NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Kakak Tampan

Mengejar Cinta Kakak Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Beda Usia / Persahabatan
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elprida Wati Tarigan

Sania Ayunda Wirawan dan Yuki Yuspika adalah sahabat sejak kecil. Bukan hanya mereka, akan tetapi orang tua mereka juga bersahabat dekat. Bahkan mereka juga sama-sama terlahir dari keluarga terhormat dan sangat terpengaruh di kota mereka.

Mereka gadis yang sangat berprestasi dan kuliah di Fakultas ternama. Begitu banyak pria mengantri untuk mendapatkan cinta mereka. Namun, siapa sangka mereka malah jatuh cinta dengan pria yang berumur lebih tua dari mereka.

Bahkan berbagai cara telah mereka lakukan untuk mendapatkan cinta dari pria yang berhasil merebut hati mereka sejak kecil. Walaupun selalu di acuhkan, akan tetapi tidak ada kata menyerah untuk mereka. Mereka akan terus berjuang sampai mereka mendapatkan pria yang mereka idam-idamkan sejak kecil.

Apakah kedua sahabat itu bisa mendapatkan hati pujaan hati mereka?

Yuk saksikan perjuangan cinta dan aksi kocak mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

"Apa! kau sudah gila? cepat kembalikan angin yang kau buang kedalam ban mobilku lagi," ucap Bima menatap geram Sania.

"Kakak yang sudah gila. Mana mungkin angin yang sudah keluar di masukin lagi. Udah tua, tapi oon," cerocos Sania pelan, tetapi masih terdengar dengan jelas oleh Bisma.

"Apa kau bilang," ucap Bisa menatap tajam Sania.

"Tidak ada!" ucap Sania nyengir tanpa dosa.

Melihat kelakuan Sania, ingin sekali Bisma mengulek wajah Sania dengan tangannya. Untung saja dia memiliki kelebihan kesabaran. Jika tidak, sudah pasti dia akan melahap Sania hidup-hidup saat ini juga. Bisma berusaha untuk membuang napasnya pelan sambil mengontrol emosinya melihat kelakuan Sania yang begitu menyebalkan.

"Ya Allah! gaya apa yang Kinan gunakan waktu mencetak anak ini? kenapa kecebongnya bisa berubah menjadi gadis yang sangat menyebalkan seperti ini," batin Bisma sambil terus berusaha mengontrol emosinya.

"Walaupun sebenarnya ngegemesin, sih! tapi tetap saja. Kehadirannya membuat kepalaku ingin pecah," batin Bisma kembali.

"Dari pada kakak sibuk berdebat sendiri, lebih baik kita berangkat ke kantor bareng saja," tawar Sania tersenyum manis.

"Tidak! dari pada satu mobil denganmu lebih baik aku naik taksi saja," ucap Bisma ketus.

"Yakin! lihat udah jam berapa. Lima belas menit lagi kita ada rapat penting lho," ucap Sania memperlihatkan jam tangannya.

"Mati aku!" ucap Bisma memukul keningnya pelan.

"Ikut atau tidak?" tanya Sania menghidupkan mobilnya.

"Baiklah! aku ikut denganmu," ucap Bisma tidak punya pilihan lain.

"Kakak mengambil keputusan yang tepat," ucap Sania tersenyum.

Bisma perlahan duduk di samping Sania dengan memelas. Walaupun dia merasakan sesuatu yang buruk, akan tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia yakin jika bocah tenggil itu akan membuatnya sport jantung, karena Sania memang suka ugal-ugalan dalam membawa mobilnya.

Setelah melihat Bisma telah duduk di sampingnya, Sania langsung mengemudikan mobilnya keluar dari perkarangan rumahnya. Selama di perjalan, Bisma hanya diam sambil memainkan ponselnya. Melihat Bisma yang sibuk memainkan ponsel, Sania mencoba mengintip untuk mengetahui apa yang sedang Bisma lakukan dengan ponselnya.

Melihat Sania yang menatap ponselnya secara diam-diam, Bisma langsung mengubah posisinya agar Sania tidak bisa melihat layar ponselnya. Tentu saja hal itu membuat Sania menjadi curiga, dia tidak akan terima jika Bisma sibuk bertukar kabar dengan wanita lain ketika di sambingnya.

Ssstt....

Bughhh....

"Aw! Sania, kau bisa bawa mobil tidak, Sih?" tanya Bisma mengusap keningnya yang memerah setelah terbentur, karena Sania yang mengerem secara tiba-tiba.

"Maaf, Kak! tadi ada lobang," ucap Sania terkekeh kecil.

Mendengar ucapan Sania, Bisma langsung menatap kaca spion. Namun, dia tidak melihat sedikitpun lobang yang ada di belakang mereka. Melihat itu, Bisma langsung bisa menebak jika Sania sedang mengerjainya. Tentu saja dia tidak akan diam, dia akan membalas perbuatan Sania. Berani-beraninya bocah kencur seperti Sania mengerjainya.

"Kakak kenapa? haus ya?" tanya Sania tersenyum.

"Em!" dehem Bisma datar lalu mengambil botol minum yang ada di samping Sania.

Melihat itu, Sania langsung membulatkan matanya. Dia mencoba untuk menghentikan Bisma, tetapi Bisma terlebih dulu meminum jamu pelancar datang bulan buatan Rissa.

Burrr....

Belum sempat jamu itu melewati kerongkongannya, Bisma langsung menyemburkan seluruh jamu itu keluar. Dia menatap botol minum yang ada di tangannya, sambil menatap Sania secara bergantian.

"Ini apa?" tanya Bisma sambil mengelap mulutnya mengunakan tissu.

"He... he... kakak sih asal samber saja. Bukannya bertanya dulu," ucap Sania tersenyum.

"Itu jamu datang bulan," ucap Sania terkekeh kecil.

"Apa!" teriak Bisma membulatkan matanya terkejut lalu mengambil tissu untuk membersihkan mulutnya.

"Eh! tissunya jangan di habisin," ucap Sania melihat Bisma yang hampir menghabiskan tissu miliknya.

"Kau tenang saja! nanti aku akan membeli pabriknya untukmu," ucap Bisma kesal.

Bisma masih merasa pahit di di lidahnya. Sehingga membuatnya menjadi geli sendiri. Bisa-bisanya pria matang dan tampan sepertinya meminum jamu datang bulan. Jika para sahabatnya tau, sudah di pastikan dia akan menjadi bahan tertawaan seumur hidup.

"Kalau masih pahit minum ini," ucap Sania memberikan botol air mineral kepada Bisma.

Bisma menatap botol itu dengan teliti. Tentu saja dia tidak mau ketiban sial untuk ketiga kalinya. Pagi ini dia memang sangat apes, ban mobilnya di kempesin si bocah kencur yang menyebalkan di sampingnya. Dia juga meminum jamu datang bulan milik Sania yang rasanya sangat pahit. Ntah mimpi apa dia semalam, sehingga dia bisa seapes ini.

"Ini air minum biasa, jadi kakak tidak perlu khawatir," ucap Sania.

"Kau tidak bohong 'kan?" tanya Bisma waspada.

"Tentu saja tidak! cepat minum sebentar lagi kita sampai," ucap Sania meyakinkan Bisma.

Tidak ada pilihan lain, Bisma akhirnya menerima air mineral pemberian Sania. Dia berkumur untuk menghilangkan rasa pahit di lidahnya. Sania hanya diam sambil melirik Bisma. Ingin sekali dia tertawa terbahak-bahak saat itu juga, tetapi dia harus menahannya. Karena dia tidak mau menjadi sasaran empuk kekesalan Bisma.

...----------------...

Setibanya di kantor, Yuki langsung di sambut oleh tumpukan dokumen yang ada di mejanya. Yuki hanya bisa membuang napasnya pelan, dan bersiap mengerjakan dokumen itu satu persatu. Dia mencoba menyemangati dirinya sendiri lalu duduk dan mulai mengerjakan tugasnya. Namun, baru saja dia mendudukkan bokongnya tiba-tiba dia melihat seorang wanita paru baya yang sangat dia kenal berjalan mendekatinya.

"Selamat pagi, Nyonya!" ucap Yuki menyambut ramah kedatangan calon mertua idamannya.

"Selamat, Pagi. Apa putraku ada di dalam?" tanya Bu Wijaya menunjuk ruangan Aldan.

"Kak Aldan ada di dalam, Nyonya. Apa nyonya mau saya antar?" tanya Yuki dengan ramah.

Mendengar ucapan Yuki, Bu Wijaya malah diam dan menatap lekat wajah Yuki. Dia mencoba mengingat siapa gadis di depannya, karena dia merasa jika dia pernah bertemu dengan Yuki sebelumnya. Bu Wijaya langsung mengingat jika Aldan pernah mengatakan jika gadis kecil yang tergila-gila kepada putranya itu sedang magang di kantor keluarganya, dan menjabat sebagai sekretaris Aldan.

"Apa kau putrinya Wildan?" tanya Bu Wijaya ramah.

"Ia, Nyonya! saya sedang magang di kantor ini," ucap Yuki tersenyum.

"Mengapa kau memilih untuk magang di kantor kami? padahal papa dan juga para pamanmu juga memiliki perusahaan sendiri," tanya Bu Wijaya menatap Yuki dengan tatapan penuh selidik.

"Memang papa dan para paman saya memiliki perusahaan sendiri. Tapi jika saya bekerja di kantor mereka, itu sama saja saya memanfaatkan kekuasaan mereka," ucap Yuki tersenyum.

"Maksudmu?" tanya Bu Wijaya mengerutkan keningnya binggung.

"Jika saya magang di kantor mereka, saya akan berbuat sesuka hati saya. Karena mereka tidak akan pernah memarahi saya, ataupun membiarkan saya bekerja terlalu berat. Dan yang lebih penting, saya tidak akan mendapatkan nilai sesuai kemampuan saya. Saya juga tidak akan tau bagaimana beratnya mencari selembar uang. Karena mereka akan memberikan saya gaji dan juga nilai yang sangat besar walaupun saya tidak bekerja," ucap Yuki dengan tegas dan jelas.

Mendengar ucapan Yuki, Bu Wijaya hanya diam sambil menatap penampilan Yuki dari atas sampai bawah. Setelah itu, dia langsung masuk ke ruangan Aldan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Melihat itu, Yuki hanya terdiam sambil menatap kepergian Bu Wijaya. Dia mencoba membuang napasnya pelan sambil mengusap dadanya yang berdetak dengan kencang.

Bersambung......

1
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Majotiku
Luar biasa
Majotiku
Lumayan
Linda Antikasari
Luar biasa
Nur Syamsi
Kira" Mala ya pendonornya
Nur Syamsi
Semoga ada keajaiban sehingga bisa dapat donor mata untuk yuki
Nur Syamsi
Makanya jgn meremehkan seseorang....
Nur Syamsi
Lanjut thor
Nur Syamsi
Dendammu akan berbalik kepadamu mbak Mala, makanya jgn gali lobang ntar jatuh sendiri kelobang yg kau gali
Nur Syamsi
Terharu ...😢😢😢
Nur Syamsi
Senam pinggul yg bikin pinggang encok 🫢🫢🫢
Nur Syamsi
Sya kira Mala kembarannya Mila
Nur Syamsi
😂😂😂 batang ma batang pelukan 😂😂😂
Nur Syamsi
Thor, buat Gressia dan mala dapat karma atas perbuatannya....
Nur Syamsi
huuuuu.....deg degan ....de bacanya
Nur Syamsi
😥😢😢😢😢
Nur Syamsi
lanjut thor
Nur Syamsi
Bedamang perbuatan yg tulus dan modus....
Nur Syamsi
Jadi deg degan de ajakan mamanya Aldan....
Eka
msla lebih baik kamu terus terang sama adikmu dia begitu sayang sama kamu i gat riski
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!