Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakak Tampan
Sepulang dari sekolahan, Alina dan adik kembar nya berjalan kembali menuju pulang.
"Kak haus nih, beli minum dong." ucap Nura sambil berjalan.
"Iya kak, minimal beli air mineral saja kalau ngga ice cream juga." ucap Nuri.
"Modus aja kalian berdua ini, Ya udah tuh di depan ada mini market kita beli minum dulu di sana." ajak Alina sambil menunjuk sebuah mini market.
"Asik, kita beli ice cream." gumam Nuri lalu ber tos ria sma Nura.
"Kalian ini sudah mau masuk Sekolah Menengah Atas juga masih saja kayak anak kecil." ucap Alina yang melihat kelakuan adik kembar nya itu.
"Biarin lah kak, kita menikmati masa muda kita sebelum kita menanggung beban yang berat" jawab Nura.
Alina pun terdiam, memang benar apa yang adik kembar nya ucapkan.Mereka bertiga pun masuk ke mini market.
"Ayo kalian mau beli apa? tanya Alina pada adik kembar nya.
"Air mineral saja kak." jawab Nura dan Nuri dengan pelan.
"Sudah sana ambil saja ice cream nya, kalian mau ice cream kan? kakak belum nyiapin surat lamaran buat kerja, kakak tunggu di sini saja." ucap Alina sambil memberikan uang satu lembar berwarna merah.
Nura dan Nuri pun dengan secepat kilat langsung ngambil ice cream kesukaan nya, dan tidak lupa juga ngambil ice cream buat kakak nya.
"Kak, ini ice cream kakak, dan ini kembalian nya." ucap Nuri sambil memberikan ice cream dan uang kembalian nya.
Alina pun mengambil uang dan ice cream nya, "Ya sudah ayo kita pulang." ajak Alina sambil membalikan tubuh nya.
"Aw," teriak Alina yang telah menabrak tubuh seseorang, dan membuat ice cream yang baru di buka nya pun terjatuh.
"Maaf mbak, saya tidak sengaja, biar ice nya saya yang ganti." ucap Ronald.
Ya, yang Alina tabrak itu adalah Ronald sahabat Gilang yang telah menghianati nya, Seperti biasa Ronald mau cek mini market nya, tapi dia ngga fokus karena lagi membalas chat dari Nazwa.
"Ngga usah mas, ngga apa-apa kok." jawab Alina sambil membersihkan baju nya yang sedikit kena ice cream.
"Cantik nya." gumam bathin Ronald sambil menatap ke arah Alina.
"Ngga apa-apa, tunggu sebentar." ucap Ronald lalu berlari masuk ke dalam mini market milik nya sendiri.
"Ganteng ya kak." ucap Nura sambil menatap Ronald yang sedang masuk ke dalam mini market.
"Gantengan mas Gilang." gumam Alina pelan."Kenapa aku menyebut nama nya." gumam bathin Alina.
"Mbak, ini terima ya? anggap saja sebagai tanda maaf dari saya." ucap Ronald sambil menatap damba Alina.
"Jadi ngerepotin, padahal ngga apa-apa mas ngga usah di ganti juga, ini kok banyak sekali." ucap Alina sambil melihat ke ice cream yang berjumlah sepuluh itu.
Nura dan Nuri saling menatap sambil melempar senyuman, seakan-akan mereka mengucapkan kita pesta ice cream.
"Ngga apa-apa, oh iya perasaan saya baru lihat kalian, apa kalian pendatang atau hanya main saja?" tanya Ronald.
"Kami baru pindahan, dan rumah kami di ujung sana." jawab Alina sambil menunjuk arah rumah nya.
"Oh pantesan saya baru melihat nya, ngomong-ngomong kita belum kenalan, kenalkan saya Ronald." ucap Ronald sambil mengulur kan tangan nya.
"Saya Alina dan ini adalah adik saya." jawab Alina sambil menerima uluran tangan Ronald.
"Wah, kalian kembar ya? mirip banget." ucap Ronald sambil menatap wajah Nura dan Nuri secara bergantian.
"Iya kak, kami kembar, saya Nura dan ini Nuri." ucap Nura sambil tersenyum.
"Wah kakak ngga bisa bedain antara Nura dan Nuri, dah lah jadi pusing kakak." ucap Ronald sambil tersenyum.
"Ya sudah kak Ronald, kami pulang duluan ya? Mari." ucap\[ Alina sambil melangkah kan kaki nya.
Oke, hati-hati ya, kapan-kapan kita bertemu lagi." ucap Ronald.
Alina dan adik kembar nya pun langsung pulang ke rumah dengan membawa banyak ice cream.
Ronald pun terus memandang mereka bertiga terutama memandang Alina seorang.
"Semoga kita bertemu lagi, dan pertemuan selanjut nya akan membuat kita lebh dekat lagi." gumam Ronald lalu membalik kan tubuh nya dan masuk ke mini market milik nya sendiri dengan bibir tersenyum.
*
*
"Assalamualaikum." ucap mereka bertiga sambil masuk ke dalam.
"Waalaikum salam, kalian sudah pulang? Gimana do terima ngga? Tanya bu Diah.
"Alhamdulilah bu Nura dan Nuri di terima, ya paling persyaratan nya nanti nyusul." jawab Alina.
"Kamu bawa apa nak? Tanya bu Diah.
"Ini bu aku bawa ice cream." jawab Alina sambil memberikan ice cream yang ia bawa.
"Kok banyak sekali nak? Tanya bu Diah.
"Pesona kakak kan tiada dua nya bu, ice cream banyak itu di kasih kakak tampan" ucap Nuri sambil tersenyum.
"Dek," teriak Alina sambil melotot ke arah Nuri.
"Bukan gitu bu, tadi pas kita mau pulang, kakak ada yang nabrak dan ice cream yang baru kakak buka jatoh, eh dia malah ganti dengan segitu banyak nya." jawab Alina.
"Ya sudah kalian kalau mau makan sana, ibu sudah masakin, ibu mau simpan ice nya dulu." ucap bu Diah.
"Oke bu siap, pas kita juga lagi lapar dan waktu nya makan siang" ucap Nura lalu melqangkah ke ruang makan di ikuti Nuri.
"Bapak kemana bu? Tanya Alina.
"Bapak tadi ke rumah pak RT mungkin sekalian nyari kerja makanya belum pulang." jawab bu Diah sambil memasukan ice nya ke kulkas.
"Maaf kan kakak ya bu, ini semua gara-gara kakak, seandai nya kakak ngga egois dan bisa menerima kebohongan mas Gilang, mungkin kita masih di rumah lama." ucap ALina sambil menunduk.
"Ngga perlu minta maaf, kan dari kecil kakak memang ngga suka di bohongi, pernah dulu kakak di bohongi mau di belikan boneka sama bapak, tapi bapak ngga membelikan nya karena belum ada uang nya, kamu marah sama bapak dan ngga mau bicara sama sekali sama bapak, sampai ibu pusing membujuk kamu untuk memafkan bapak mu." jawab bu Diah.
"Makasih ya bu, udah mau mengerti dengan kakak," ucap Alina sambil memeluk ibu nya.
"Kalian ini selalu saja pelukan berdua ngga pernah ngajak-ngajak bapak." teriak pak Abidin yang baru masuk.
"Bapak udah pulang? ya sudah sini pak, kita pelukan bertiga, biar seperti teletubies." ucap Alina sabil tersenyum.
Pak Abidin pun tersenyum lalu menghampiri dan memeluk anak dan istri nya, apa pun yang terjadi pak Abidin selalu bersyukur mempunyai anak dan istri nya yang selalu mengerti akan keluarga nya, istri nya ngga pernah ngeluh walaupun pak Abidin hanya memberikan uang sedikit