RAJA BELADIRI

Malam harinya Xiao Yan sampai di Gunung Valley dengan selamat, dia merasakan rasa haus darah dari balik semak dan seekor Serigala besar level 2 menyerangnya. Xiao Yan menahan rahang Serigala itu dengan kedua tangannya dan menghancurkannya secara paksa.

Poin masuk kedalam akunnya dan untuk Monster Abbys level 2 awal dia mendapatkan 30 poin, peringkatnya naik ke 189 dan sepertinya hal ini cukup menarik baginya. Untuk sekarang dia tidak perlu terburu-buru melakukan penyerangan dan beristirahat dengan cukup.

Ledakan yang keras tidak jauh dari tempatnya dan Xiao Yan merasakan ada pertarungan, seorang Pria dan Gadis dikepung oleh jumlah besar Monster Abbys level 2 namun sebaliknya alih-alih bekerjasama mereka sendiri sibuk bertarung satu sama lain.

"Serahkan semua poin milikmu Gadis kecil... jika tidak aku akan bersikap kasar !" Kata Pria kekar itu dengan percaya diri.

"Mimpi." Gadis itu berberak seperti kilitan listrik dan diantara kedua tangannya listrik yang kuat menyembur.

Listrik itu dipantulkan dan armor yang digunakan Pria besar itu dapat meredam kekuatan elemen sebanyak 30 persen. Belum lagi dia memiliki job seorang wartior dengan ketahanan tubuh seperti itu membuatnya menjadi musuh para Asassin.

"Apa ini... rasanya seperti digigit semut." Pria itu menangkap pergelangan kaki Gadis itu dan membantingnya kebawah.

Perbedaan level 3 menegah dan level 4 awal sangatlah besar. Gadis itu menabrak tanah dan mananya meledak menyapu semua Monster Abbys disekitarnya.

Gadis itu mengusap darah disudut mulutnya dan tersenyum, "Soul Slash."

Pria besar itu membuka matanya lebar-lebar dan tiba-tiba tubuhnya dari dalam seolah disayat oleh kekuatan yang aneh. Armornya sama sekali tidak rusak dan dia berlutut ditanah.

"Kau punya Skill dari Rune ?" Tanya Pria besar itu dengan lutut yang lemas.

"Kau bodoh... dibalik kilatan petir itu aku menanamkan serangan jiwa yang aku dapat melalui Rune. Kau harusnya tahu mengapa seniman beladiri level 3 sepertiku berani untuk melawanmu." Kata Gadis itu dengan bangga.

"Yah... aku mungkin meremehkanmu tapi bukankah kau juga terlalu meremehkanku." Pria besar itu tiba-tiba berlari dengan jumlah mana besar yang menyelimuti tubuhnya.

Gadis itu tidak punya peluang untuk menghindar dan tertabrak langsung dengan serangan seperti banteng, Pria besar itu melirik keatas pohon lain dan melihat Xiao Yan disana. Xiao Yan sudah sangat puas melihat pertarungan ini dan baginya mereka belum layak untuk mencapai levelnya.

"Ho... bukankah ini Seniman Beladiri level 2 itu, apakah kau kemari untuk mati ?" Tanya Pria besar itu dengan nada yang arogan.

Xiao Yan turun kebawah dan bersandar dipohon besar, "Mati... memangnya ada orang yang mampu melakukannya. Gadis itu... aku tidak ingin kau membunuhnya !"

"Memangnya kau punya hak untuk tawar menawar denganku." Pria besar itu berdiri didepan Xiao Yan dengan Mana yang meledak-ledak.

Xiao Yan menjentikkan jarinya kedahi Pria besar itu dan Mana yang menyelimuti tubuhnya hancur dengan mudah. Tubuh Pria besar itu terpental hingga menabrak pohon sampai patah, Pria besar itu tidak sadarkan diri dan Gadis itu terkejut setengah mati.

"Kakak ini... tolong jangan bunuh aku dan poinku semuanya akan menjadi milik Kakak !" Gadis itu memohon agar hidupnya bisa selamat.

Xiao Yan melihat tingkahnya dan merasa sedikit lucu, "Aku tidak tertarik dengan poinmu tapi ada sesuatu yang aku ingin tanyakan. Kemampuan manipulasi kekuatan jiwa itu berasal dari Rune yang disebutkan Pria itu, apa itu sebenarnya Rune ?"

"Maksud Kakak Rune Stone yang berisi kemampuan khusus. Biasanya Rune Stone didapatkan didalam Gate atau ketika seseorang sudah mengalahkan Bos Monster. Rune Stone dapat mempengaruhi Job dan aku cukup beruntung karena Keluargaku kaya dan membeli Rune Stone tingkat rendah ini." Jawab Gadis itu yang bernama Fei Sie.

Xiao Yan berpikir sebentar dan tidak menyangka jika di Dunia ini ada kemampuan khusus, namun dimasa lalu Iblis yang dia lawan juga ada beberapa yang memilikinya. Seperti mengendalikan tanah ataupun kemampuan aneh seperti penyembuhan total atau kebangkitan.

"Kakak ini... bagaimana jika kita bekerjasama untuk mengumpulkan poin ?" Fei Sie berharap jika Xiao Yan menerimanya kedalam tim.

"Apa yang ingin aku buru adalah Ratu Kelabang Bersayap Emas. Disana mungkin ada puluhan atau bahkan ratusan Monster, karakteristiknya sangat beracun dan bahkan jika kalian berdua ikut pada akhirnya kalian akan mati." Xiao Yan melirik kearah Pria besar itu dan berkata, "Jangan pura-pura pingsan... bahkan jika kau mengatur pernafasanmu aku dapat melihat jika detak jantungmu tidak normal !"

Pria besar itu membuka matanya dan terlihat sangat ketakutan, "Apa perintahmu... tolong ampuni nyawaku... jika kau ingin itemku aku bisa memberikannya !"

"Aku hanya Seniman Beladiri level 2 puncak dan kenapa takut sekali." Xiao Yan berjalan pergi dan melambaikan tangannya, "Tempat ini sangat besar dan hanya ada kita bertiga... lebih baik kalian berdua bekerjasama karena itu jauh lebih efektif. Tapi jika kau masih ingin merebut poin lain kali aku akan benar-benar serius menghancurkan kepalamu !"

Pria besar itu mundur dan merasakan Aura yang menakutkan. Xiao Yan memang terlihat seperti Seniman Beladiri level 2 namun jika Pria itu percaya maka dia hanya akan menjadi orang bodoh, Fei Sie melihat Xiao Yan pergi dan jantungnya berdegup kencang karena sosoknya yang heroik.

Pria besar itu berdiri dan berkata, "Namaku Bo Xun dan mari lupakan masalah lama... aku tidak ingin menyinggung Monster itu lagi !"

Fei Sie tidak memiliki pendapat dan akhirnya mereka memutuskan untuk berdamai. Apa yang dikatakan Xiao Yan tidak salah disini hanya ada mereka bertiga dan banyak Monster Abbys untuk dijadikan poin, jika mereka mengincar posisi lebih tinggi maka mereka harus bekerjasama untuk berburu Monster Abbys yang lebih kuat dari mereka.

"Bo Xun... apakah kau tidak penasaran dengan pertarungannya melawan Ratu Kelabang Bersayap Emas ?" Tanya Fei Sie dengan penasaran.

"Sebenarnya aku juga penasaran tapi aku takut jika menyinggungnya lagi." Bo Xun tidak ingin bertarung dengan orang yang jelas berada jauh diatasnya.

"Sudahlah... kita hanya melihat dan selama kita tidak mengganggunya maka itu akan baik-baik saja." Fei Sie tidak bisa menahan rasa ingin tahunya dan pergi melihatnya.