha tiba-tiba duduk di kursi di sampingnya, Kevin refleks menoleh ke arahnya. Namun, ia hanya sekilas menatap Martha sebelum kembali menengadah ke langit sore.

Martha ikut memandangi langit yang berwarna jingga itu. Lalu, ia berkata pelan.

“Langit sore selalu mengingatkanku pada perjalanan cinta kita dulu. Setiap pulang kuliah, kamu pasti mengajakku ke taman. Kita duduk di bangku yang sama, berbagi satu cup es krim,” kenangnya dengan suara sendu.

Kevin hanya terdiam. Sesekali ia melirik Martha, tampak tak nyaman dengan kehadirannya. Ia hendak berdiri dan pergi, namun Martha cepat-cepat menahan pergelangan tangannya.

“Mau apa sih, Mar? Kenapa kamu tiba-tiba bersikap begini padaku!?” tanya Kevin dengan nada kesal.

Martha mendongak, menatap Kevin yang kini berdiri. Tangan kirinya masih memegang pergelangan tangan Kevin, tak ingin membiarkannya pergi.

“Aku ini istrimu, Kev. Apa salahnya kalau sesekali kita bisa romantis, seperti saat kita masih pacaran dulu? Sebelum... wanita itu datang dalam hidupmu,” ucap Martha lirih.

Kevin akhirnya kembali duduk. Tatapannya berubah tajam, menusuk ke arah Martha.

“Mar, kamu tahu kan aku cintanya sama Selly? Kenapa masih bersikap manis seolah kita ini bahagia?” ujar Kevin, nada suaranya mulai menekan.

Martha berusaha menahan emosinya. Dalam hatinya, ia ingin menampar wajah Kevin. Tapi ia tetap tersenyum, walau palsu.

“Aku nggak sebodoh itu, Kev. Aku tahu kamu sudah cinta mati sama Selly. Tapi... apa benar nggak ada sedikit pun rasa yang tersisa di hatimu? Sekecil apa pun?”

Martha mulai memainkan perannya. Ia tahu harus terlihat seperti masih mengharapkan cinta Kevin. Meski sebenarnya, semua itu hanya bagian dari rencananya. Ia ingin Kevin jatuh cinta padanya—lagi. Tapi kali ini, makna jatuh cinta itu akan membawanya dalam jebakan yang ia siapkan.

“Dengar baik-baik. Aku nggak cinta sama kamu. Bahkan secuil pun, rasa itu sudah hilang,” balas Kevin tegas.

Martha menunduk, pura-pura terluka oleh kata-kata Kevin. Ia mulai menangis pelan, sesenggukan seperti hati yang remuk.

Melihat Martha menangis, Kevin sempat terdiam. Ia menatapnya, mencoba memastikan apakah air mata itu nyata. Ketika setetes air mata jatuh ke celananya, Kevin terlihat salah tingkah. Ada sedikit rasa bersalah muncul di wajahnya.

“Hei... makanya jangan tanya hal yang kamu tahu jawabannya akan menyakitimu. Kalau kamu mau nangis, ya udah, aku pergi,” ucap Kevin sambil berdiri. Ia berjalan meninggalkan Martha, namun masih sempat menoleh beberapa kali, seolah tak percaya Martha menangis hanya karena ucapannya.

Di balik kepala yang tertunduk dan air mata yang mengalir, Martha menyunggingkan senyum tipis. Ada rasa puas di hatinya. Kevin mulai menunjukkan sedikit kepedulian.

Begitu yakin Kevin telah pergi, Martha mengangkat kepalanya. Ia menyeka air mata palsunya, lalu menyilangkan kaki dan mengambil cangkir cokelat panas milik Kevin.

“Cih… rupanya Kevin bisa juga terpancing dengan aktingku,” gumamnya dengan nada mengejek.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rendi mencetak foto hasil bidikannya kemarin. Ia memandangi hasil fotonya dengan perasaan puas, sekaligus bingung. Pasalnya, ia menemukan fakta baru—seorang pria misterius tertangkap kamera sedang memeluk Selly.

Ia memperhatikan foto itu dengan saksama. Di salah satu gambar, terlihat jelas pria itu memeluk Selly dengan kedekatan yang mencurigakan. Di foto lain, pria yang sama tampak berjalan menuju mobil hitam yang terparkir di depan apartemen.

Rendi menyandingkan kedua foto itu di atas meja. Semakin lama ia memandanginya, semakin besar rasa penasarannya.

Dengan dahi berkerut dan tangan menyentuh dagu, ia terus berpikir. Siapa pria ini? Apa hubungannya dengan Selly? Dan kebetulan macam apa, pria itu muncul tepat saat Kevin tidak ada?

“Kalau dipikir-pikir... mungkin dia saudara kandung Selly?” gumam Rendi pelan. “Tapi kalau memang saudara, kenapa datang diam-diam saat Kevin tidak ada? Dan kenapa harus berpelukan sedekat itu?”

Pikirannya terus dipenuhi tanda tanya, hingga suara pintu terbuka membuatnya menoleh ke belakang.

Ternyata Fani, rekan kerjanya, muncul di ambang pintu.

“Boleh aku masuk, Ren?” tanya Fani dengan sopan.

“Iya, masuk aja, Fan,” jawab Rendi sambil memberi isyarat tangan. Fani pun melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya.

Pandangan Fani langsung tertuju pada foto-foto yang terpajang di meja kerja Rendi.

“Aku ke sini karena penasaran, Ren. Gimana hasil penyelidikan kamu soal kasus perselingkuhan pengusaha besar itu?” tanyanya, matanya menelusuri satu per satu foto di meja kerja Rendi.

“Aku yang menyelidiki aja masih bingung, Fan,” keluh Rendi sambil bersandar di kursinya.

Mata Fani terhenti pada foto yang menunjukkan pria misterius sedang memeluk seorang wanita.

“Loh? Ini yang dipeluk... bukan Pak Kevin, ya?” tanyanya, bingung. Ia mengambil foto itu dan menatapnya lebih dekat. “Eh, ini... ini kan Selly?”

Rendi menoleh cepat. “Kamu tahu Selly?”

“Iya. Aku pernah lihat fotonya waktu kamu cerita soal wanita yang kamu curigai punya hubungan spesial sama Kevin. Kamu sempat tunjukin fotonya, kan?” jelas Fani.

Rendi mengangguk pelan. “Iya, betul. Dan sekarang... aku nggak yakin siapa yang sebenarnya berselingkuh dari siapa.”

Fani mengamati foto itu sekali lagi, lalu berkomentar, “Kalau menurutku sih... besar kemungkinan ini selingkuhan Selly.”

“Kamu sepemikiran denganku, Fan,” gumam Rendi sambil menghela napas panjang. “Jadi Selly itu simpanan Kevin, tapi juga punya simpanan lain? Waaah... ini makin rumit.”

Ia memijat pelipisnya. “Kasus ini bikin kepala cenat-cenut.”

Fani menepuk pelan pundak Rendi, mencoba menenangkan rekan kerjanya yang tampak pusing memikirkan kasus perselingkuhan paling rumit yang pernah ia tangani.

“Berarti kasus ini seberat itu, ya, Ren? Sepuluh tahun kamu kerja di sini, baru kali ini aku lihat kamu se-pusing ini,” ucap Fani, mencoba sedikit bercanda untuk mencairkan suasana.

Rendi menghela napas panjang. “Memang memusingkan, Fan. Kasus ini makin lama makin melebar ke mana-mana.”

Fani menatap Rendi yang masih tampak kebingungan. Ia lalu duduk di sebelah meja, menatap foto-foto itu sekali lagi.

“Ren... kalau kamu butuh bantuan, aku bisa bantu. Biar nggak kamu sendiri yang muter otak.”

Rendi menoleh, agak terkejut. “Kamu yakin, Fan? Ini rumit.”

Fani tersenyum. “Justru itu. Aku juga ingin tahu. Lagian, ini bukan pertama kalinya kita saling membantu satu sama lain, kan?”

Rendi mengangguk pelan. “Oke, Fan. Aku butuh sudut pandang baru. Soalnya makin dilihat, makin nggak masuk akal semua ini.”

Fani mulai mengambil satu per satu foto dan mengamatinya. “Kita mulai dari pria ini, ya. Coba kita telusuri siapa dia.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!