NovelToon NovelToon
Desa Hujan

Desa Hujan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Sudah dua tahun ini Feri tidak pernah pulang ke rumah. Ia tinggal di asrama tempatnya bersekolah. Rencananya ia hanya akan pulang setelah lulus. Tapi di liburan kenaikan kelas kali ini firasatnya berbeda. Hatinya menuntunnya untuk pulang. Ia juga mengajak sahabatnya untuk pulang ke desa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Rahasia Yang Disimpan Oleh Iwan

Kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru sudah berjalan hampir satu minggu. Pihak sekolah dibuat resah dengan belum adanya kabar dari salah satu siswa favorit mereka yaitu Feri. Dari catatan keterangan yang ada murid berprestasi itu di waktu liburan kemarin memang pulang ke rumahnya meninggalkan asrama sekolah yang sudah dua tahun tidak pernah ditinggalkannya bahkan ketika liburan tiba. Tapi sampai hari kelima sekolah sudah masuk anak dari desa yang jauh itu belum juga terlihat di sekolah.

Iwan yang menjadi orang terakhir bersama Feri mengungkapkan bahwa dirinya memang bersama-sama dengan Feri ketika meninggalkan asrama untuk pulang kampung liburan kenaikan kelas kemarin tapi tujuan mereka berbeda. Penjaga sekolah yang menjadi saksi Feri dan Iwan menjadi siswa terakhir yang meninggalkan asrama sekolah pun juga belum melihat kehadiran Feri setelah sekolah kembali resmi dibuka.

Iwan terpaksa menutupi rahasia yang terlalu banyak diketahuinya. Tidak hanya karena janjinya kepada para warga desa tapi juga karena ia harus melindungi dirinya sendiri. Semenjak kepulangannya ke asrama setelah libur panjang itu Iwan menjadi pribadi yang tidak banyak bicara.

“Aku pikir kamu ikut Feri pulang ke rumahnya”, tanya Pak Mahmud penjaga sekolah kepada Iwan.

“Tidak Pak saya pulang kampung”, tegas Iwan.

Masih sangat jelas di ingatan remaja itu bahwa Pak Mahmud adalah pelaku pembunuhan terhadap Pak Tomo ayah Feri. Di malam dengan hujan deras dan diantara makhluk-makhluk embung ia melihat penjaga sekolah itu menikam tubuh Pak Tomo hingga tersungkur.

Apakah penjaga sekolah yang ternyata aslinya sangat bertolak belakang dengan sikap yang selama ini diperlihatkannya kepada siswa-siswa di sekolah mengetahui kalau dirinya melihat perbuatannya malam itu? Apakah sesungguhnya Pak Mahmud juga sudah tahu kalau ia menginap di rumah Feri selama liburan kemarin? Menghadapi semua kemungkinan itu Iwan memilih untuk diam terlebih dahulu dan melihat situasi yang sebenarnya. Untuk menjaga keselamatan dirinya Iwan pun harus selalu terlihat di tempat keramaian dan selalu membaur dengan teman-temannya. Ia tidak boleh lengah dan sendirian. Dan yang paling utama ia harus berhati-hati dengan Pak Mahmud si penjaga sekolah dengan menjaga jarak dan menjauh dari jangkauannya.

Pak Mahmud yang membuat keributan di desa adalah orang yang sama dengan Pak Mahmud si penjaga sekolah. Bagaimana Iwan bisa begitu yakin? Karena pada saat kejadian pembunuhan itu Pak Mahmud mengenakan baju atasan yang terlihat jelas adalah seragam atribut sekolah untuk penjaga malam dimana setiap siswa penghuni asrama pasti sudah sangat hafal dengan pakaian itu.

Besok paginya sekolah menerima sebuah kabar duka. Sebuah surat yang dialamatkan untuk mereka dari perwakilan keluarga Feri siswa yang beberapa hari terakhir mereka tanyakan keberadaanya. Feri sudah dinyatakan meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Itulah kabar untuk sekolah tentang pernyataan apa yang harus mereka tuliskan untuk Feri.

Satu sekolah berkabung. Terutama teman-teman dan guru-guru yang dekat dengan sosoknya. Pihak sekolah pun segera akan melayat ke rumah duka untuk menyampaikan rasa bela sungkawa mereka dan juga memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan yang tengah berkabung.

Tepat esok hari di minggu pagi ketika tidak ada kegiatan belajar mengajar perwakilan sekolah yang terdiri dari wali kelas, guru-guru, dan para murid yang tinggal di asrama yang merupakan kawan dekat almarhum Feri berangkat ke alamat duka untuk melayat. Dengan menggunakan mobil inventaris sekolah mereka akan menuju ke sebuah desa yang sebelumnya belum pernah mereka kenali.

Pak Zen seorang guru olahraga yang merangkap sebagai sopir di perjalanan yang dimulai pagi-pagi itu. Pak Toha selaku guru agama yang akan berperan sebagai juru bicara sekolah kepada keluarga yang sedang berduka nantinya. Ibu Astuti selaku wali kelas dari almarhum Feri yang telah lama memahami siswanya itu. Intan dan Anjani yang dari kelas X selalu satu kelas dengan Feri dan sudah akrab dengannya terlebih mereka sama-sama anak asrama. Rudi teman sebangku Feri. Dan Iwan sahabat Feri sekaligus teman sekamarnya.

“Kira-kira berapa jam perjalanan sampai sana Pak?”, tanya Ibu Astuti.

“Kalau saya dengar dari Pak Mahmud perjalanan dengan kendaraan pribadi kira-kira bisa 4 sampai 5 jam Bu Astuti”, jawab Pak Zen yang memegang juru kemudi.

“Semoga perjalanan diberikan kelancaran selamat sampai tujuan”, timpal Pak Toha yang duduk di samping pak sopir.

“Rudi yang dari teman-teman sudah dibawakan?”, Ibu Astuti mengingatkan.

“Sudah Bu Astuti. Ini”, jawab Rudi yang duduk di bangku belakang dengan Iwan.

Rudi sambil menunjukkan map yang berisi tanda turut berduka cita sekaligus sebagai ungkapan rasa yang mewakilkan ucapan sayang dan terimakasih kepada mendiang kawannya yang selama ini telah menjadi seorang teman dan murid yang baik. Pemberian beserta tanda kenangan-kenangan perpisahan dari teman-temannya dan juga keluarga besar sekolah untuk keluarga yang kehilangan.

“Jangan sampai ketinggalan Rud”, pesan Intan yang duduk di kursi depannya.

“Ini”, ulang Rudi.

Semuanya memang sudah dipersiapkan termasuk jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di perjalanan jauh yang membawa nama sekolah ini. Mobil kapsul inventaris ini memang sudah langganan mogok. Begitu juga dalam perjalanan kali ini. Untuk itulah di rombongan itu ada Pak Zen yang paham betul soal mesin apalagi kendaraan yang sudah sering ia bawa.

“Kenapa mobilnya Pak Zen?”, tanya Bu Astuti.

“Namanya juga mobil tua Bu. Paling pengapiannya coba saya cek dulu”, jawab Pak Zen.

Para penumpang pun turun dari kendaraan untuk melepas penat dari posisi duduk yang terkungkung.

“Duh… mogok ya mogok tapi kalau bisa ya pilih-pilih tempat lah”, gerutu Anjani.

Mobil mereka mogok terhenti di depan sebuah tempat pemakaman umum di pinggir jalan. Bagi Iwan mungkin ini adalah yang dinamakan de javu. Beberapa minggu yang lalu ia persis berada di posisinya yang sama saat ini. Tapi bedanya sekarang tidak ada keramaian warga yang sedang menggelar acara di kuburan. Iwan jadi teringat perkataan Feri yang menyuruhnya untuk bertanya kepada Pak Toha guru agama terkait hal itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Pak Zen berhasil menghidupkan mobil untuk kembali diajak jalan.

“Apa sebaiknya kita tidak istirahat dulu? Itu di depan ada warung. Pak Zen biar ngopi dulu supaya tidak ngantuk”, kata Pak Toha yang meminta untuk beristirahat.

Di sebuah jajaran warung yang berderet di pinggir jalan yang juga sedang penuh pembeli dari kendaraan-kendaraan berhenti mereka ikut berhenti. Kali ini pilihan Iwan bukanlah warung yang berada di paling ujung karena tempat itu sudah tidak lagi ada.

“Kita ke sana saja yuk Wan biar tidak antri”, ajak Rudi.

“Kemana?”, tanya Iwan.

“Itu warung yang di paling ujung. Sepi”, jelas Rudi.

“Tidak usah. Di sini saja ada gorengannya. Anget lagi”, jawab Iwan melarang Rudi.

Perjalanan kembali dilanjutkan. Menggunakan mobil pribadi adalah sebuah jaminan untuk bisa sampai lebih cepat dibandingkan dengan menaiki kendaraan umum yang harus rela terpotong waktu seperti untuk menunggu penumpang atau pun menurunkan penumpang yang lain. Dari segi kecepatan pun mobil keluarga bisa lebih lincah dibandingkan dengan angkutan umum.

Sedikit lagi mereka akan sampai di rumah Feri. Kini mereka tengah beristirahat di sebuah rumah ibadah untuk menunaikan sembahyang. Selain itu mereka juga singgah di sebuah warung bakso yang kelezatannya membuat mereka mabuk kepayang.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
makin penasaran
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
gurauan nya kurang bisa gw pahami
Kustri
ini beneran 26 part?
pendek BGT...
coba lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!