NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 26

Malam hari selepas makan malam, Amara memutuskan ke kamar dengan alasan hendak belajar. Ia mengunci pintu kamarnya, semula ia memang hendak belajar, namun ketika banyak sekali pesan masuk dari Mars, ia mulai membuka dan membalasnya sampai larut malam.

Pagi hari Amara berangkat ke kampus seperti biasa ia akan berpisah dengan Amar di depan halaman dan bertemu dengan Mars di tempat biasa, karena semalam mereka memang sudah janjian.

Mars mencium pipi Amara ketika Amara duduk dan Mars mengucapkan selamat pagi untuknya. kemudian barulah Mars menyalakan mobil dengan kecepatan sedang.

"Pagi ini aku tidak ke kampus Amara. Aku tidak mau dengan kondisiku seperti ini di lihat Clara, jadi apakah kamu akan ikut bersamaku." tanya Mars ketika sudah melajukan mobilnya.

"Kemana?" tanya Amara

"Entahlah." jawab Mars yang memang belum terpikir hendak kemana.

"Memangnya kenapa dengan Clara?" tanya Amara sedikit penasaran.

"Aku akan memberitahumu, jika ikut denganku." jawab Mars sambil tersenyum pada Amara.

"Baiklah." kata Amara setelah beberapa menit terdiam memikirkan pelajaran hari ini, memang tidak terlalu penting, masih bisa ia pelajari sendiri.

Mars menepikan mobilnya dan berhenti, membuat Amara kembali heran. Mars mengambil ponselnya dan mematikan di hadapan Amara, sedangkan Amara hanya menatap tidak mengerti dengan apa yang di lakukan oleh Mars.

"Tanpa panggilan, tanpa pesan masuk, atau apapun itu yang mengganggu." kata Mars dengan memperlihatkan ponselnya yang sudah nonaktif, dan tinggal menunggu Amara juga melakukan hal yang sama.

"Bagaimana denganmu?" tanya Mars, karena Amara tidak juga melakukan hal yang sama.

"Tanpa panggilan, tanpa pesan masuk, atau apapun itu yang menganggu." jawab Amara dengan menirukan bahasa Mars dan mulai mematikan ponselnya, membuat Mars meraih jemari Amara kemudian menciumnya, membuat Amara tersipu, bahkan selepas di cium pun Mars tidak melepaskan jemari tangan Amara.

Mars melajukan mobilnya jauh meninggalkan Jakarta. Sampai mereka di Bogor, sebuah pemandangan yang asri, dingin jauh dari keramaian.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Mars yang melihat Amara begitu kagum dengan pemandangan danau di tepi rumah makan. Sebelum membawa Amara pergi untuk menjelajahi tempat tersebut, Mars mengajak untuk sarapan terlebih dahulu karena sejak semalam Mars belum makan apapun.

Selepas makan Mars membawa Amara di tepi danau duduk dengan menyandar pada batang pohon besar, diikuti Amara yang duduk di samping Mars

"Kamu belum memberi tahuku apa alasan kamu tidak mau bertemu Clara." tanya amara

Mars mengulurkan tangan agar Amara mau mendekat, dan Amara mengikuti duduk bersandar Dada Mars melihat pemandangan danau yang tenang.

Mars mulai menceritakan pertemanan antara Mars, Bara dan Clara yang sejak kecil terjalin. Keluarga masing masing sudah mengetahui satu sama lain. Begitu juga dengan Clara yang mengenal baik mama Mars, atau sebaliknya, Mars kenal baik dengan Ibu Clara juga Bara. Mars tidak ingin Clara memberitahu Mamanya, karena sudah pasti Mamanya akan datang ke Indonesia dan mengintrogasi dengan siapa ia berkelahi.

Mars juga menceritakan bagaimana ia menjalani hidup sebagai anak broken home, dan alasan kenapa ia sangat tidak menyukai kesendirian, karena ia akan merasa kesepian. Mars juga menceritakan Alasan kenapa orang tuanya bercerai dan juga ia menjadi tidak menyukai hari ulang tahunnya.

Alasan kenapa lebih memilih selalu merayakan pesta ulang tahun di bar atau diskotik hanyalah karena dengan mabuk ia bisa melupakan kenangan tentang masa lalunya.

Masa lalu Mars, hidup Mars dalam melihat Papanya selalu berganti wanita sejak Mars diusia muda, semua itu membuat pengaruh buruk dalam hidup Mars. Semua hal yang ia lakukan saat ini, dunia malam, mabuk, wanita ternyata tidak membuat Mars merasa nyaman. Namun berbeda ketika ia melihat Amara, wanita independen, selalu menyendiri. Mars merasa nyaman jika berada bersama dengan Amara.

Amara yang mendengar masih terdiam dan menunduk. Ia merenungi ternyata tidak semua hal yang ia lihat baik, itu indah di jalani. Seperti halnya hidup Mars, ia melihat Mars sebagai pria yang tampan, kaya, dan menjadi idola, namun ternyata ia tidak mudah dalam menjalani kehidupan.

"Lalu bagaimana dengan mu?" ucap Mars setelah bercerita banyak tentang hidupnya.

"Aku?? Hidupku biasa saja, tidak ada yang menarik untuk di ceritakan." jawab Amara singkat.

"Tapi itu menarik untuk aku dengar. Aku ingin mengetahui semua yang tidak aku ketahui Amara." kata Mars

"Seperti yang kamu lihat, Ayahku seorang penjaga apartemen, ibuku membantu keuangan dengan membersihkan rumah rumah orang kaya seperti kalian. Dan saudaraku kembarku yang selalu mengajakku untuk bertengkar setiap saat. Apalagi yang perlu di ceritakan Mars?" jawab Amara membuat keduanya terdiam menikmati pemandangan indah.

Mereka saling bercerita satu sama lain, tanpa ia sadari waktu sudah pukul dua sore. Amara mengajak untuk pulang, karena perjalanan mereka tidaklah dekat.

Disepanjang perjalanan Mars memegang jemari Amara dan sesekali menciumnya. Mars merasa sangat bahagia hari ini.

"Amara." panggil Mars ketika Amara hendak membuka pintu mobil untuk keluar karena mereka sudah sampai. Amara menoleh dan menatap Mars yang sedang menatapnya penuh cinta.

"I love you." kata Mars membuat Amara tersenyum dan menjawab.

"I love you too." jawab Mars dan Mars mulai mendekat ke arah Amara lalu mencium pipi Amara membuat Amara malu, dan langsung keluar tanpa bicara lagi.

...----------------...

Pagi harinya Mars datang bersamaan dengan Amara dengan bergandengan tangan mereka masuk ke dalam gedung. Terlihat sudah ada Clara yang duduk di kursi tempat biasa ia duduk, tapi Bara tidak ada di sana.

"Pagi..." sapa Mars mendekat kearah Clara dan ikut duduk setelah menarikan kursi untuk Amara duduk.

"Pagi..." jawab Clara sinis dengan menyeruput kopi yang pegang. Ia sangat tidak senang Mars memberikan perhatian untuk Amara seperti itu, karena ia yang sudah bertahun tahun berteman, tidak pernah dilakukan hal semanis itu.

"Dimana Bara?" tanya Mars

"Di kantin membeli kopi." jawab Clara. Kemudian Mars berpamitan pada Amara saja, jika ia mau menyusul Bara untuk membeli kopi dan menawarkan apakah Amara mau minum teh. Hal itu semakin membuat tatapan Clara pada Amara semakin berubah.

Setelah kepergian Mars, Clara mulai mengintrogasi Amara.

"Kemarin kalian kemana? Kenapa tidak masuk bersamaan?" tanya Clara dengan nada sinis membuat Amara yang tidak menyukai nada bicara Clara menjawab dengan seenaknya. Amara menyadari jika Clara tidak menyukai dirinya, namun ia menghargai dengan tidak memberi tahukan pada Mars, karena itu akan merusak pertemanan mereka sejak kecil.

"Kemana pun kami, aku rasa, aku tidak perlu memberitahumu, karena kamu bukan ibuku." jawab Amara dengan nada santai namun menatap tajam membalas Clara yang menatapnya dengan tatapan sinis.

Bersambung.....

1
Rusi Erviana
Bagus ceritax thor semangat d tunggu Bab selanjutx 😊👍👍💪💪
Yunsa: Terima kasih kak ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!