Rahasia With Ipar

Happy reading.....

Hari ini sudah 5 hari Haris berada di Eropa, dan saat ini pria itu baru saja mendarat di Indonesia. Haris tidak mengatakan kepulangannya kepada Fitri, sebab dia ingin membuat kejutan untuk istrinya.

Dengan hati yang riang gembira, pria itu melajukan mobilnya menuju rumah. Senyum bahkan selalu terpantri di wajah tampannya. Apa lagi saat ini di tangan nya sudah ada satu kotak set berlian yang ia beli di Eropa khusus untuk Fitri.

Saat Haris sampai rumah dan memarkirkan mobilnya. Dia merasa heran, karena melihat mobil Darius yang terparkir di sana, biasanya jam seperti itu Darius masih berada di kantor dan pulang jam 19.00 malam ke rumah.

"Apakah kak Darius tidak berangkat ke kantor ya? Tumben?" bingung Haris.

Pria itu mengangkat kedua bahunya, kemudian dia berjalan masuk ke dalam rumah megah tersebut, dan disambut oleh pelayan.

"Bi, mama dan papa ada?" tanya Haris.

"Tuan dan nyonya sedang pergi keluar, katanya ada acara," jawab pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu, apa istri saya ada di rumah?"

"Nona Fitri ada di rumah, Tuan."

Mendengar itu Haris mengangguk, kemudian dia berjalan ke lantai atas di mana kamarnya berada. Namun Haris tidak menemukan adanya Fitri, pria itu pun berjalan ke arah kamar mandi dan sama, di sana juga tidak ada.

"Ke mana dia? Kata pelayan sedang di rumah. Mungkin ada di lantai bawah," gumam Haris, kemudian dia menuruni tangga kembali dan menuju lantai bawah mencari sang istri.

Namun saat mengecek di taman dan kolam renang, serta di samping rumah tidak ada Fitri. Kemudian Haris pun bertanya kembali kepada salah satu pelayan yang sedang menyiram tanaman.

"Bi, apakah Fitri keluar?"

"Tidak Tuan. Nona Fitri sedari pagi masih di rumah dan belum turun ke lantai bawah setelah makan siang tadi," Jawab pelayan tersebut.

Dahi Haris mengkerut heran, kemudian dia naik kembali ke lantai atas, namun saat ini dia menuju atap takut jika istrinya berada di sana. Tapi saat sampai di atap Haris juga tidak menemukan keberadaan Fitri, dan itu membuatnya kebingungan sekaligus merasa cemas.

Saat dia menuruni tangga dari atap hendak menuju kamarnya, tiba-tiba langkah Haris terhenti saat melihat sang istri keluar dari kamar sang kakak.

'Loh, itu Fitri kok keluar dari kamarnya Kak Darius sih?' batin Haris bertanya-tanya.

Terlihat Fitri sedikit berantakan, membuat Haris mengerutkan dahinya. Kemudian dia berjalan ke arah wanita itu. "Sayang!" panggil Haris sedikit berteriak.

Fitri menengok ke arah sumber suara, dan alangkah terkejutnya dia saat melihat kedatangan Haris. Wanita itu terpaku, nafasnya seakan berrhenti di tempat.

'Mas Haris! Kapan dia pulang!' kaget Fitri di dalam hati.

"Sayang, kamu habis ngapain dari kamarnya Kak Darius?" tanya Haris dengan tatapan menyipit.

"Sayang, kamu kapan pulang?" tanya Fitri dengan gugup.

"Jawab dulu pertanyaanku! Kamu habis ngapain dari kamarnya Kak Darius?" Haris tidak mau menjawab pertanyaan dari Fitri, karena dia penasaran apa yang dilakukan sang istri berada di kamar sang kakak.

"Itu sayang, aku ... aku ..." Fitri terlihat begitu gugup membuat Haris semakin curiga.

"Aku kenapa? Kenapa wajah kamu menjadi gugup seperti itu?" desak Haris.

'Gawat! Matilah aku! Kenapa juga Mas Haris pulang nggak ngabarin dulu sih?' batin Fitri yang merasa panik.

"Itu sayang, aku habis ketemu sama kak Amanda di dalam," jawab Fitri sambil tersenyum paksa.

"Iya kah? Oh, aku kira Kak Amanda ada di butik." ujar Haris seakan ragu untuk percaya, dia melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki, penampilan istrinya begitu berantakan.

"Kenapa pakaianmu berantakan sekali?" tanya Haris dengan alis terangkat satu.

"Itu, tadi aku ---"

"Haris! Kamu kapan pulang?" tanya Amanda yang baru saja sampai di rumah.

Dia kaget saat melihat Haris sudah berada di rumah, karena pria itu setahunya akan pulang besok dan Amanda semakin keheranan saat melihat Haris dan juga Fitri tengah berada di depan kamarnya.

"Loh, Kak Amanda bukannya Kakak ada di dalam ya?" tanya Haris dengan bingung saat melihat Amanda baru saja sampai.

"Di dalam? Jelas-jelas aku baru aja pulang. Ada apa sih?" tanya Amanda pura-pura tidak tahu.

Sejujurnya dia pulang ke rumah karena ingin berpura-pura untuk memergoki adik dan juga suaminya tersebut, lebih tepatnya dia ingin membuat mereka yang sedang naik kuda-kudaan menjadi keteteran dan ketar-ketir saat melihat kedatangannya.

Namun, ternyata Tuhan mempunyai rencana lain, di mana Haris sudah memergoki mereka lebih dulu.

"Tapi tadi kata Fitri, dia di dalam sedang bersama dengan kakak?" tanya Haris sambil menatap ke arah Fitri yang saat ini sedang merasa gugup.

'Gawat! Kenapa kak Amanda pakai pulang segala sih!' rutuk Fitri karena melihat Amanda pulang.

"Tidak. Aku baru saja pulang, memangnya kenapa?"

Haris yang mendengar penuturan dari Amanda pun menjadi curiga kepada sang istri, kemudian dia mencengkram lengan Fitri dan menatapnya dengan tajam.

"Katakan kepadaku! Apa yang kamu lakukan di kamarnya Kak Darius? Kenapa kamu berada di sana? Kamu sudah berbohong kepadaku ya!" terdengar nada kecewa dari Haris.

Fitri terdiam. "Awh, sakit sayang!" ringis Fitri dan melihat itu Haris segera melepaskan cengkraman di lengannya.

"Oke, aku jujur. Tadi aku membantu Kak Darius, soalnya tadi kaki dia keseleo dan aku melihatnya berjalan pincang, jadi aku kasihan dan membantunya untuk memijat kakinya. Itu saja, tidak lebih."

"Lalu, kenapa tadi kamu berbohong?"

"Sebab aku kaget tiba-tiba saja kamu pulang, dan aku tidak mau kamu salah paham." jawab Fitri

Sementara Amanda hanya tersenyum sinis. 'Dasar ular betina, bisa saja dia mengelak.'

"Ya sudah, kalau gitu kita masuk kamar yuk! Aku pikir ada apa. Lain kali jangan masuk ke kamarnya Kak Darius! Kalau bisa obatin di luar aja. Takutnya nanti terjadi fitnah," ujar Haris dan Fitri langsung menganggukkan kepalanya

Kemudian mereka masuk dan meninggalkan Amanda yang masih terpaku.

'Sabar Amanda, sabar. Satu bulan lagi semuanya akan terkuak.' batin Amanda sambil tersenyum sinis, kemudian dia masuk ke dalam dan melihat Darius tengah terkapar.

Wanita itu tersenyum, karena dia tahu jika Darius sudah kelelahan karena habis bertempur di siang hari bersama dengan Fitri.

.

.

Satu bulan telah berlalu, di mana Amanda sudah menyimpan semua bukti-bukti yang sudah ia kumpulkan selama ini. Bahkan diam-diam Amanda juga sudah menyewa pengacara untuk mengurus dan membantu perceraiannya bersama dengan Darius.

Wanita itu tidak memberitahukan kedua mertua dan juga kedua orang tuanya, sebab Amanda tidak mau jika mereka syok karena Amanda akan memberitahu mereka dengan sebuah kenyataan yang begitu pahit.

Sementara hari ini di kediaman kedua mertuanya Amanda, tengah mendekorasi rumah mewah tersebut, sebab nanti malam akan diadakan acara syukuran 4 bulanan kehamilan Fitri.

Amanda juga saat ini tengah menata bunga-bunga di vas, dan dia melihat Fitri tengah tersenyum bahagia sambil mengusap perut buncitnya. Begitu pula dengan Darius yang saat ini tengah duduk berkumpul bersama dengan kedua mertuanya di ruang keluarga.

'Tersenyumlah Mas Darius, Fitri, untuk terakhir kalinya, sebelum bom waktu nanti malam akan meledak. Dan maafkan aku mah, pah, jika senyum kalian yang tadinya terukir indah di wajah harus aku gores dengan sebuah kenyataan yang begitu pahit, dan luka yang begitu dalam. Aku tahu mungkin nanti akan mengejutkan kalian, tapi aku juga jauh lebih sakit menahannya selama ini.' batin Amanda sambil menatap ke arah kedua mertuanya dari jauh.

Dia tahu kenyataan yang akan dia ungkap nanti malam pasti akan membuat semua orang syok, termasuk kedua mertua dan juga orang tuanya. Tapi Amanda tidak mempunyai pilihan lain, dia sudah bertekad bulat akan membongkar dan juga menceraikan Darius.

"Hei! Aku tidak sabar deh ingin segera melihat bom waktu itu meledak. Putar sih jamnya; Aku benar-benar tidak sabar," ujar Lulu sambil menyenggol bahu Amanda.

"Sabarlah, nanti malam semuanya akan terkuak. Dan kau sudah siapkan sesuai rencana bukan?" tanya Amanda sambil menatap ke arah Lulu.

Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Semua sudah sesuai rencana," jawab Lulu sambil tersenyum miring_ kemudian keduanya ikut bergabung di ruang keluarga.

BERSAMBUNG....

Aduh Author kok jadi deg-degan ya🤭