Naila Callista albirru putri dari seorang konglomerat di kota x, naila si badgirl yang selalu berbuat ulah dan suka balapan liar, sang papa sudah lelah menegur sehingga sang papa mengusir nya dari rumah agar anaknya itu bisa berubah. Karena naila memiliki kelebihan hormon dan tubuhnya bisa mengeluarkan ASI sebelum mempunyai anak,Naila terpaksa keluar dari rumah dan memilih tinggal di panti asuhan dengan sesuatu yang ia janjikan yaitu akan menyusui para bayi dipanti tersebut asalkan dia diperbolehkan tinggal dengan gratis disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naila marah!!
"S-samarr." Ucap Naila terbata karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Naila melihat ada Samar,sang ayah dan pasangan paruh baya sedang tersenyum kearahnya.
"Iya sayang ini aku. " Samar tersenyum manis kearah Naila.
"Selama ini baik-baik saja? " tanya Naila.
"Hm,aku baik sebenarnya tidak ada dipesawat itu, pesawat itu Disabotase oleh musuh bisnis keluarga ku, aku menyadari nya sehingga aku pergi dengan pesawat lain, " jelas Samar tanpa tahu isi hati Naila.
Naila terdiam mendengar penjelasan Samar, apa tadi katanya? Baik-baik saja? Terus kenapa Samar tidak pulang segera? Apakah Samar tidak memikirkan perasaan sedih Naila?.
"Terus kenapa tidak segera pulang? " tanya Naila lagi.
"Karena Daddy ingin membuat musuh senang dulu sehingga lalai akan keamanan dan akan permudahkan Daddy untuk membalaskan perbuatan nya.maka dari itu Daddy menyuruh Samar untuk tinggal di London dulu." bukan Samar yang menjawab melainkan Shykar_ayah Samar.
Naila menoleh kearah pria yang baru saja berbicara kepadanya yang ia yakini bahwa pria paruh baya itu adalah ayah Samar. Naila hanya tersenyum dan Naila duduk di kursi kosong yang berada disebelah Samar.
"Sini Lala biar papa yang gendong, " pinta Panraj.
"Iya pa, " Naila menyerahkan Lala pada Panraj.
"Sayang, " panggil Samar lembut, Naila menoleh menatap datar kearah Samar.
"Apa? " tanya Naila dengan wajah datar dan Samar menyadari itu.
Naila sedang marah karena Samar tidak menghubungi nya dan membiarkan dia dalam kesedihan karena mengkhawatirkan pria yang ternyata baik-baik saja selama ini.
"Kamu marah? " tanya Samar.
"Menurut mu? "
"Aku minta maaf, " lirih Samar.
"Kenapa menutupinya dari ku? Kenapa tidak menghubungi ku dulu dan katakan bahwa kamu baik-baik saja? " cecar Naila dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Aku tidak bermaksud menutupinya dari mu aku hanya ingin memberikan kejutan padamu," ucap Samar dengan lesu, dia tau bahwa dia salah karena tidak memberi Naila sebelumnya.
"Kejutan? Haruskah dengan membuat ku bersedih selama sebulan ini? "
"Maaf, " cicit Samar.
Para orang tua hanya menyaksikan pertengkaran Naila dan Samar tanpa ada yang ingin membantu Samar. Mereka semua tau bahwa Samar yang salah karena tidak memberi tahu lebih awal bahwa dia baik-baik saja, soal kejutan bisa dipikirkan cara lain tanpa harus membuat Naila khawatir dan bersedih kan?.
"Maaf? Kamu tau selama sebulan aku menangis karena mengkhawatirkan mu bahkan Lala sempat aku abaikan dan kamu malah diam-diam saja disana? Aku disini merindukanmu, apakah kamu tidak merindukan ku sehingga tidak memberi kabar meski hanya lewat ponsel? Soal kejutan? Harus kah dengan tidak mengabari ku bahwa kamu baik-baik saja agar aku tidak larut dalam kesedihan, Setidaknya katakan lebih awal dan aku akan memahami nya. Dan kejutan bisa dilakukan dengan pulang diam-diam kan bisa tapi kenapa harus seperti ini? Kamu tidak memikirkan perasaan ku, kamu jahat Samar!! " Naila mengeluarkan isi hatinya dengan air mata, dia merasa tidak berharga bagi Samar sehingga dia tidak dikabari lebih awal.
"Aku merindukanmu," cicit Samar.
"Bulshitt."
"Sayang bicaranya, " peringat Panraj karena tidak enak dengan orang tua Samar.
"Maaf Pa, Om, Tan. " ucap Naila dan menangkup kedua telapak tangan nya.
"Tidak apa sayang, wajar kamu marah karena Samar memang salah. " ucap Shykar dan diangguki oleh istrinya pertanda setuju apa yang dikatakan suaminya.
Naila hanya tersenyum dalam tangisnya dan kembali melihat kearah Samar dengan wajah datar nya. Samar menunduk merasa bersalah karena tidak mengabari gadisnya lebih awal. Padahal Samar kan mau pulang hari itu juga tapi Daddy nya menyuruh nanti saja.
"Amaa, " Lala bersuara sambil melihat Naila yang masih menitikkan air mata.
Naila menoleh kearah Lala lalu mencium pipi gembul Lala.
"Pa, Om, Tan Naila pamit pergi. " ucap Naila lalu berdiri tanpa menghiraukan tatapan samar kepadanya, "pa Naila titip Lala yah, mungkin Naila akan larut malam pulangnya. " lanjutnya lalu pergi dari ruangan tersebut tanpa mendengar jawaban dari sang papa dan Samar yang terus memanggilnya.
Samar berdiri dan berniat menyusul Naila namun Panraj menghentikan nya.
"Biarkan dia, dia akan curhat ketemannya kamu tenang saja. " ucap Panraj yang sudah tahu karakter anaknya itu. Panraj percaya Naila tidak akan macam-macam dia hanya menenangkan emosinya sebentar, walaupun Panraj sibuk dan seperti tidak mengurus Naila selama istrinya itu meninggal tapi percayalah Panraj tahu segalanya tentang Naila karena dia sering menyewa bodyguard tak kasat mata untuk memantau anaknya itu.
Samar berhenti tapi ragu untuk kembali duduk karena dia memikirkan Naila. Padahal rencana malam ini dia akan melamar gadisnya tapi ternyata gadisnya marah karena kesalahan nya.
"Duduklah dan liat Lala dia sedang menatapmu dengan kerinduan. " ucap Panraj dengan menyebut Lala agar Samar mau duduk kembali.
Samar menoleh kearah Lala yang sedang tersenyum kearahmya dan senyum Lala berhasil membuat Samar duduk lalu mengambil Lala dari pangkuan Panraj.
"Anak papa gak marah juga kan sama papa? " ujar Samar lalu mencium pipi gembul Lala.
"Amaa, " ucap Lala seakan memberitahu Samar kalau mama nya sedang sedih.
Shykar dan Desi gemes dengan suara kecil Lala.
"Dia cucuku? " tanya Desi pada Panraj.
"Bukan, dia cucuku. " sahut Panraj.
"Kan dia anak Samar juga berarti dia cucuku juga. "
"Dia hanya anak Naila."
"Samar dan Naila belum menikah jadi Lala hanya anak Naila. "
Desi dan Panraj saling berdebat, Panraj belum tahu bahwa sahabat dari mendiang istrinya itu belum tahu kisah Lala yang sebenarnya. Sedang kan Shykar menahan tawa karena istrinya itu sedang mendebat Panraj.
"Tapi mereka membuatnya berdua jadi Lala juga cucuku, lagian juga kami niatnya malam ini mau ngelamar Naila untuk mempertanggung jawabkan kelakuan Samar. "
"Membuatnya? " tanya Panraj bingung.
"Iya, mereka melakukan hubungan sebelum menikah kan? " Desi juga bingung kenapa Panraj terkejut.
Samar masih asik dengan Lala walaupun pikiran nya tertuju pada Naila tapi dia berusaha untuk tenang dan membiarkan Naila menenangkan hati nya dulu.
"Mereka pernah berhubungan layaknya suami istri? " kaget Panraj.
"Iya, dan Lala anak mereka. " ujar Desi dengan polosnya.
Panraj melihat kearah Shykar yang sedang menahan tawa itu dan sekarang dia paham apa yang terjadi.
"Begini ya Des, Samar dan Naila baru pacaran beberapa bulan sedangkan umur Lala sudah hampir 8 bulan belum lagi mengandung 9 bulan lebihkan? Itu berarti seharusnya mereka sudah berpacaran hampir 2 tahunkan?" Jelas Panraj.
Desi diam dan mencerna penjelasan Panraj. Benar kalau Lala anak Samar seharusnya mereka sudah lama pacaran kan? Tapi kata Samar mereka baru saja berpacaran beberapa bulan.
"Pffttttt ha ha ha. " pecah tawa Shykar yang melihat raut bingung dari wajah istrinya itu. Sedangkan Samar hanya tersenyum dengan Lala yang sudah tertidur digendongannya.
Desi menatap suaminya tajam, "kamu kenapa gak cerita yang sebenarnya kepadaku Mas? " garang Desi. "Lalu Lala anak Naila dengan siapa? Aku gak mau yah punya menantu bekas orang. " ketus Desi, walau Naila itu anak sahabatnya dan mereka sudah dijodohin sejak bayi tapi dia tetap tidak mau jika Naila sudah pernah melakukan itu.
"Jadi gini..... " Panraj menceritakan cerita yang sebenarnya siapa Lala itu dan Desi menyimak dengan baik dan sekarang dia tahu siapa itu Lala dan itu membuat Desi lega karena Naila masih perawan.
*****
Sesuai yang dikatakan Panraj bahwa Naila hanya akan menemui sahabatnya yaitu Tobby.
Sekarang Naila sudah berada diapertemen Tobby untuk curhat dan akan minum-minum sedikit agar hatinya cepat tenang.. Yaaa Naila menenangkan hati dengan balapan atau minuman, senakal itulah Naila yang dulu? Yaa benar Naila memang sangat nakal tapi beruntung Tobby teman yang baik dan tidak merusak Naila justru Tobby suka memperingatkan Naila agar Jagan banyak minum.