NovelToon NovelToon
I Am Duchess

I Am Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Time Travel / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

dr. Lizza, seorang dokter muda yang terjebak dalam lingkaran gelap obat tidur, meninggal secara tragis karena overdosis. Namun, di dunia setelah kematian, ia terbangun dalam tubuh putri Duke Ashborn yang cantik dan berkuasa, bernama Lizra Ashborn, dalam Kerajaan Eldoria yang megah.

Terjebak dalam identitas baru yang jauh berbeda, dr. Lizza menyadari bahwa ia telah berada dalam jantung konspirasi dan intrik politik di kerajaan tersebut. Lizra, tubuh yang ia huni, merupakan sasaran perencanaan kejahatan yang meresahkan stabilitas kerajaan.

Dalam perjalanan yang penuh keputusan sulit dan pengorbanan, dr. Lizza harus menemukan keberanian dan kebijaksanaan untuk menghadapi musuh-musuhnya, sambil mengatasi konflik internalnya yang paling dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran Di Tengah Kabut Salju 2

Lizra, dengan sikap yang mantap, mengangkat pedangnya ke atas, menunjukkan kesiapan untuk bertempur. Di sisi lain, Rozen, dengan tatapan tajam dan bersemangat, menatap kedua monster itu dengan keberanian yang tidak tertandingi.

Kedua monster itu semakin mendekat, dan keganasan mereka semakin terlihat jelas.

Monster pertama menerjang Rozen dengan kecepatan yang mengagumkan, tetapi Rozen dengan refleks yang cepat berhasil menghindari serangan tersebut. Dia segera bergabung dengan Adrian, yang juga siap beraksi. Keduanya bekerja sama, mengelabui monster dengan gerakan-gerakan lincah mereka.

Beberapa prajurit yang ikut serta segera meluncur ke samping Rozen dan Adrian, membentuk barisan pertahanan yang kokoh. Mereka bersiap untuk melawan monster pertama yang mendekati dengan serangan-serangan yang tajam.

Sementara itu, monster kedua menyerang prajurit lainnya dengan ganas. Lizra dan Ezra langsung melangkah maju, siap membantu rekan-rekan mereka dalam menghadapi ancaman ini. Dengan keahlian bertarung yang luar biasa, mereka berdua memperlihatkan koordinasi yang hebat dalam menyerang monster kedua.

Lizra meluncur maju dengan gesit, pedangnya berkilat di bawah cahaya kabut yang menipis. Dengan gerakan yang lancar dan presisi, dia memotong udara dengan keahlian pedangnya, menciptakan garis-garis ilusi api yang menyala-nyala di sekitarnya. Setiap serangannya mengirimkan lonjakan panas yang menggoda.

Di sisi lain, Ezra dengan sigap memanfaatkan keahlian pisau kecilnya. Dengan gerakan yang cepat dan terampil, dia menyusupi pertahanan monster, mencari celah yang tak terduga dan menyerang dari sisi yang paling rentan. Pisau-pisaunya berkilauan di udara, menorehkan luka-luka dalam yang menambah derita monster.

Sementara itu, prajurit lainnya terus meluncurkan panah-panah yang berisi unsur api, membentuk hujan api yang mengepul di sekitar monster. Setiap panah yang melesat menyisakan jejak nyala yang membara di udara, mengarahkan serangan-serangan mematikan ke arah monster yang terus bergerak maju.

Ketika serangan-serangan bertubi-tubi dari prajurit dan dua kesatria terus menghantam, monster tersebut terjepit dalam pusaran api dan pisau, menerima luka-luka besar yang membuatnya semakin terdesak. Tapi, monster itu tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan semangat, melanjutkan serangannya dengan ganas dan keganasan yang tak terbendung.

Di tengah gemuruh pertempuran, Rozen dan Adrian bersatu dalam serangan yang menakutkan. Rozen, dengan keahlian pedangnya yang legendaris, meluncur maju dengan lincah, menyusun serangkaian serangan yang mengancam. Setiap gerakan pedangnya dipenuhi dengan kekuatan yang mengagumkan, mengiris udara dengan kecepatan kilat dan kepastian yang mematikan.

Adrian, setia pengikut Rozen, tak kalah berbakat dalam pertarungan ini. Dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, dia mengimbangi setiap gerakan tuannya dengan serangan yang sama ganasnya. Keduanya seperti dua penari yang bersatu dalam harmoni, melawan monster dengan penuh keberanian dan keteguhan hati.

Sementara itu, prajurit yang lain menggunakan rantai yang di ujungnya terpasang pisau untuk menahan pergerakan monster. Rantai-rantai itu berputar dan terayun dengan cepat, membentuk jala yang kokoh untuk membelenggu monster.

Ketika monster terluka dan terdesak, Rozen dengan gesit menebas lengan monster tersebut dengan pedangnya, menyebabkan aliran darah mengalir deras. Di sisi lain, Adrian dengan presisi melemparkan beberapa senjata, seperti sabit kecil, menuju mata monster, membuatnya buta dan terhuyung-huyung dalam keadaan sakit yang tak tertahankan.

Monster itu jatuh terkapar di lautan salju, masih bergerak secara sembarangan, namun Rozen tidak memberinya kesempatan untuk bangkit lagi. Dengan lompatan yang gemilang, dia menusukkan pedangnya langsung ke jantung monster itu, mengakhiri penderitaannya dengan cara yang tegas dan tanpa ampun. Suara teriakan monster yang berubah menjadi erangan kesakitan memenuhi udara, menyatu dengan dentuman keras hati-hati dari para prajurit yang merayakan kemenangan mereka.

Dalam kekacauan pertempuran yang menggemparkan, Lizra dan anggota regu lainnya berjuang mati-matian melawan monster yang ganas dan tak kenal ampun. Dengan keberanian yang tak tergoyahkan, Lizra memimpin serangan, menerobos pertahanan monster dengan keahlian pedangnya yang luar biasa.

Dengan gerakan yang lincah dan penuh keberanian, Lizra mengarahkan serangan yang mematikan ke kedua kaki monster, menyebabkannya terjatuh dengan gemetar. Tanpa ampun, dia memberi isyarat kepada para prajuritnya, dan puluhan anak panah yang menyala dengan api tanpa henti melesat menuju monster, sementara lemparan pisau tajam dari Lizra mengarah ke arah kepala monster.

Dengan satu tebasan yang kuat, Lizra berhasil memisahkan kepala monster dari tubuhnya, menyudahi keganasan monster tersebut. Tubuh monster itu jatuh dengan beratnya ke tanah, menghantam salju tebal dengan darah yang mengalir deras. Warna hitam pekat dari darah monster itu menciptakan kontras yang tajam dengan hamparan putih bersalju di sekitarnya, menggambarkan pemandangan yang menakutkan dan mengerikan. Namun, kemenangan telah diraih, dan regu Lizra dapat bernapas lega setelah mengalahkan monster tersebut dengan keberanian dan ketekunan mereka.

Setelah pertempuran yang sengit, Rozen dan anggota regunya kembali bergabung dengan Lizra dan regu lainnya. Wajah mereka terpancar dengan senyuman puas karena telah berhasil mengalahkan dua monster yang ganas. Meskipun lelah, mereka merasa lega karena pertempuran kali ini tidak seberat pertempuran sebelumnya di titik aman.

Rozen mengangkat suaranya, membagi pandangan dengan anggota timnya yang tercengang, menyatakan, "Kali ini jauh lebih mudah, dan itu semua berkat bantuan elemen api dan sihir Lucia. Kita benar-benar bisa menggunakan keahlian kita secara maksimal."

Lizra mengangguk setuju, ekspresinya penuh dengan rasa puas. "Ya, kehadiran unsur api dan dukungan dari Lucia benar-benar membuat perbedaan besar. Kita harus mengakui bahwa bekerja sama adalah kunci keberhasilan kita dalam menghadapi ancaman ini."

Lizra memandang sekeliling dengan senyuman puas yang terukir di wajahnya. Meskipun tertutup oleh lapisan salju yang tebal dan kabut yang menyelimuti, senyuman itu menggambarkan rasa lega dan kebanggaan karena telah berhasil menghadapi tantangan dengan keberanian dan kekuatan mereka yang bersatu.

Rozen menambahkan, "Kita harus tetap waspada. Pertempuran mungkin saja lebih mudah kali ini, tetapi kita tidak boleh menganggap remeh monster ini. Mereka akan terus berupaya untuk mengembangkan kekuatannya, dan kita harus siap menghadapi apapun jenis mereka."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui daerah sekitar, menghadapi beberapa monster biasa di sepanjang jalan. Meskipun jumlah monster tersebut cukup banyak, tim Rozen dan Lizra tidak kesulitan menghadapinya. Dengan perlindungan dari elemen api yang menyala-nyala dan senjata yang diperkaya dengan unsur api, mereka merasa lebih percaya diri dan leluasa dalam bergerak dan bertempur.

"Monster kecil ini nampak agak lemah dari sebelumnya." seru Ezra kemudian menancapkan pisau di tubuh seekor monster biasa, mosnter menjerit dan langsung mati di tempat. Ezra melempar tubuh monster tersebut secara sembarangan.

"Nona Ezra," kata Rozen, "mungkin mereka terlihat lemah karena terdampak oleh cuaca dingin yang semakin memburuk. Musim dingin ini memang memberi kita keuntungan. Monster-monster ini tidak sekuat biasanya karena harus melawan dingin yang menyengat."

Ezra mengangguk setuju. "Benar juga, Yang mulia. Namun, kita tetap harus waspada. Meskipun mereka terlihat lemah, mereka tetap dapat menjadi ancaman jika tidak kita tangani dengan serius."

"Ezra benar," sahut Lizra setuju, "Monster jenis baru memang lebih kuat di cuaca yang dingin. Cuaca dingin ini memberi mereka keuntungan yang cukup besar."

Rozen mengangguk setuju. "Kita tidak boleh meremehkan kekuatan mereka, terutama di saat seperti ini. Setiap langkah kita harus hati-hati dan penuh kewaspadaan."

Setiap langkah mereka dihiasi oleh kesadaran akan kekuatan dan ancaman yang mengintai di sekitar mereka. Dalam kesunyian hutan yang semakin gelap, bayangan-bayangan monster dan ancaman lainnya terasa semakin menakutkan.

Hari mulai menjelang senja, dan mereka memutuskan untuk kembali ke titik aman. Meskipun belum sore, hutan di sekitar mereka sudah mulai gelap. Cahaya matahari yang menyusup melalui pepohonan membentuk bayangan-bayangan yang panjang di tanah salju yang terbentang luas di bawah mereka. Suasana menjadi semakin sunyi dan misterius seiring dengan kedatangan senja. Saat matahari mulai terbenam mereka pun tiba di gua.

1
Hikam Sairi
baca
salwi
/Chuckle/
salwi
👍
salwi
🫰
Olive
up sering2 thor
Bird
👣👣👣👣
Keyzie
🦾🦾
Pembaca Setia
👣👣👣
sysyn
🤗🤗🤗
sysyn
🥲
cell
halo kak, izin koreksi. Lizza kan dokter yah. Do deskripsi novelnya penulisan dokter nya pakai "Dr" tapi yang bener itu "dr" kak. Soalnya kalau "Dr" itu gelar doktor bukan dokter
Melsbay: thankyou...
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Melsbay
😁
Rahmat Aljissri
Mantap
Keyzie
lanjutkan👍👍
sysyn
👍👍👍
Rinjani Putri
aku mampir juga ya tinggalkan jejak bintang
Melsbay: trims ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!