Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Datang Bertemu
Setelah mendapatkan ceramah panjang kali lebar dari Stevi, akhirnya Daniel pulang ke rumahnya kalau rasanya dia malas. Bagaimana pun dia harus menerima perjodohan ini dan harus membuat perjanjian dengan wanita itu.
Daniel sudah turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah yang ternyata sudah ada mereka semua di sana. Daniel melewati mereka begitu saja karena dia ingin membersihkan tubuhnya lebih dulu.
"Daniel, mah kemana kamu?" tanya daddy-nya saat melihat sang anak yang berjalan melewati mereka begitu saja. Apalagi saat ini keluarga Vivian juga sudah datang, jadi Delson tidak ingin dibuat malu oleh Daniel di depan keluarga mereka.
"Aku sudah mengatakannya, jika ingin bertemu denganku mereka harus siap menungguku karena pekerjaanku sangat banyak. Aku harus membersihkan diriku lebih dulu! Jika tidak ingin menunggu mereka bisa pergi!" ucapnya dengan ketus. Dia langsung pergi meninggalkan mereka semua dan kembali ke dalam kamarnya. Saat berada di dalam kamarnya, Daniel langsung pergi menuju kamar mandi dan mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Berharap apa yang dilakukannya saat ini bisa menghilangkan rasa pedas di dalam kepalanya.
Daniel masih terus memikirkan apa yang mereka bicarakan dengan Stevi tadi. Entah mengapa bayang-bayang Dinda terus aja berputar di kepalanya. Entahlah, rasanya berat sekali untuk menjelaskan pada mereka saat ini bahwa dirinya terjebak dengan malak panasnya dengan Dinda. Apalagi dia mengingat dengan jelas bagaimana Dinda berteriak dan mendesah untuk pertama kalinya. Daniel tau jika itu sakit, tapi dia merasakan kenikmatan yang luar biasa saat melakukan hal itu dengan Dinda.
"Ahk ...!" teriak Daniel saat bayangan Dinda terus saja berputar di kepalanya. Dia bahkan sampai memukul kepalanya berharap bayang-bayang dari gadis itu hilang di kepalanya. Tapi bukannya menghilang bayangan Dinda semakin menghantuinya dan itu membuat dan itu membuat Daniel merasa kesal.
Dia ini dari kegiatan yang di kamar mandi dan langsung berpakaian karena dia harus bertemu dengan mereka semua. Tidak perlu memakai pakaian yang formal, karena dia hanya akan bicara dengan mereka saja. Daniel turun ke bawah dengan celana pendek dan kaos santai miliknya
Melihat penampilan Daniel yang seperti itu membuat tuan Delson ingin meledak saat itu juga. Dia kembali dipermalukan oleh Daniel di depan orang banyak. Apalagi ini keluarga Arnelo, jadi rasanya sebagai ayah dia merasa bahwa Daniel telah memberikan kotoran di wajahnya secara tidak langsung.
"Kenapa pakaian mu seperti itu Daniel?"
"Lalu seperti apa? menurutmu apa yang aku pakai saat ini tidak buruk. Lalu apa masalahnya?" jawab Daniel yang membalas tatapan dari daddy-nya. Tidak sedikitpun ada rasa takut di dalam dirinya untuk menghadapi laki-laki itu.
"Tapi-"
"Tidak masalah Delson. Benar kata Daniel jika apa yang dipakainya saat ini tidak buruk. Jadi biarkan saja." ucap tuan Arnelo ayahnya Vivian.
Daniel memberikan senyuman mengejeknya untuk sang Daddy. Dia ingin menunjukkan pada laki-laki itu bahwa dia bisa melakukan apapun yang diinginkannya tanpa harus mendapatkan izin dari siapapun. Termasuk dirinya sebagai ayah kandungnya sendiri.
"Biarkan aku bicara dengan Vivian! Aku ingin bicara empat mata dengan dirinya!" jelas Daniel dan dia langsung pergi begitu saja. Begitu juga dengan Vivian yang mengikuti Daniel dari belakang hingga mereka sampai di dekat kolam renang.
Saat Vivian sampai di sana Daniel langsung membicarakan apa yang ingin dia bicarakan pada wanita itu. Termasuk pernikahan mereka nanti.
"Kau tahu tentang perjodohan ini?" tanya Daniel pada Vivian dan dia langsung menjawabnya.
"Ya, aku tahu itu!"
"Bagus jika kamu mengetahuinya. Tapi satu hal yang memang harus kamu ketahui bahwa jika kita menikah nanti kau tidak berhak mengetahui apapun yang kulakukan di luar sana. Begitu juga dengan dirimu. Aku aku membebaskan mu untuk melakukan apapun karena aku tidak peduli sama sekali. Tapi satu hal yang harus kau tahu, bahwa aku menikahi mu dan setuju dengan perjodohan ini karena paksaan dari mereka. Jadi jangan berpikir bahwa setelah menikah kau bisa menguasai diriku. Tidak sama sekali Vivian! Kau bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan di luar sana tapi tidak dengan diriku karena diriku hanya milikku sendiri. Jika kau setuju dengan persyaratan ini maka aku akan menerima perjodohannya. Tapi jika tidak, silakan pergi karena aku tidak membutuhkan apa pun dari kalian!" jelas Daniel.
***
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤