mengisahkan seorang ketua osis yang juga menjadi ketua geng buly di sekolah nya. Yang gemar membuly temannya yang lemah.
Karena ketampanannya, iya banyak disukai oleh para siswi di sekolah nya. Tapi sayang nya, tidak ada yang berhasil menduduki hatinya.
Hingga pada suatu hari, seorang cewek gendutlah yang menjadi pemenang di hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecemburuan Erik
Roni keluar dari kelas dengan perasaan kesal.
"Ini semua gara-gara hantu sialan itu. Awas kamu Kania.. sudah dead masih aja gangguin orang lain." Gerutunya.
.
.
Tak lama, waktu istirahat telah tiba. Roni masih kesal dengan guru kelas yang menghukum dirinya.
Laura melihat sebuah kekesalan yang melintas di wajah Roni. Roni menyadari bahwa Laura sedang memperhatikannya. Tidak ada tatapan yang mencurigakan pada diri Laura. Malah, Roni merasa besar kepala karena Laura menatapnya.
Roni mengira bahwa Laura merasa empati kepada dirinya. Roni pun mengambil kesempatan untuk mengambil hati Laura.
"Kenapa kamu menatap Aku seperti itu?" Ucap Roni.
"Ga apa-apa.. kasian aja.. liat kamu dihukum.." Ujar Laura.
"Bener dugaanku. Gadis ini simpati dengan apa yang Aku alami hari ini." Ucap Roni.
"Terimakasih.. oh iya, siapa namamu?" Tanya Roni Ingin berkenalan dengan Laura.
"Aku Laura.. Aku juga murid baru disini.. hanya saja kita selisih minggu saja.." Ucap Laura.
"Oh.. gitu Ya.."
"Hem.."
Laura sengaja mendekati Roni karena Laura ingin membuka semua rahasia Roni dan juga Marni si muka dua itu.
"Oh iya.. nama kamu siapa?" Tanya Laura.
"Namaku Roni.. kamu cantik juga ya ternyata.." Ucap Roni.
"Namanya cewek ya cantik Roni.. kalau cewek itu ganteng kan ga wajar.." Ucap Laura.
"Ah.. Laura, kamu bisa aja." Roni merasa sedikit terhibur dengan Laura. Hantu tentang Kania sedikit hilang di benak Roni karena Laura.
Ternyata Laura memang orang yang baik.
"Roni... daripada kesal.. mending kita ke kantin yuk.. sambil ngobrol.." Ucap Laura.
"Wah.. Jangan-jangan.. Laura beneran ada rasa denganku.. ga mungkin dong.. orang secantik Laura ajak Aku ke kantin kalau ga ada perasaan apa-apa.."
Laura dan Roni berjalan menuju kantin.
.
.
"Oh iya.. tadi kamu bilang.. ada hantu yang teror kamu? Memangnya hantu bisa teror orang?" Ucap Laura.
"Iya benar Laura.. mungkin kamu akan berpendapat yang sama dengan mereka. Kalau Aku hanya berhalusinasi saja.." Ujar Roni.
"Aku percaya sama kamu kok Roni.." Ucap Laura seketika.
"Apa? Kamu percaya sama Aku? Ah ga mungkin kamu percaya sama Aku begitu saja.. Mereka saja ga percaya.. apalagi kamu Laura.." Ujar Roni.
"Aku percaya.. karena Aku bisa melihat.. apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.." Ujar Laura.
"Kamu bisa melihat hantu?" Tanya Roni memastikan. Laura mengangguk dengan pertanyaan Roni.
"Iya Aku bisa melihat hantu.." Jawab Laura.
"Syukurlah kalau kamu percaya denganku Laura.. Kamu tau kan tadi memang ada hantu?" Ucap Roni. Laura mengangguk dan mengiyakan ucapan Roni.
"Iya.. Aku tau.. hantunya cewek kan.. cewek gendut.." Ucap Laura tambah meyakinkan Roni.
"Iya.. benar.. hantunya cewek gendut.. kok kamu tau?" Ucap Roni lupa dengan ucapan Laura.
"Kan, Aku sudah bilang.. kalau Aku bisa melihat hantu.." Ucap Laura sekali lagi.
"Wah.. jangan-jangan benar lagi... Laura bisa melihat hantu.. tapi syukurlah.. kalau Laura punya indra ke enam. Jadi.. Aku ada yang belain.. kalau sewaktu-waktu hantu Kania datang lagi kepadaku." Gumam Roni.
"Setannya itu Aku Roni.. Aku setan gendut itu.." Gumam Laura.
Dari kejauhan, seorang ketua OSIS tampan sedang memperhatikan Laura dan Roni. Ketua OSIS tampan itu tak lain adalah Erik.
Erik merasa kesal melihat Laura dekat dengan Roni. Karena bagaimana pun juga, Laura adalah Kania.
Brak!
Tiba-tiba saja Erik mengebrak meja. Teman-teman Erik dibuat kaget oleh Erik. Hingga mereka melontarkan sebuah pertanyaan.
"Kesambet Rik?" Pandangan Erik masih tertuju kepada mereka.
"Rik.. kenapa sih?" Karena tidak ada jawaban dari Erik, akhirnya mereka pun mengikuti arah pandangan Erik.
Mereka pun paham. Bahwa Erik merasa jealous terhadap Laura dan Roni
"Hem.. api asmara sudah mulai menyala nih.." Ledek temannya. Erik tersadar ketika dirinya diledek oleh temannya. Erik pun kembali duduk.
"Cemburu Rik?" Ujar teman Erik.
"Apaan sih kalian ini.. siapa juga yang cemburu.." Ucap Erik.
"Ga cemburu... tapi kok esmosi seperti itu.."
"Aku hanya ga suka aja melihat itu si Roni.." Ujar Erik.
"Ga suka.. karena Roni dekat dengan Laura?" Tebak temannya lagi. Erik tidak menjawab pertanyaan temannya.
...****************...
Pulang sekolah, Erik menghampiri Laura. Iya menarik tangan Laura.
"Erik.. kamu apa-apaan sih Rik? kenapa kamu malah menarik tangan Aku?" Tanya Laura. Erik pun melepaskan tangan Laura. Dan berkata.
"Laura.. bisa ga, kamu jauhi Roni?" Ujar Erik.
"Apa urusannya dengan kamu Rik?
"Ga perlu banyak tanya. Pokoknya kamu ga boleh dekat-dekat dengan Roni titik!"
"Mau Aku sama siapa kek.. mau Aku berteman dengan siapa kek.. ga ada hubungannya sama kamu.. memangnya kamu siapa melarang Aku untuk dekat dengan seseorang?" Ujar Laura.
"Karena Roni bukan cowok yang baik Laura.. Aku ga mau, kalau sampai kamu dimanfaatkan oleh Roni.." Laura mendekatkan telinganya ke arah Roni dan menyuruh Roni mengatakan sekali lagi.
"Apa kamu bilang? Coba ulang sekali lagi alasan kamu.." Ucap Laura.
"Roni itu bukan laki-laki yang baik Laura.. Aku ga mau kalau kamu sampai dimanfaatkan oleh Roni.." Ucap Erik dengan suara yang lebih keras.
Mendengar penjelasan Roni, Laura mengernyitkan kening sembari melipat lengan depan dada.
"Sejak kapan kamu peduli dengan Aku? Memangnya kamu suka sama Aku?" Tebak Laura. Erik seketika Terima dan menunduk. Iya bingung harus jawab apa.
"E- enggak kok.. Kamu jangan GR dulu Laura.. saya ngomong begini karena saya ga suka sama Roni.. saya ga ingin Roni itu punya banyak teman. Makanya Aku larang kamu.. lagian kamu kan sudah menjadi anggota OSIS.. seharusnya kamu nurut dengan perintah ketua OSIS.." Ucap Erik.
"Oh.. sejak kapan peraturan OSIS berubah? Memangnya kalau jadi anggota OSIS itu harus ijin dulu ya.. sama ketua kalau mau berteman dengan siapa itu?" Ucap Laura menjebak.
"Iya.. Aku yang membuat peraturan sendiri.. Kamu harus nurut sama ketua OSIS.. Kalau kata Aku ga boleh ya ga boleh Laura.. Lagian kenapa kamu mau sih, berteman dengan orang modelan Roni?"
Laura berjalan mendekatkan diri kepada Erik. Dan berkata.
"Kalau kamu tidak tau apa-apa.. mendingan kamu diam. Dan ga usah ikut campur urusan Aku.. Lagian, ketua OSIS itu hanya berhak memberikan perintah jika itu ada hubungannya dengan sekolah. Kalau Masalah anggota mau dekat dengan siapa pun.. itu bukan urusan ketua OSIS.. dan ketua OSIS ga ada gak untuk melarang anggotanya berteman dengan siapapun.." Ucap Laura kesal.
Karena tidak ingin berdebat banyak sama Erik, Laura pun pergi dari hadapan Erik. Erik melihat Laura yang berlalu.
"Laura... tunggu, bukan itu maksud Aku Laura.." Ucap Erik sembari mengejar Laura.
buat celakain Kania