My Husband Om-Om SEASON 2..MOHON DUKUNGANNYA KEMBALI 🤗
Enrico dan Enzio, dua anak kembar yang harus ekstra ketat menjaga sang adik.
Gadis manis yang selalu membuat kaum adam panas dingin. Elga Maurer, gadis cantik dan pintar tapi juga ceroboh, Elga yang terlalu baik tidak tahu jika banyak orang-orang disekitarnya yang memanfaatkan dirinya. Karena hal itu dua kakak kembarnya begitu posesif dengan Elga.
"Hidupku seperti burung dalam sangkar."
Itulah yang Elga rasakan, selain kakak keduanya yang posesif, juga ada Daddy nya yang begitu posesif juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hot Daddy
"Ohh cucu Oma." Ayana memeluk Elga dengan rasa rindu dan haru, diciumnya seluruh wajah Elga dengan penuh kasih sayang.
"Oma apa kabar." Elga tersenyum ketika Oma Ayana melepaskan pelukannya.
"Baik sayang, kamu bagaimana? satu tahun tidak bertemu kamu semakin cantik saja." Oma Ayana terseyum sambil mengusap pipi cucunya.
"Oma bisa saja."
"Apa kau melupakan Opa mu." Nathan bersuara dari punggung Elga.
Mendengar suara Opa nya Elga langsung berbalik dan terseyum.
"Tidak Opa, Elga merindukanmu." Elga langsung memeluk Opa Nathan.
"Kamu sudah tumbuh dewasa, rasanya baru kemarin Opa menggendong mu saat masih bayi." Opa Nathan mengecup pucuk kepala cucunya.
"Apa semua baik-baik saja." Opa Nathan melonggarkan pelukannya, dan menyentuh kedua bahu Elga.
"Baik-baik saja Opa. Mommy titip salam." Elga tersenyum, membuat Oma Ayana dan Opa Nathan ikut tersenyum.
"Elga...." Disya Istri Adam kembaran Hawa muncul dari Arah dapur bersama Mahira putrinya.
"Mama.." Elga langsung menyambut rentangan tangan Disya untuk memeluknya.
"Kamu baik-baik saja." Disya bertanya karena dirinya kahawatir saat pesawat yang Elga tumpangi kehilangan kontak.
"Baik Mama, jagan khawatir." Jawab Elga dengan senyum.
"Mahira, kau cantik sekali." Elga juga memeluk saudara perempuannya.
"Ah, kamu juga cantik Elga." Mahira ikut tersenyum.
"Mahira antar Elga ke kamarnya." Kata Adam pada putrinya.
"Iya Pah, ayoo." Mahira langung menggandeng tangan Elga untuk menaiki tangga.
Kedua gadis itu pergi setelah pamitan. Keempat orang dewasa itu hanya bisa melihat keduanya hilang di balik pintu.
"Papa tahu, pria yang Mario ceritakan menemaninya datang kemari." Adam duduk disofa dengan Disya yang ikut duduk di sampingnya.
"Maksud kamu putra dari Andres Aldofo?" Opa Nathan menatap putranya.
"Yeah, papa tahu kelurganya?" tanya Adam balik.
Kedua wanita yang menemaninya duduk hanya diam menyimak.
"Papa kenal ketika dulu melakukan perjalanan ke Inggris, dan papa juga tahu putranya itu." Ucap Nathan.
Adam hanya mengagguk. "Mario tidak berkaca pada diri sendiri, sekarang dirinya kuwalahan melihat putrinya di dekati pria dewasa." Adam tertawa mengingat percakapannya dengan Iparnya itu.
Nathan dan Ayana saling menatap, dan mereka tersenyum. "Sepertinya ini kerena Opa dan Oma kalian, keluarga kita seperti memilki tradisi." Kata Nathan mengingat papa dan mamanya dulu.
"Mulai dari papa yang menikahi Mama, dan-"
"Kamu yang menikahi aku saat masih 17 tahun." Potong Ayana.
Nathan tertawa. "Dan Hawa di usianya belum genap 17 tahun."
Mereka tertawa dan geleng kepala. "Tidak termasuk diriku Pah." Adam menoleh pada istrinya dan memeluk bahu Disya.
"Tapi kamu yang paling kurang ajar." Kata Nathan melirik Adam sinis.
"Kalau tidak begitu, Adam tidak mungkin mendapatkan Disya yang Adam cintai." Adam mengecup pipi Disya.
"Sayang.." Disya mendelik malu menatap suaminya.
"Tapi sayang sekali anak Andres sudah menikah." Kata Nathan yang dibenarkan oleh Adam.
.
.
"Elga, apa kau punya kekasih?" Mahira bertanya dengan sangat antusias.
Elga yang duduk di atas ranjang menatap Mahira yang masih berusia 15 tahun itu dengan mengurutkan kening.
"Kau tahu apa itu kekasih?" tanya Elga balik.
"Hu'um, dua orang yang saling menyukai. Benar bukan?" Mahira begitu senang.
"Lalu, apa kau punya kekasih?" Tanya Elga lagi.
"Ish, kenapa jadi kau yang bertanya, kau saja belum menjawab pertanyaanku." Kata Mahira bernada kesal.
"Hahaha... kau itu masih kecil, dan tentu kau tahu bagaimana aku hidup dengan pengawasan tiga pria posesif." Tutur Elga.
Tak lama ponselnya yang di saling Mahira berdering, dan Mahira melihat nomor baru memanggil dengan video call.
"OMG.." Mahira langung meraih ponsel Elga dan menekan tombol hijau.
"Eh, kau-"
"Hayy..."
Elga menelan ludah saat mendengar suara yang sangat dia kenalin, sedangkan Mahira sudah menutup mulutnya dengan mata melotot melihat seseorang pria yang begitu tampan.
"Hot Daddy.." Gumam Mahira yang masih didengar Elga.