Ketika Permohonan Bumi Di Kabulkan

Marcel adalah nama dai bos mafia tersebut, kekuatannya mungkin lebih besar dari pada penguasa kesembilan manusia pilihan terkuat di negara X ini. Banyak rahasi yang belum terungkap dari kelompok mafia ini, yang jelas mereka sedang melakukan bisnis yang sangan mengerikan, yang membuat buluk kuduk merinding.

“PENJAGAAAAAA.!!!!” Teriak Marcel yang sangat kencang, sampai Yuven dan Zavier mendengarnya.

“SIAPA YANG BERANI MASUK DAN MENGACAK – ACAK RUANGANKU.” Teriak Marcel sangat murka, sampai auranya terpancar ke segala penjuru.

Marcel merasakan keberadaan manusia tak di kenal, dengan kecepatan kilat, Marcel berlari ke sumber keberadaan Yuven dan Zavier. Sayangnya ketika ingin memukul, mereka sudah menghilang masuk ke dimensi lain.

“Axel, para manusia pilihan tuhan sudah mulai bergerak, kita harus lebih waspada.” Ucap Marcel yang memakai kemampuan telepatinya.

“Baik bos.” Ucap Axel yang masih berada di ruangan bos mafia.

“Sudah saatnya berburu manusia pilihan tuhan.” Ucap Marcel sambil tersenyum jahat.

…..

“Whuaaaa.” Teriakku dengan cepat menutup portal dan jatuh terduduk.

“Kenapa bos?” Ucap Yuven yang sigap membantuku berdiri.

“Kalau telat sedikit saja aku menutup portal, pasti bos mafia itu masuk ke dalam, kecepatannya sungguh luar biasa.” Ucapku sambil berdiri.

Semua yang ada di ruangan tersebut terdiam dan seketika mental mereka down.

“Bagaimana ini, kita saja melawan si merah kelas bawah saja, mati – matian, apalagi bos mafia?” Ucap Elena.

“Tenang semua, perjalanan kita masih sangat panjang, jadi bisa pikirkan strategi untuk mengalahkan mereka. Untuk sekarang kita istirahat dulu, setelah itu, kita pantau dulu pergerakan mereka.” Ucap gue, menenangka yang lain.

“Siap.” Ucap mereka serentak.

Aura yang gue rasakan tadi sangatlah kuat, entah mengapa sekilas gue sedikit takut dan merinding, gue bisa merasakan kekuatan yang dia miliki. Pasti dia banyak mengorbakan jiwa manusia untuk kekuatan supernya itu.

Setelah selesai menenangkan diri aku berkunjung ke ruang dimensi Rey, aku ingin melihat pekerjaan mereka progres nya sudah sampai mana.

Stelah masuk, aku melihat ada Rey, Rendy, Soleh, dan Yuven sedang menanam buah – buahan dan umbi – umbian. Semua sesuai dengan ekspetasi ku, sekarang tinggal memikirkan rencana selanjutnya.

Aku sudah tahu seberapa besar kekuatan musuh, sepertinya jika semua kekuatan kami di gabungkan, belum bisa mengalahkan bos mafia tersebut. Ada kemungkinan bos mafia ini teruat dari yang lainnya.

“Zavier, bisa ke ruang monitor sebentar, ada yang ingin aku sampaikan.” Terdengar suara Elena, dari speaker ruangan.

Jadi setia ruang dimensi, telah di lengkapi CCTV dan spreaker pengeras suara, dan lagi semua ruang sudah terhubung, jadi siapapun bisa masuk antar ruangan.

“Zavier, kamu harus lihat ini, mobil itu menuju kesuatu tempat yang menurutku aneh, coba lihat, mobil ini sudah berada di tengah hutan.” Ucap Elena.

“Apakah bisa melihat gambar lokasi tersebut?” Tanyaku.

“Tidak bisa, karena belum pernah ada mobil dari google yang masuk ke hutan tersebut, jadi tidak ada foto lokasi tersebut, aku sudah menyimpan lokasi tersebut. Mau tidak mau kita harus kesana secara manual.” Ucap Elena.

“Oke biar besok aku sendiri yang akan periksa kesana.” Ucapku.

“Sendiri? Kamu gila ya. Nanti kalau kamu kenapa – kenapa gimana” Ucap Elena.

“Tenang saja, aku bisa jaga diri, lagi pula aku yang takut kalau membawa kalian, aku akan berhati – hati, jadi tenang saja.” Ucapku.

“Baiklah, aku akan selalu memantau pergerakanmu, agar jika terjadi apa – apa, Rey bisa membawa kami ke lokasi kamu.” Ucap Elena, yang sangat khawatir.

“Tenang, aku tidak akan bertarung, aku sadar kalau perbandingan kekuatanku dengannya masih terlampau sangat jauh.” Ucapku.

Elena terdiam dan tidak bicara lagi. Aku juga meminta agar  ini tidak diberitahu siapapun, ketika aku sudah pergi, baru boleh diberitahu pada yang lain.

….

“Ehh, aku dimana ini?” Gumamku.

Disekitar sini banyak sekali pohon, apakah aku berada dihutan belantara? Aku mengaktifkan kekuatan sayapku dan terbang ke langit, melihat lokasi dari atas. Yang aku lihat hanya pohon, aku terbang ke sembarang arah, tapi hanya pohon yang aku lihat, padahal aku sudah terbang cukup jauh. Tidak terlihat laut, ataupun kota, aku tidak menemukan itu, bahkan kampung pun tidak ada.

Dari atas aku melihat seseorang, aku terbang menuju orang tersebut. Tapi tiba – tiba sebuah pohon bergerak dan menghempasku dengan kuat, dan membuatku terjatuh ke tanah sampai membuat lubang yang cukup dalam.

Untungnya sayapku melindungi tubuhku dari benturan keras tersebut. Tiba – tiba, ada akar yang tumbuh dari dalam tanah dan melilit kedua tanganku, kedua kaki ku, dan badaku. Akar itu melilit kuat di tubuhku. Lalu aku melihat seseorang di depanku, tapi tidak terlihat jelas. Sekilas aku melihat dia mengendalikan akar pohon dan mengarahkannya kepadaku dan menusuk tepat di jantungku.

“Huh, huh, huh, huh, mimpi apa aku tadi, kok rasanya seperti nyata.” Gumamku.

Bangun – bangun aku sudah berkeringat, bajuku basah akan keringat tersebut, aku lalu bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

Aku masih memikirkan arti dari mimpiku, karena mimpiku pasti selalu berkaitan dengan petunjuk tuhan. Apa aku harus mencari tahu orang itu? Tapi bagaimana? Aku tidak memiliki informasi tentangnya.

“Bos, kamu sedang melamunkan apa?” Tanya Yuven, sambil menyajikan sarapanku.

“Tadi malam aku bermimpi sangat aneh.” Jawabku.

Aku sudah berjanji pada Yuven untuk tidak menyembunyikan apapun padanya. Dia adalah asisten sekaligus teman yang aku percayai.

“Mimpi apa bos?” Tanya Yuven sambil duduk di sofa.

“Aku bermimpi berada di tengah hutan yang sangat lebat, aku terbang untuk mencari jalan keluar, tapi tidak berhasil, hingga aku di serang oleh sebuah pohon, dan aku melihat seseorang yang bisa mengendalikan tanaman, dia langsung membunuhku dengan akar pohon yang menusukku jantungku.” Ucapku.

“Bos, saya yakin, itu adalah sebuah petunjuk, jadi kita tunggu saja sampai mendapatkan petunjuk selanjutnya.” Ucap Yuven.

Aku langsung memakan makanan yang di sajikan Yuven, entah mengapa aku sedikit lega setelah menceritakannya pada yuven.

Hari ini, aku menjalankan misi menuju ke lokasi yang di duga adalah tempat penampungan manusia ilegal. Aku berangkatnya sembunyi – sembunyi tanpa memberitahu siapapun.

“Guys, bisa kumpul dulu di ruang monitor, ada yang ingin aku beritahu ke kalian semua.” Ucap Elena yang udah berada di ruang monitor.

Semua sudah berkumpul, tapi Yuven langsung tersadar kalau aku belum hadir di ruang monitor.

“Loh, bos kemana? Dia belum datang.” Ucap Yuven.

“Sebenarnya, Zavier sekarang sedang menuju ke lokasi yang di duga tempat penampungan pedagangan manusia, tempatnya berada di tengah hutan, yang belum sama sekali terjawah oleh manusia, jadi tidak ada foto di sekitaran lokasi tersebut. Maaf baru memberitahukannya pada kalian, soalnya ini perintah Zavier.” Ucap Elena.

“Saya akan menyusul bos.” Ucap Yuven.

“Jangan, semua orang tidak boleh menyusulnya, ini perintah.” Ucap Elena dengan tegas.