"Gadis sialan!Kau harus menuruti perintahku tanpa perlawanan!!".PLAK!.Tamparan mendarat di pipi putih seorang gadis 17 tahun.
meninggalkan bekas tangan merah di sana.
"Sakit..." Ucap gadis itu merintih dengan air mata yang tak pernah kering.
PLAK!.
Sekali lagi itu jatuh di pipinya.
"10 tahun aku merawatmu kini kau harus membalas budi!Masuk!Cepat masuk!!" Pria dengan tubuh tinggi kekar itu menyeret gadis lemah 17 tahun ke dalam rumah bordil.
Menjualnya untuk melunasi hutang judinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wafiyah moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titipan Cai'er
"Kemanakah kita akan memilih keluarga?" Ujar Helen sambil melewati jalur besar kota Si-liang.
"Untuk apa nyonya dewi?" Si batu melupakan harta suci dari keluarga Lu,gumpalan daging di tangannya kini berada di dalam tabung emas,tabung emas seperti pengganti rahim dan bayi itu tetap hidup di dalamnya.
Sebuah asap putih bersih menyela di depan jalan Helen."Siapa kau?!" Tanyanya penasaran,menghambat pekerjaannya berarti minta di bunuh.
Seorang pria tua dengan jenggot tebal muncul dari balik asap putih itu."Salam pada dewi alam neraka." Ucapnya memberi hormat di depan Helen.
"Hm." Helen hanya mengibaskan tangannya,ia bukan seorang yang gemar memberi salam balik dan itu sudah tersebar luas di alamnya,bahwa ia tidak ingin tunduk pada siapapun kecuali tuhan.
"Ada apa menghalangi jalanku." Tanya Helen dingin.
Pak tua itu adalah malaikat keadilan ke-2,ia di perintahkan oleh ketuannya untuk menyampaikan sesuatu pada Helen.
Pak tua itu memberikan sebuah gulungan kertas putih ke tangan Helen."Itu adalah surat seorang jiwa suci dewi,di dalamnya ada wasiat terakhirnya." Ujar pak tua itu dengan sopan.
Helen manyun dan mengangguk."Baiklah,kau boleh pergi." Ucapnya pada pak tua itu,karena Helen mulai kepanasan bertemu dengan malaikat yang suci sepertinya.
"Hamba pamit." Ucapnya memberi salam hormat dan segera pergi dari hadapan Helen.
Setelah kepergian pak tua itu,Helen melihat gulungan kertas itu sebentar,lalu mengeluarkan api hitam untuk membakar gulungan itu.
"Nyonya dewi!Kog di bakar?!" Ucap si batu."Anda belum membacanya nyonya dewi!" Si batu panik sendiri yang di sambut oleh desahan panjang Helen.
"Si bodoh batu!Jika ku bakar berarti aku sudah tahu isinya!!" Jawab Helen sedikit menyentak batu kristal di dalam tubuhnya.
"Oh! baiklah jangan marah." Ucapnya kemudian hening,ia diam tidak ingin menimbulkan banyak masalah yang membuat majikannya marah."Ia sungguh hebat dan sakti." Ucap si batu terkagum oleh Helen.
Helen tentunya mendengar dong,ia hanya tersenyum menyeringai.
"Baiklah,aku sudah memutuskan untuk menyelundupkan anak itu pada keluarga bangsawan kaya,mari kita seleksi..." Helen menghilang dan menelusuri setiap keluarga di kota Lumina atau Si-jiang ini.
Ia berhenti di atap sebuah paviliun yang indah dengan taman bunga yang subur juga kolam kecil dengan ikan koi yang gemuk-gemuk di dalamnya.
Di dalam paviliun itu ada pengantin baru yang sedang olahraga membuat anak,di malam yang berpurnama ini adalah momen yang menyenangkan untuk melakukan adegan itu.
Helen jadi ingat masa lalunya dengan mantan suami,ia tersenyum tipis."Iya,saat itu aku memang bodoh bisa menyukai pria jelek sepertinya dan melahirkan 5 anak untuknya." Ujar Helen mengenang masa lalu yang tak menyenangkan.
Helen meraih tabung emas di dalam ruang kesadarannya,tabung emas itu mengambang di atas telapak tangan Helen."Kau akan aku taruh di keluarga ini,melihat sekelilingnya yang seperti orang kaya,aku yakin hidupmu jauh lebih baik kedepannya." Ucap Helen,menerbangkan tabung emas itu dan menanamkan di perut wanita di paviliun itu.
"Dia akan menjadi anak yang beruntung dan kuat,karena hidup di dalam tabung emas milikku,suatu keberkahan bagimu.Hihihihi." Ucapnya sambil tertawa jemawa.
"Nyonya,anda terlihat menakutkan." Ucap si batu,Helen langsung berwajah dingin.
"Berisik." Helen segera menghilang setelah meletakkan bayi suci itu.
"Selanjutnya kita akan kemana ya?" Tanya Helen pada dirinya sendiri.
Helen melewati sebuah hutan yang lebat yang sempat ia lewati tempo hari,di sana ada seorang pria yang terdesak di kepung oleh 10 orang berpakaian hitam dan bercadar,pedang mereka yang panjang dan tajam siap menghabisi pria muda itu.
"Ada tontonan gratis.Hihihi." Helen berhenti di sebuah ranting besar pohon yang berbuah lebat,bentuknya seperti tomat warnanya pun juga sama.
"Buah apa ini?di jamanku dulu seperti tidak ada?" Ucapnya sendirian,ia mencomot 1 buah dan memakannya.
"Buah aneh apa itu nyonya dewi?" Tanya si batu."Sepertinya enak?" Si batu penasaran dengan rasa,tapi dia sendiri juga tidak memiliki rasa seperti manusia,Helen juga sama.
Helen mengangkat bahunya."Ini buah hambar." Ucapnya,tapi tetap di makan,dalam puluhan bahkan ratusan tahun,Helen tidak pernah lagi merasakan rasa di lidahnya,selama menjadi iblis ia hanya suka energi jahat tidak suka makanan.
Ia menikmati buah itu dengan tenang sambil melihat pertarungan antar manusia."Nyam....Nyam....Lihatlah mereka,masih tidak ingin melepas si pria muda itu padahal dia terluka." Ucapnya tersenyum tipis.
Buah itu kesemek ya guys 😅 yang tumbuh liar di hutan lebat.
KLANG TRANG
KLANG KLANG.
Satu orang melawan 10 orang,apalagi dia terluka tapi mampu mengangkat pedangnya untuk menahan serangan."Cukup hebat!Lihat berapa lama kau bisa bertahan." Ujar Helen di atas pohon.
"IIKKH uhuk uhuk...." Helen terpekik,tersedak buahnya,melihat bayangan gelap melintas di sampingnya dengan cepat."Apa itu tadi?" Gumamnya.
"Hahahaha...Nyonya dewi,baru kali ini aku lihat anda terkejut seperti itu." Si batu mulai berani terhadap majikan,pelototan maut mulai menusuknya."Baik,aku diam." Ujarnya kemudian.
Seorang manusia mengagetkan Helen,dia adalah pengawal pria yang terdesak itu.
"Yang mulia,aku akan menghadapi mereka sendiri." Ucap pengawal itu dengan jiwa pahlawan,pemuda di belakangnya sudah pucat karena mengeluarkan banyak darah.
Pengawal itu mulai mengeluarkan jurus-jurus pedang yang memukau,tapi menurut Helen masih kurang cepat dan mematikan malah terlihat membuang waktu dan menjadi sia-sia.
"Dunia manusia ini memang payah.Ck ck!Seharusnya kau mengenai di bagian yang mematikan,jika kau pintar berpedang tapi tidak bisa membunuh dengan cepat,apa gunanya ck ck!" Helen mengomel di atas ranting pohon,ia menjadi gemas sekali.
Pengawal itu hanya membual soal pintar berpedang,pembunuh bayaran di depannya sangat terampil menangkis semua serangan pengawal itu.
"Terlalu lambat." Helen menggeram marah.
Kipas ajaibnya berpatroli,melayang di udara dan menghunus kepala-kepala pembunuh itu,tubuh tanpa kepala berdiri masih tegak dan kepala menggelinding satu persatu di tanah,tanah mulai berdarah lebih banyak.
Tubuhnya mulai ambruk di tanah yang berdarah.
"Si-siapa yang.....Me-melakukan i-ini?" Tanyanya terbata melihat ke belakang pria muda."Yang mulia,andakah itu?" Tanyanya lagi menghampiri pria dengan sebutan 'yang mulia'.
Pria muda itu menggeleng lemah."Bukan aku,aku juga tidak tahu siapa." Ujarnya.
Helen yang melihat orang sekarat yang masih belum boleh pergi dari dunia ini menjadi kasihan."Ku tolong atau tidak?Tolong atau tidak ya?" Ucapnya menimbang pertolongan yang ke-2.
"Nyonya dewi,sebaiknya tolong saja mungkin bisa menjadi tabungan untuk anda." Jawab si batu memberi solusi.
"Tapi dengan kebaikan aku juga tidak akan ke surga." Ucap Helen lagi berwajah masam.
"Tapi nyonya dewi,pria itu kasihan...." Ucap si batu memelas.
"Huh!Kau itu sebenarnya batu dari neraka atau surga?!Punya belas kasihan orang suci." Ucapnya sewot.
Si batu mulai memohon kepada Helen,sedangkan dua pemuda itu telah meninggalkan tempat mereka yang sebelumnya dan berjalan tertatih untuk menemukan bantuan.Mereka tidak bisa menggunakan jurus peringan tubuh.
"Baiklah,akan ku tolong." Helen luluh dengan permohonan si batu.
"Sebaliknya dia akan ku jadikan orang gila selanjutnya." Gumam Helen di akhiri tawa jemawa.
"Aku salah telah memohon." Gumam si batu.