Gairah di Balik Ranjang CEO

Suara langkah kaki dan keramaian terdengar di salah satu mall terbesar di Roma Italia. Untuk pertama kali nya setelah datang ke Italia, Keira masuk ke dalam sebuah pusat perbelanjaan di sana, bahkan dia tidak terpikirkan untuk sekedar jalan jalan.

Dia hanya tau rumah serta kantor, atau pun suami dan keluarga suami nya. Gadis itu sangat kagum, bahkan dia berhenti di tengah keramaian itu menikmati harum pastry dari toko kue di sana serta obrolan yang sangat tidak akrab di telinga nya.

“Wah ternyata tempat nya sebagus ini, ternyata dunia memang sangat indah,”takjub gadis itu melihat sekeliling nya.

Bahkan Keira sangat kagum dengan para wanita atau gadis bahkan anak SMA di sana style nya sangat cantik, sementara diri nya sepertinya tidak pantas berada di sana. Apakah dia benar benar tidak peduli dengan penampilan nya?

“Bahkan aku merasa sangat kecil di sini,”gumam gadis itu.

“Tidak akan, selagi kau bawa ini, kau tidak akan merasa kecil sayang, ikut aku,”tarik Dhea merangkul bahu adik ipar nya itu.

“Kita akan ke salon dulu,”ajak Dhea kembali.

Keira hanya mangut dan mengangguk menerima ajakan kakak ipar nya itu lagi pula dia tidak tau akan mau kemana dulu, Keira dengan tersenyum manis sangat senang. Mungkin jika dia masih berada di negara nya.

Atau mungkin dia tidak bertemu Dean, apakah dia bisa merasakan ini semua? Dia masih merasa ini berlebihan tapi Dhea selalu berkata jika sebagai istri Dean hal itu adalah wajib hanya menerima uang kecil bagi mereka.

“Selamat datang di salon nona Dhea Alferoz, sudah lama anda tidak kesini,”sapa pemilik salon dengan ramah.

“Halo sassy, kenalkan ini adik ipar ku. Istri Dean, perlakukan dia dengan baik,”tajam Dhea seolah mengancam wanita itu.

Sassy pemilik salon itu seketika kaget dan melirik penampilan Keira dari atas sampai bawah, Kei hanya diam dan bingung di tatap seperti itu. Sassy juga kaget, istri? Apakah tuan Alferoz sudah menikah, itu sama sekali tidak ada di umum kan pada media.

“Istri tuan Alferoz? Wah apakah pernikahan di laksanakan secara intimade, turut bahagia atas bahagia nona Alferoz, saya sassy,”senyum nya dengan ramah.

“Terimakasih Sassy, nona Alferoz? Hmm, nama belakang Dean ya,”gumam gadis itu baru sadar.

“Sassy, kami datang untuk spa serta ingin mempercantik diri juga. Terutama dia, kau rubah penampilan nya secantik mungkin, dia tidak bisa berdadan, dadani juga sedikit soalnya kami akan membeli baju,”jelas Dhea mengatakan itu.

“Tentu anda datang pada tempat yang tempat, kami akan melayani keluarga Alferoz dengan ramah mari.”ajak Sassy ke dalam.

Gadis itu melangkah kan kaki nya ke dalam, banyak pelanggan di sana tapi tidak terlalu ramai dan padat. Gadis itu ingin duduk di sofa karena merasa mereka harus antri, melihat Keira yang malah duduk di sofa gadis itu menghentikan langkah nya.

Dia mengeleng melihat adik ipar nya itu, bagi Dhea setiap tingkah Keira adalah kejutan yang lucu bagi nya. Bagaimana tidak ada saja kelakuan dia yang membuat nya terheran heran ya wajah saja Kei belum pernah merasakan hal itu.

“Kei Vip nya sebelah sini,”ajak Dhea memanggil Keira.

“Loh ga ngantri berarti kak Dhea?”tanya Keira berdiri dengan malu.

“Ga kamu kan punya kartu Dean,”senyum gadis itu.

“Sehebat itu kartu suami ku? Kenapa dia memberikan nya pada ku ya,”gumam Keira melanjutkan langkah nya masuk ke dalam ruangan Vip.

Tidak ada satu pun orang di ruangan Vip sana, sepertinya mereka sangat beruntung hari ini karena Dhea tidak ingin ada Vip lain juga. Keira mengikuti para karyawan salon yang menyuruh mengganti baju.

Ya walau awal nya dia agak malu, Keira mengikuti spa yang enak bahkan dia di pijat. Gadis itu sangat takjub rambut pendek nya juga di rapikan bahkan dia di masker sesekali dia merasakan pijatan itu.

“Nona Alferoz, nona. Kita akan keramas,”ucap karyawan membangunkan Keira yang malah tertidur.

“Haha dasar anak ini malah tertidur, astaga aku ingat mommy yang di mana mana bisa tidur di mana pun itu,”tawa Dhea mengingat kebiasaan mommy nya Anggun.

“Eh maaf kak, enak sekali pijatan nya,”kekeh gadis itu.

Keira berdiri dia mengikuti langkah karyawan itu, mereka menikmati semua pelayanan salon itu. Dan di step terakhir gadis itu di dadani pelan, dan sesuatu yang masuk ke dalam mata nya membuat Keira kaget.

“Kei, kalau ga pake kacamata? Masih kelihatan ga? Minus mu berapa? Atau kita operasi saja?”tanya Dhea kepada gadis itu.

“Eh gausah kak, mahal biaya nya. Ga terlalu parah minus Kei kok, masih kelihatan kalau ga pake kacamata, tapi dari jarak sana,”tunjuk gadis itu pada karyawan yang berdiri agak jauh dari nya.

“Di sana ga kelihatan tapi aku tau di sana ada orang kok, blur aja,”jelas Keira mengatakan itu.

“Okey aku paham,”angguk Dhea.

“Harus pake soflen ya kak? Ga pake kacamata aja?”tanya gadis itu.

“Kita beli kacamata baru aku pilihkan frame nya tapi jangan sering pakai, terbiasa lah Kei,”jelas wanita itu.

Keira mengangguk setelah melakukan akhir, Kei menatap wajah nya ternyata perawatan seperti orang kaya sangat nikmat ya. Bahkan dia dapat melihat hasil nya kulit nya lebih kinclong dan cerah.

Gadis itu melihat pantulan nya di cermin, rambut sebahu yang di berikan aksen gelombang sedikit, dan make up tipis. Bahkan Dhea sangat takjub dengan kecantikan gadis itu.

“Wah cantik sekali Kei, kurang baju aja. Ini sassy cepat payment nya kami mau pergi,”ucap Dhea memberikan black card itu.

“Baik nona,”angguk Sassy.

Setelah melakukan payment mereka beralih pada toko butik, Dhea berjalan masuk begitupun Keira. Gadis itu masuk ke dalam, awal nya Kei tidak tertarik hingga akhirnya dia berhenti pada sebuah dress cantik bewarna putih dengan akses bunga mawar, dress lengan pendek itu.

Dhea yang melihat Keira terdiam menatap dress itu berjalan mendekat dia melihat arah mata Kei. Wanita itu tersenyum dan merangkul adik ipar nya itu, harus kah dia bilang? Ah nanti saja deh.

“Jika kau pakai itu pasti Dean akan menyukai nya? Kau coba ya, aku beli kan juga yang lain untuk pakaian kantor mu, yang itu kau pakai ketika pulang,”jelas Dhea kepada gadis itu.

“Hah tidak usah kak? Mahal kelihatan nya,”geleng Keira menolak dengan kaget.

“Ck jangan menolak ini uang suami ayo,”ajak gadis itu dengan kesal.