NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Dua minggu sudah Kalea tidak masuk sekolah dengan alasan keadaannya belum membaik. Selama ia tidak hadir dalam pembelajaran, Kalea begitu sedih dikarenakan Bu Rina memberikan setumpuk tugas yang harus Kalea kerjakan dengan tempo seminggu.

"Gue boleh duduk disini ngga?" ujar seorang laki-laki dengan tangan berada di saku jaket. Laki-laki dengan rambut legam dengan belahan rambut sebatas keningnya membuat jidatnya terekspos jelas.

Sejak kapan dia ganti gaya rambut macam oppa korea, gumam Kalea dalam hati lalu menggeleng karena memikirkan hal tidak penting sama sekali untuk dipikirkan.

Siapa lagi cowok yang berdiri dihadapannya kalau bukan Gabriel. Tersenyum begitu lebar menatapnya membuat Kalea membuang muka.

Kedatangannya kemari karena Gabriel dalam mode merindukan Kalea. Sejujurnya ia ingin mengatakan kebenarannya pada gadis yang sudah seminggu lebih tidak kumpul dengan Vesarius, sayangnya sampai hari ini GS tidak punya keberanian.

"Iya, duduk ajah."

GS menarik kursi lalu duduk dengan menangkup kedua wajahnya.

"Ngapain sih kayak gitu? jangan liatin gue! Norak bangat..." ucap Kalea karena risih ditatap GS terus.

Bukannya mengalihkan tatapannya, GS malah tersenyum dan berkata, "sini gue bantu..." ujarnya mengambil satu lembar kertas berisi puluhan soal dan tidak lupa pena lucu bermotif beruang milik Kalea.

Kalea menatap intens dan suara berat itu menyeruak memasuki gendang telinganya. Napas hangat menyapu bersih permukaan wajah Kalea yang lembut. Ia benar-benar menahan napas sejenak saat wajah GS begitu dekat padanya.

"G-gak perlu, gue bisa kok ngerjain ini semua... tanpa bantuan kakak. Biar Lea ajah yang ngerjain..."

Entah setan apa menyentil pikiran cowok itu sampai begitu cepat meraih tangan Kalea, membuat perempuan itu melotot dengan mulut sedikit terbuka.

"Kalau gue ada salah bilang ke gue. Cara lo jauhin gue kayak gini buat gue gak nyaman bangat. Lo bisa menjauh tapi jangan lama-lama..."

"Sejak lo gak sekolah dua minggu lebih, gue benar-benar khawatir bangat, bawaanya sampai emosian terus sama semua orang. Gue gak tau gimana perasaan gue sekarang, gue juga bukan cowok romantis tapi jujur gue suka sama lo!"

Kalea menjauhkan wajahnya. Ia bergidik ngeri mendengar.

"K-kak—kakak sadar gak sih ngomong apa barusan..." kata Kalea menarik tangannya kemudian menyusun semua barang miliknya kedalam tas. Ia tampak kesal dengan pernyataan tersebut, saking paniknya ia benar-benar tidak ingin melihat wajah cowok itu. Kalau bisa, Kalea ingin cepat menghilang.

"Gue benci pembohong, Kak Gabriel Sagara! Seenaknya kakak ngucapin perasaan kakak sama gue sementara perempuan bernama Grace masih ada dalam pikiran kakak."

Saat itulah wajah Gabriel berkerut ketika melihat Kalea mulai beranjak dari tempatnya.

"Dengerin penjelasan gue dulu. Gue benaran serius suka sama lo dan ini semua ngga ada hubungannya dengan Grace. Please Lea, jangan bawa nama orang yang udah bahagia diatas sana."

"Emangnya Lea peduli? Kakak ajah gak mikirin gimana perasaan Lea saat kakak dengan gampangnya bilang suka sama Lea. Please Kak, kalau kakak masih ada di masa lalu jangan mulai lembaran baru Kak. Itu luka nantinya..."

"Apa gue salah ngomong begitu sama lo?" Kalea mematung di posisinya. Sedangkan GS menatapnya tajam dengan mata dalamnya.

"Jawab gue, jangan diam ajah..." Kalea memalingkan wajahnya kearah lain.

"Okey kali ini terserah lo, kalau lo gak percaya dengan perasaan gue seenggaknya gue jujur walau lo gak hargain sedikit pun!"

"Tentang masa lalu gue, gue minta maaf..."

Gabriel melepaskan pegangannya lalu beralih mengelus puncak kepala Kalea. Setelah itu Gabriel melenggang pergi dari kafe. Terdengar suara motor dengan kecepatan rata-rata melaju di jalanan membuat Kalea kembali mendaratkan bokongnya di kursi.

Ada yang salah dengan detak jantungnya setelah melihat cowok itu pergi meninggalkan dirinya begitu saja. Energinya serasa terkuras habis oleh aura cowok itu. Kalea langsung mengayunkan kedua kakinya keluar dari kafe menuju rumah.

***

Ia tiba di rumah dalam keadaan basah kuyub. Badannya menggigil dan semua itu karena ulah taksi yang ia tumpangi mogok tidak jauh dari kompleks perumahannya. Kepalanya semakin sakit dan membuat tubuhnya bergetar hebat. Kalea sempat terjatuh di teras rumah, namun tangannya dengan sigap meraih gagang pintu.

Pintu terdorong dengan keras membuat mereka yang berada di rumah sontak mengalihkan perhatiannya kearah pintu. Kalea mengangkat wajah pucat nya memandang Audrey dengan samar-samar berlari kearahnya.

"Kalea.. ada apa sayang? Kenapa pakaianmu basah begini dan wajahmu sangat pucat. Kenapa?" ujar Audrey memeluk tubuh Kalea begitu basah dan gemetar menggigil.

"Kepala Lea sakit Ma. Lea gak kuat lagi..." Kalea merintih di tengah kesadarannya.

"Ayo, ayo, mama bantu ke kemar kamu."

Audrey merangkul tubuh putrinya, membawa gadis tersebut ke kamarnya dilantai dua. Kalea berbaring diranjang dengan baju tidur sudah terpasang ditubuhnya. Selimut berwarna marun itu ia genggam dengan kuat.

"Halo, Man. Tolong datang kerumah sekarang. Kalea mengeluh kesakitan di bagian perut dan kulitnya kembali memerah lagi," ujar Audrey pada seseorang diseberang sana.

"Sabar ya, Sayang. Bentar lagi Pamanmu akan kemari."

Lima belas menit berlalu dan Kalea masih kuat menahan rasa sakit diperutnya. Sampai akhirnya Paman Arman datang kemudian memeriksa kondisinya.

"Kamu bukan anak kecil lagi Kalea yang selalu diingatkan untuk teratur makan. Jangan terlalu anggap sepele penyakit asam lambungmu ini."

"Lea rajin kok makan Paman. Apa perlu Paman tinggal disini buat ngawasin Lea makan..."

"Jangan membantah Kalea..." ujar Arman padanya.

"Tidak usah khawatir Audrey. Keponakanku ini sepertinya terlambat makan jadi asam lambungnya kambuh lagi, beri dia obat ini setelah makan. Saya pamit dulu, banyak pasien menunggu saya dirumah sakit."

"Cepat sembuh anak nakal."

"Kalea bukan anak nakal, Paman!!" teriaknya sebisa mungkin, walau perutnya masih terasa sakit.

Sementara dilantai bawah, Zion baru saja pulang entah darimana membuat Audrey berkacak pinggang melihat kedatangan putranya.

"Zionnnn, sini kamu!" serunya.

"Ada apa sih, Ma? Kenapa teriak-teriak segala, kuping Zion mau pecah dengar suara Mama!"

"Dasar anak tidak tahu diri kamu iya. Mulai besok uang jajan kamu Mama kurangi. Mama capek-capek ingatin kamu, Kalea justru sakit karena gak ingat makan!"

"Mama ngomong apa sih? jelas-jelas tadi siang Zion lihat Kalea makan di kantin dan ketawa-ketawa sama temannya.*

"Kamu kira Mama kamu ini tukang bohong, hah!" Belum sempat Zion menjawab ucapan Mamanya, ia sudah berlari menaiki satu persatu anak tangga.

"ZIONNNN! MAMA BELUM SIAP NGOMONG!! DASAR ANAK KURANG AJAR!!"

Zion tidak peduli dengan Mamanya yang marah-marah padanya dari lantai bawah. Ia berjalan begitu pelan agar tidak kedengaran.

Ia memutar kenop pintu itu lalu melihat Lea tengah tertidur pulas. Melangkah lebih dekat dan duduk di tepi tempat tidur. Tangannya terulur mengelus puncak kepala Kalea.

"Maafin kakak ya, cepat sembuh dek. Kalau lo cepat sembuh kakak bakalan beli brownies lagi buat lo, ya walau nggak ada uang demi lo gue rela jadi miskin sekali-kali," ujar Zion lalu mengecup kening Kalea.

Kalea membulatkan matanya melihat apa yang dilakukan kakaknya barusan. Sumpah ia ingin tertawa kencang karena kelakuan kakaknya mengatakan akan membelinya brownies kalau ia sembuh.

"Apaan sih lo Kak main cium segala!"

"Loh manjur juga ciuman gue ya... lo udah bangun ajah setelah kakak cium keningnya. Tandanya itu sebuah anugrah dari Tuhan."

"Apaan! Lea hapal sama parfum kakak, jadi gak usah menghayal deh, jatuhnya sakit."

"Bagus dong, namanya juga parfum mahal."

"Masih pake uang orangtua, udah sombong amat lo Kak," cibir Freya menjulurkan lidahnya.

"Sebagian dek, catat itu."

***

"Dia siapa Ma?" tanya anak kecil yang berdiri disisi Mamanya.

"Dia Kalea. Dia akan jadi adikmu mulai sekarang."

"Mama serius?" Binar mata anak itu menatap Mamanya.

"Iya, Sayang. Peluk Lea nya dong."

Begitu erat dan tenang, Zion kecil memeluk Kalea kemudian membisikkan sesuatu ditelinga anak kecil itu.

"Mulai sekarang kamu jadi adik aku. Panggil aku dengan sebutan kakak dan aku janji akan jagain kamu dari semua penjahat di dunia."

Kalea kecil membalas pelukan nya walau sedikit terisak. Zion kecil masih bisa mendengarnya sampai-sampai ingus anak itu menempel di bajunya.

Lamunannya buyar saat Zion menyentuh kedua bahunya. "Lo ingatkan janji gue?"

"Iya, Kak. Kalea pasti ingat kok."

"Gak usah nangis, ingus lo nempel nih dibaju gue. Kebiasaan lo bangat gini."

Merasa malu Kalea memukul dada bidang kakak nya dengan keras.

"Lo diantar Gabriel, iya?" tanya Zion sembari membuka jaket kulit berwarna hitam dan meletakkannya diatas pahanya.

"Ngga..." jawabnya jutek.

"Lo ngambek karena Gabriel nembak lo, iya?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!