Ikuti instagramku ya kakak. alwi08895
Instagram Karena perjodohan, aku terpaksa menikahi suamiku sekarang ini. Di mata orang lain, dia memberiku cukup uang dan cinta, tetapi hanya aku yang tahu bahwa dia tidak pernah menyentuhku. Dua bulan menikah, aku masih seorang perawan ...... Untuk mengubah kebekuan itu, aku telah mencoba merayunya dengan pakaian yang sangat terbuka, tetapi dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Yang lebih membuatku patah hati, suatu hari aku melihatnya memegang tangan wanita lain. Wanita itu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa mereka berdua sudah berhubungan seks. Menghadapi kenyataan bahwa suamiku selingkuh, haruskah aku bercerai, atau mencoba membuatnya mencintaiku ......
Season ke dua....
Menceritakan kisah Brayen (Kakak angkat Arya) dan Alena (Adik kandung Alyn).
Mereka terpaksa harus menikah karena kejadian yang tidak di sengaja(Insiden kamar kosong).
Cerita Brayen si mafia yang di buang di panti asuhan saat baru di lahirkan dan Alena yang b
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwi 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERDEBATAN
"ALYN." Teriak Suci. Dia berdiri dan melayangkan tangannya untuk menamparku karena dia tak terima aku muntah tepat di wajahnya. Dan ku pegangi pipiku.
Aku menutup mataku menunggu telapak tangan Suci yang hendak mampir di pipiku.
3 detik, 4 detik, 5 detik... Kenapa tidak sakit?
Aku mulai mulai membuka mata. Ternyata Mas Arya mencekal pergelangan tangan Suci. Dia memberikan tatapan yang tajam pada Suci. Lalu menghempaskan tangan Suci.
Suci memegangi pergelangan tangannya yang terlihat merah. mungkin kah mas Arya meremasnya begitu kuat? Dia sebenarnya marah pada siapa? Aku kan yang salah karena menumpahkan kotoran ke wajah wanita simpanannya...
"Jangan melakukan kekerasan disini" Ujar mas Arya."
"Mas kenapa kamu membelanya?" Ujar Suci yang tak terima dengan sikap mas Arya.
"Karena dia istriku. Dia sedang sakit. Diapun tak sengaja melakukannya." Untuk pertama kalinya mas Arya membelaku di banding Suci.
"Tapi mas....!"
"Mengerti lah sedikit. Alyn sedang sakit." Ujar mas Arya. Suci melihatku dengan tatapan yang jengkel.
Mas Arya mengambil kemeja yg ada dalam kotak di bawah meja. Dan memberikannya pada Suci.
"Bersihkan dirimu. Untuk sementara pakailah ini. Aku akan menyuruh orang untuk membelikan baju untukmu."
Suci bergegas pergi ke kamar mandi. Sebelum pergi ia masih sempat melirikku. Dan mas Arya menelepon seseorang orang untuk membeli baju yang sesuai ukuran Suci..
Wah wah wah.....
Hebatnya suamiku, Ukuran baju Suci saja dia tahu. Apa ukuran pakaian dalam Suci, mas Arya juga tahu?
Mas Arya tidak jijik membersihkan muntahanku yang berceceran di sekitarku.
"Mas berapa ukuran pakaian dalam Suci?" Tanyaku yang penasaran.
"Apa maksudmu?..." Ketus mas Arya. Sialnya dia mentoyor dahiku. " Hubungan kami tak sejauh dan sedalam itu. Paling mentok cuma ciuman."
"Mudah sekali mas Arya mengatakan hal itu pada aku, padahal aku ini istrinya. Ciuman dia bilang CUMA." Aku menggerutu dalam hati.
"Hemmmm.... CUMA Ciuman, CUMA yah.... Berarti kalau aku CUMA ciuman dengan laki laki lain tidak apa-apa kan."
"Tidak apa-apa. Setelah itu kalian berdua akan aku bunuh." Jawaban mas Arya sangat menyeramkan membuatku merinding. Aku memilih diam. Aku tidak mau dia marah lagi. Belakangan ini jika marah dia akan melampiaskannya pada bibirku.
Mas Arya mengambil tissue dan membersihkan bibirku dengan telaten. Mas Arya terus saja menatap bibirku. Dan aku menatap wajahnya.
"Kenapa menatapku seperti itu?..."Ujar mas Arya yang beralih menatap mataku. Ucapannya membuat mataku menunduk. Aku enggan berbicara dengan mas Arya.
"Mau makan dengan tanganku atau dengan mulutku. Jika makan dengan mulutku! Dengan senang hati aku akan melayanimu." Ucapan mas Arya begitu menyesatkan.
"Aku bisa makan sendiri." Ucapku. Aku berusaha merebut piring dari tangan mas Arya. Tapi mas Arya dengan segera menjauhkan piring itu dariku.
"Jangankan makan dengan tangan. masang kancing bajumu pun kau tak bisa. Pilihanmu cuma dua. Makan dari tanganku atau dengan mulutku?". Ujar mas Arya.
"Dengan tanganmu." Jawabku, Mau tak mau aku tetap memakannya. Aku tidak mau kejadian menjijikkan itu terulang lagi.
Mas Arya terus saja menyuapiku sampai piring itu kosong. Setelah itu mas Arya memberiku minuman dan membersihkan bibirku dengan tisu.
Kemudian Suci keluar dari kamar mandi. Dia terlihat begitu segar, cantik dan seksi dengan mengenakan kemeja milik mas Arya. kemeja itu panjangnya hanya di tengah paha. Jika Suci dalam posisi duduk pasti !!!!!.....Oh kalian tidak.
Suci terlihat seperti wanita penggoda di mataku.
Aku menatap mas Arya. Mas Arya sama sekali tidak melihat ke arah Suci. Melirik pun tidak. Pandangan matanya lurus ke bawah. Aku tidak berkedip. Mataku terus saja memperhatikan arah mata mas Arya.
Suci berjalan menghampiri mas Arya. Kini dia berada di sisi mas Arya. Wanita murahan itu membelai bahu mas Arya dengan jari jarinya dengan maksud menggoda.
"Maaaas." Ucap wanita itu dengan nada menggoda.
Mas Arya melakukan hal yang membuatku terkejut.
"Tutupi kakimu dengan ini." Dia memberikan selimut yang dari tadi ia pangku kepada Suci. Jadi mas Arya sudah memprediksi semua ini dan menyiapkan selimut itu.
"Peeeffffmmmm. Hahahha" Aku tertawa geli melihat wajah kecewa wanita murahan itu. Mas Arya terus menatapku yang tertawa.
"Kenapa kamu tertawa Alyn." Tanya mas Arya.
"Wajah Suci sangat lucu mas. Kamu benar Suci adalah gadis yang lembut, selembut sutra."
Suci membuang muka karena malu.
Perawat masuk memanggil mas Arya. Dia meminta mas Arya untuk menemui dokter yang menanganiku kasusku.
Tapi mas Arya Menolak takut aku dan Suci saling hajar.
"Pergilah mas kami tidak akan bertengkar. Kamu kan yang bilang Suci adalah gadis yang baik dan lembut. Sedangkan aku dalam keadaan lemah. Jadi tidak mungkin kita saling hajar."
Mas Arya tetap tak bergeming.
"Mas kamu ingin aku bisa menerima Suci kan! aku akan mempertimbangkannya.. Setidaknya beri kami waktu untuk bicara berdua dari hati ke hati."
Mas Arya menghela nafas berat. Akhirnya dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu keluar.
Setelah Mas Arya sudah tidak terlihat kami berdua mulai memasang wajah waspada.
"Katakan apa yang ingin kamu tanyakan?" Ucapku.
"Siapa Iqbal?..." Suci bertanya padaku dengan antusias. Dia terlihat tidak sabaran ingin melihat perceraian ku dengan mas Arya.
"Dia masa laluku. Hubungan kami berjalan sudah 8 tahun. Lebih lama dari hubunganmu dengan mas Arya."
"Apa kau serius akan bercerai dari mas Arya demi untuk kembali pada Iqbal." Tanya Suci.
"Ckckckck... Suci... Suci... Apa yang kau pikirkan?.... Aku bukan penghianat seperti kalian. Jangan samakan aku dengan kalian. Demi keegoisan dan kepuasan hati pribadi kalian berani menyimpang dari kebenaran. Aku sudah mengubur dalam-dalam masa laluku demi hubungan yang Suci dan halal." Jawabku.
"Lalu kenapa kamu bilang akan kembali pada Iqbal setelah bercerai dari mas Arya." Suci bertanya lagi mulai emosi.
"Aku hanya mengompori mas Arya agar dia cemburu. Itu saja." Jawabanku membuat mata Suci memerah.
"Jadi apa kau akan menggugat cerai mas Arya?"
"Tidak akan pernah." Apa kau pikir aku akan membiarkanmu bernafas dengan lega Suci.
"Lalu kenapa kau menyuruhku untuk membujuk mas Arya agar dia mau menceraikanmu?" Suci mulai bertanya dengan nada tinggi. Sifat aslinya muncul saat tak ada mas Arya.
Suci membelakangi pintu masuk dan hanya aku yang bisa melihat kedatangannya.
"Aku hanya ingin menunjukkan padamu di mana posisimu sebenarnya. Aku ini adalah istri sah dari mas Arya dan kau hanyalah wanita simpanannya. Yang biasa di sebut sampah masyarakat oleh orang orang."
"Plaaaaaakkkk" Tamparan mendarat di pipiku. Suci menamparku. Sekarang bukan hanya hatiku yang panas tapi juga pipiku.
*******
selamat menikmati