"Kapan nikah? Kerja mulu, nanti jadi perawan tua lho."
Pertanyaan seperti itu selalu dia terima dari keluarga besar Airin Saraswati ketika mereka sedang berkumpul. Sebutan perawan tua adalah sesuatu yang melekat dengan wanita berusia 33 tahun itu. Namun, dia tidak merasa terusik sama sekali dengan ocehan-ocehan mereka yang menuntutnya untuk segera menikah.
Sampai akhirnya Airin bertemu dengan pemuda bernama Arjuna yang memiliki usia yang jauh lebih muda darinya.
"Menikahlah denganku, Arjuna. Kamu tidak perlu bekerja karena aku sudah memiliki banyak uang, kamu cukup jadi suami yang baik untukku."
Seperti apa kisah mereka berdua. Akankah laki-laki bernama Arjuna itu menerima pinangan sang perawan tua bernama Airin Saraswati itu.
"Perawan Tua Menikahi Berondong."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi?
Berkat bantuan dari laki-laki bernama Edward, akhirnya Airin tiba di Jakarta dengan selamat. Dia bergegas pulang ke rumahnya. Hal pertama yang ingin dia lakukan sekarang adalah menemui adik iparnya.
Dirinya memang membenci Arjuna, tapi tidak dengan Karmila. Dia sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan rumah tangga yang sedang di hadapannya saat ini.
Jika mereka berpisah juga pada akhirnya, Airin akan mengizinkan Karmila untuk tinggal di kediamannya. Sedikitpun dia tidak membenci gadis polos itu. Justru sebaliknya, Airin sudah menganggap gadis remaja berparas cantik itu seperti adiknya sendiri. Tanpa sadar, rasa sayang itu pun telah tumbuh di dalam hati seorang Airin.
"Mbak Airin?" sapa Karmila saat melihat kaka iparnya itu masuk ke dalam rumah. Dia yang sedang duduk santai seraya memainkan ponsel canggih miliknya itu pun, seketika berdiri lalu berjalan menghampiri.
"Kamu sedang apa, Mila? Gak belajar?" tanya Airin tersenyum ramah.
"Aku baru aja selesai belajar. Eu ... Abang mana? Kenapa Mbak Airin pulang duluan? Katanya kalian pergi bulan madu?"
Airin hanya tersenyum kecil. Dia pun duduk di kursi lalu mengusap wajahnya kasar. Tentu saja hal tersebut membuat Karmila seketika merasa heran. Coba menerka-nerka apa yang sedang terjadi dengan sang kaka, dia pun yakin rumah tangga mereka sedang tidak baik-baik saja.
"Mbak baik-baik saja? Apa Abang berbuat ulah lagi?" tanya Karmila ingin segera mengobati rasa penasarannya.
Lagi-lagi Airin hanya tersenyum kecil. Dia tidak tahu harus memulai dari mana dalam menceritakan tentang kelakuan bejad suaminya itu. Walau bagaimana pun, Arjuna adalah kakak kandung gadis ini. Dia merasa tidak enak jika harus menjelek-jelekan Arjuna di depan sang adik.
"Mbak, aku tahu lebih dari siapapun kelakuan Abangku itu. Mbak Airin gak usah sungkan. Ceritakan saja, aku gak akan terkejut," bujuk Karmila, sikapnya terlihat dewasa meskipun usianya masih sangat muda.
"Yakin kamu gak apa-apa jika Mbak menceritakan kejelekan Abang kamu itu?"
"Tentu saja gak apa-apa, Mbak. Sifat Abang memang sudah jelek dari dulu. Itu sebabnya aku heran kenapa Mbak mau menikah sama dia."
"Sebenarnya--" Airin menahan ucapannya, dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan, sebelum akhirnya melanjutkan apa yang ingin dia ceritakan.
"Sebenarnya apa, Mbak?" Karmila terlihat tidak sabar.
"Abang kamu ... Suaminya Mbak, dia menghamili wanita lain," lirih Airin menahan berbagai rasa yang sulit dia ungkapkan dengan kata-kata.
"Apa? Lagi?"
"Maksud kamu dengan, lagi?" Airin mengerutkan kening.
"Mbak baik-baik saja kalau aku menceritakan masa lalu Abang?"
"Ceritakan saja, Mbak udah hilang rasa ko sama dia."
"Yakin?"
Airin mengangguk pasti.
"Jadi begini, dulu Abang juga pernah--" Karmila seketika merapatkan bibirnya. Sepertinya tidak baik jika dia menjelekkan kakaknya sendiri.
"Tidak udah di teruskan, Mil. Mbak tahu apa yang ingin kamu katakan. Mbak hanya ingin bicara satu hal sama kamu, dengarkan Mbak baik-baik."
Karmila menganggukkan kepalanya menatap wajah sang kakak.
"Mbak akan menggugat cerai Abang kamu. Meskipun begitu, sedikitpun Mbak tidak membenci kamu hanya karena kamu adik dari suaminya Mbak. Karmila, Mbak sayang sama kamu, Mbak sudah menganggap kamu seperti adik Mbak sendiri."
Grep!
Karmila seketika memeluk tubuh Airin, tangisnya pun pecah. Dia merasa sangat bahagia karena memiliki kakak ipar yang sangat baik hati, bahkan Airin sudah seperti ibu baginya. Kenapa kebahagiaan yang dia rasakan hanya sesaat? Dirinya menyesalkan hal itu, rasa benci kepada Arjuna pun terselip di dalam lubuk hatinya kini.
Kakaknya itu tidak pandai dalam hal bersyukur, seharusnya dia menjaga istrinya, menjaga pemberian Tuhan yang paling berharga itu. Bukan malah menyakitinya dan membuat hati seorang wanita tersakiti bahkan dilakukan secara berulang kali tidak berubah sedikitpun.
"Kamu boleh tinggal di sini meskipun Mbak sudah bercerai dengan Abang kamu. Mbak akan merasa senang sekali jika kamu bersedia tinggal dan menemani Mbak di sini."
Karmila seketika mengurai pelukan. Dia pun mengusap wajahnya kasar. Telapak tangannya seketika bergerak meraih lalu menggenggam telapak tangan sang kakak ipar.
"Aku mewakili Abang untuk minta maaf sama Mbak Airin. Maafkan kesalahan Abang. Aku pikir dia telah berubah setelah Abang menikah sama wanita yang baik seperti Mbak. Mbak Airin bahkan menerima Abang apa adanya dan menanggung biaya hidup aku selama ini. Namun, ternyata dia tetap tidak berubah sama sekali. Aku sebagai adiknya benar-benar merasa malu, Mbak."
"Jika perpisahan adalah jalan yang terbaik, maka aku tidak akan mencegahnya. Wanita mana yang akan menerima suaminya menghamili wanita lain?" lirih Karmila dengan nada suara berat membuat Airin merasa tercengang.
Ternyata, Karmila lebih dewasa dari yang dia bayangkan. Mungkin karena gadis itu seorang yatim piatu, membuat pikirannya lebih matang dari usianya yang masih sangat muda.
"Terima kasih, Mila. Mbak sayang sama kamu."
BERSAMBUNG
...****************...
PROMOSI NOVEL
ayo Rin kuat jgn sampai terlena 😩😩