NovelToon NovelToon
Malam Saat Ayahku Mati

Malam Saat Ayahku Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aulia risti

Di dunia tempat kepercayaan bisa menjadi kutukan, Izara terjebak dalam permainan kelam yang tak pernah ia pilih. Gadis biasa yang tak tahu-menahu tentang urusan gelap ayahnya, mendadak menjadi buruan pria paling berbahaya di dunia bawah tanah—Kael.
Kael bukan sekadar mafia. Ia adalah badai dalam wujud manusia, dingin, bengis, dan nyaris tak punya nurani.

Bagi dunia, dia adalah penguasa bayangan. Namun di balik mata tajamnya, tersembunyi luka yang tak pernah sembuh—dan Izara, tanpa sadar, menyentuh bagian itu.

Ia menculiknya. Menyiksanya. Menggenggam tubuh lemah Izara dalam genggaman kekuasaan dan kemarahan. Tapi setiap jerit dan tatapan melawan dari gadis itu, justru memecah sisi dirinya yang sudah lama terkubur. Izara ingin membenci. Kael ingin menghancurkan. Tapi takdir punya caranya sendiri.

Pertanyaannya bukan lagi siapa yang akan menang.
Melainkan... siapa yang akan bertahan.
Karena terkadang, musuh terbesarmu bukan orang di hadapanmu—melainkan perasaanmu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia risti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan

Tiba-tiba—

"Aaaakkhh!"

Suara jeritan perempuan yang sangat dikenalnya membuat tubuh Kael kaku seketika.

“Izara?” gumamnya, wajahnya langsung berubah panik.

Tanpa pikir panjang, Kael melompat turun dari mobil dan berlari menerobos masuk ke toko bunga itu.

"Izara!!" panggilnya keras, matanya menyapu ruangan.

Toko tampak kosong. Hening. Kecuali bunga-bunga yang terjatuh berserakan di lantai. Dan di tengah ruangan itu—

"Izara!" Kael berlari menghampiri tubuh gadis itu yang tergeletak di lantai.

"Hei, hey, bangunlah... Izara, ini aku. Kael." Kael mengguncang pelan bahunya, suaranya gemetar. "Kau dengar aku, kan? Tolong jangan begini..."

Tak ada respons.

Kael menggigit bibirnya, menahan panik yang mulai naik ke tenggorokan.

“Bertahanlah, Izara... bertahanlah...” ucapnya sambil meraih tubuh gadis itu dan menggendongnya erat ke pelukannya.

Dengan langkah cepat dan tergesa, ia keluar dari toko, menyeberangi jalan, dan membuka pintu mobilnya. Matanya terus memandangi wajah Izara, seolah memastikan gadis itu masih bernapas.

Kael menyalakan mesin dengan tangan gemetar. Menuju rumah sakit.

Beberapa menit kemudian, Kael menerobos masuk ke ruang UGD sambil menggendong Izara.

"Tolong! Dia pingsan! Cepat bantu dia!" serunya panik.

Beberapa perawat segera menghampiri.

"Letakkan dia di sini, Pak!" salah satu perawat menunjuk tempat tidur dorong.

Kael menuruti, namun matanya tak pernah lepas dari wajah Izara.

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa pingsan?"

"Kami akan periksa dulu. Tolong, tunggu di luar, ya Pak."

Kael hanya bisa diam , memundurkan langkahnya. Ia berdiri di depan pintu UGD.

Tak lama kemudian, pintu ruang perawatan terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi tenang.

Kael segera menghampirinya. “Bagaimana, Dok? Dia baik-baik saja, kan?”

“Tidak perlu khawatir. Pasien sudah sadar dan dalam kondisi stabil. Hanya kelelahan.”

Kael menghela napas lega, lalu tanpa membuang waktu, ia masuk ke dalam ruangan.

Di dalam, Izara duduk bersandar di ranjang. Selang infus menempel di tangan kirinya. Wajahnya pucat, namun matanya menatap kosong ke arah jendela.

“Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa pingsan?” tanya Kael, berjalan mendekat.

Izara tidak menjawab. Hanya diam. Pandangannya tetap tertuju keluar jendela, seolah tidak mendengar.

“Izara, kau dengar aku?” suara Kael mulai terdengar lebih khawatir.

“Aku baik-baik saja,” jawabnya akhirnya, pelan. Datar. Bukan jawaban yang Kael harapkan. Ada jarak dalam suaranya—dan sikapnya.

Pintu ruangan terbuka kembali. Kai muncul dengan napas memburu. “Izara!”

“Kak…” Izara baru saja hendak bicara saat Kai langsung memeluknya erat.

“Aku sangat khawatir... Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa pingsan? Apa kau belum makan? Atau—”

“Aku hanya kelelahan,” potong Izara dengan lembut. Kali ini ia menatap Kai… namun perkataannya seolah ditujukan untuk Kael.

“Aku sudah membuat keputusan,” ucap Izara tiba-tiba.

Kai dan Kael menoleh bersamaan.

“Aku akan meninggalkan kota ini.”

“Apa?!” suara mereka bertumpukan.

Kael melangkah maju. “Apa yang kau katakan? Aku tidak akan membiarkan itu!”

“Ini hidupku, Kael. Kau tidak berhak memutuskan apa pun untukku.”

Kael menatapnya tajam. “Mungkin. Tapi aku punya hak atas anak ini.”

Izara langsung menegakkan tubuhnya. Tatapannya dingin. “Aku yang mengandungnya. Aku yang akan melahirkan dan membesarkannya.”

“Tapi aku tetap ayahnya! Kau tak bisa mencabut hakku!”

“Ayah?” Izara tersenyum miring. “Apa kau pikir kata itu pantas untuk seseorang sepertimu?”

Ruangan itu menjadi tegang. Udara terasa berat. Kai hanya terdiam. Ia tahu—ini bukan tempatnya untuk mencampuri.

Kael mengepalkan tangan. “Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Izara,” katanya pelan, namun penuh tekanan.

Pintu ruangan kembali terbuka. Martez masuk dengan wajah panik. Ia langsung membisikkan sesuatu ke telinga Kael.

Wajah Kael berubah. “Apa?”

“Dia menunggu Anda di rumah, Tuan. Katanya ada sesuatu yang harus dikatakan… penting.”

Kael menatap Izara untuk beberapa detik. “Aku akan kembali. Dan jangan coba-coba melarikan diri, Izara. Karena ke mana pun kau pergi… aku akan menemukanmu.”

Setelah mengatakan itu, Kael berbalik dan pergi tanpa menoleh lagi.

Pintu menutup. Sunyi.

Izara mengembuskan napas panjang. Tubuhnya sedikit bergetar. Ia tak menyangka bisa mengatakan semua itu di hadapan Kael.

“Dia berubah… dan akan terus begitu,” bisiknya lirih.

Kai perlahan memeluknya. Pelukan yang hangat dan tanpa kata. Ia bisa merasakan beban yang ditanggung gadis itu.

“Kael memang seperti itu sejak dulu…” ucap Kai perlahan. “Tak ada yang bisa mengendalikan emosinya, kecuali…”

“…Karina?” sambung Izara pelan.

Kai hanya mengangguk pelan.

• • •

Sementara itu, di rumah besar milik Kael—

Seorang wanita duduk bersila di ruang tamu yang luas dan dingin. Tatapannya lurus ke depan. Tenang, namun penuh perhitungan.

Dia sedang menunggu, Kael kembali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!