Karena mempunyai kelainan aneh, Keylin dibeli dan dijadikan Ibu Susu. Gadis perawan itu ditugaskan hanya untuk mengurus Samuel, calon pewaris Mafia SKYPEA. Pesona cantik Ibu Susu Samuel itupun perlahan membuat Edgar jatuh hati sehingga diam - diam pria itu memendam hasrat cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Janin Tiga Minggu
Salah satu perusahaan entertainmen tertarik pada Keylin. Mereka sepakat ingin mewawancarai gadis itu dan berharap mau menerima ajakan untuk menjadi pemeran film aktion yang ingin diterbitkan bulan depan.
"Dia berlian kita. Dia cantik, ramping, bertalenta dan juga sportif. Aku melihat dia bisa membuat film kita trending dan terkenal." CEO perusahaan itu bicara dengan penuh yakin di depan karyawannya.
"Kalau begitu, apa yang harus kami lakukan?" tanya mereka.
"Cepat, temukan gadis itu sebelum yang lainnya mengontraknya." Sang CEO memerintah. Mereka pun membuka akun media masing - masing, mencari tahu nama dan kontaknya, namun tak ada satupun akun Keylin yang mereka temukan.
"Pak, sepertinya gadis itu tidak memiliki instagram, facebook, twitter, tiktok dan lainnya."
"Apa dia menggunakan nama samaran?"
"Tidak, aku tidak dapatkan satu foto dirinya."
"Apa mungkin gadis ini tidak bermain sosmed?"
Mereka bertatap - tatapan heran. Merasa tak percaya ada orang yang tidak memiliki satupun akun sosmed.
'Apakah dia berasal dari desa? Tapi jaman sekarang gadis desa atau gadis kota sama - sama eksis di sosmed. Mana mungkin ada orang yang tidak lepas dari hapenya,' batin sang CEO jadi bingung sendiri. Tapi Keylin punya satu akun telegram, namun tak memposting foto asli dan hanya bernama @Alin_2024. Gadis itu cuma nonton drama dan memutar video hiburan lucu untuk Samuel. Mereka pun berusaha mencari identitas Keylin.
Keylin saat ini berada di rumah sakit. Dokter yang menanganinya adalah Bryan dan satu rekan medisnya. Di luar ruangan, ada Edgar dan Mona yang masih menggendong Samuel. Bayi itu perlahan merengek. Tenggorokannya kering dan sangat haus.
"Apa tidak ada cadangan susu yang kalian simpan?" tanya Edgar.
"Tidak ada, Tuan. Nona Keylin sudah memberi semuanya pada anak - anak yang tadi," ucap Mona menjawab agak takut ditatap dingin.
Edgar pun berdiri ingin mengetuk pintu di depannya, namun diurungkan. Ia mengambil Samuel dan berjalan sana sini mencoba menenangkannya.
'Duh, cepat sadar dong, Key. Kalau kau di dalam terus, aku bisa meleleh di sini tahu!' batin Mona tak tahan sendirian.
Bryan di dalam tampak serius memeriksa Keylin dan ekspresinya begitu datar. Namun seketika terkejut dengan mata membelalak saat temannya itu mengatakan hal yang mustahil.
"Dokter Bryan, gadis ini kelelahan karena sedang hamil."
"Semuanya sudah saya periksa dan semua baik - baik saja. Janin tiga minggu di dalam perutnya juga sehat. Tapi sangat memerlukan istirahat yang cukup." Temannya itu menjelaskan dengan tenang.
'Janin? Keylin hamil? Bagaimana bisa?' pikir Bryan terdiam.
"Dokter, anda baik - baik saja, kan?" tanya temannya itu.
"Berikan hasil pemeriksaannya padaku, sekarang kau yang jelaskan pada mereka. Aku perlu mengecek sesuatu dan kau rahasiakan ini dulu pada mereka." Bryan keluar duluan membawa berkas pemeriksaan kesehatan milik Keylin.
Mona berdiri ingin bertanya pada Bryan tetapi Dokter itu pergi mengabainya. 'Eh, kok Dokter tampannya dingin sih?' batin Mona bingung. Akhirnya temannya Bryan yang menjelaskan pada Edgar dan Mona kondisi Keylin cuma kurang istirahat, tapi soal janin di perut Keylin tidak diberitahukan. Setelah itu, Dokter wanita itupun pergi bersamaan Keylin perlahan membuka matanya.
Gadis itu seketika sadar sepenuhnya kala mendengar tangis Samuel. "Tuan, tolong berikan itu pada saya," ucap Keylin meminta.
"Tidak, hari ini kau tak perlu menyusuinya," tolak Edgar melihat Keylin yang setengah pucat.
"Tapi, Tuan, Samuel menginginkannya," mohon Keylin mengulurkan dua tangannya, tak tega pada bayi itu.
"Maaf Tuan Edgar, lebih baik berikan saja pada Nona Keylin," sahut Mona. Edgar menatap Samuel yang matanya sudah dibasah. Air matanya menggenang di pelupuknya.
"Ya sudah, tapi jangan memaksakan diri." Edgar memberikannya pada Keylin.
"Terima kasih, Tuan." Keylin secepatnya menanggalkan bajunya, memberi pucuknya ke mulut Samuel. Bayi itu menghisap rakus sampai merem4s dada Keylin.
Mona di sana melirik Edgar yang tak berkedip. 'Wah, apa Tuan Edgar benar - benar impoten? Ekspresinya datar banget, tidak seperti pria mesum di luar sana yang pasti langsung tergiur melihat dada wanita,' Mona membatin dan melihat Edgar hanya membelai kepala Keylin. Kemudian pria itu meliriknya cepat. Mona sampai terkejut, bagai tikus kecil yang ditatap tajam oleh elang.
"Ada apa ya, Tuan?" tanya Mona. Edgar memberi selembar uang. "Kau pergilah beli makanan di luar sekarang." Katanya meminta bantuan.
'Aku beli makanan? Kenapa tidak lewat online saja?' pikir Mona sedikit mendengkus.
"Kenapa diam saja? Kau tidak mau turuti perintahku?"
"Baiklah, Tuan. Permisi." Mona pergi. Keylin pun menunduk. Ia canggung berdua dengan Edgar bersama Samuel. Ditambah suaminya itu duduk di dekatnya dan memegang dua pundaknya.
"Tu-tuan, tidak usah dipijat," ucap Keylin gugup menerima pijatan Edgar. Tindakan kecil tapi manis dan penuh perhatian.
"Jangan menolak, biarkan aku mengurangi penatmu hari ini," ucapnya sangat lembut membuat Keylin merasa nyaman diperlakukan seperti itu.
"Hmm, kenapa Tuan harus susah - susah begini? Aku kan tinggal beli koyo terus menaruhnya di situ," kata Keylin tidak enak membiarkan Bos Mafia itu memijatnya.
Edgar tersenyum smirk kemudian mendekat ke telinga istrinya. Berbisik dengan nada intens. "Aku suamimu dan tidak keberatan melakukan ini pada istriku." Keylin bersemu. Dua pipinya merah habis - habisan mendengar kalimat itu yang terlontar dari mulut Edgar. Serasa dirinya benar - benar dianggap seorang istri yang dicintai.
"Hei, sayang, kau tahu, aku mencintaimu." Keylin menoleh dan melihat Edgar tersenyum. Ia sangat terkejut pada ungkapan Edgar yang barusan dibisikkan ke telinganya. Jantungnya berpacu kencang seperti kuda.
"Tadi - tadi Tuan ngomong apa ya?" tanya Keylin terbata - bata. Edgar menarik dagu istrinya dan mengecup sudut bibir Keylin. Dicium sangat lama sampai detak jantung keduanya terdengar berdebar - debar. "Kau berhasil membuatku jatuh cinta." Ungkap Edgar kemudian bergeser mencium pipi istrinya.
Keylin cepat - cepat mendorong dada Edgar, ia malu ditatap oleh Samuel yang masih keenakan nyusu dan menonton keduanya yang lagi kasmaran. Edgar menahan tawa melihat wajah polos istrinya merona. Ia meraih satu tangan Keylin dan mengecupnya lembut.
"Bagaimana denganmu? Apa kau juga cinta padaku, sayang?" tanya Edgar menggoda. Keylin diam dan mengamati mata biru Edgar. Mulutnya ingin berkata 'Ya' tapi hatinya sedikit ragu. Namun karena tak tega melihat Edgar yang menunggu jawabannya, akhirnya Keylin mengangguk. "Aku juga cinta sama Tuan." Senyum Edgar melebar, teramat senang. Ia langsung ingin mencium bibir istrinya namun Samuel menangis.
"Oekkk!" Keylin dan Edgar berpaling muka dan malu - malu. Duanya tidak sadar ada bayi kecil. Tampak Samuel tidak suka melihat Edgar centil sama Ibu Susunya. Bayi itu cemburu. Ekspresinya lucu hingga Keylin dan Edgar tertawa geli. Edgar menggenggam tangan Keylin, hatinya sudah terikat erat - erat untuk istrinya.
"Ehem," deham Gerry di sebelah Mona. Dua - duanya juga dari tadi di dekat pintu dan melihat kebucinan Edgar yang keluar. Edgar dan Keylin saling canggung dan tegang.
"Tuan, ini saya sudah beli makanan saji." Mona meletakkan kotak itu di atas meja, kemudian mencolek Gerry. "Hei, tolong bawa aku pulang." Mona berbisik. Gerry pun paham agar memberi waktu berdua pada Edgar dan Keylin. Asisten dan tangan kanan Edgar itu pamit.
Kini Samuel kenyang tanpa makan bubur. Sekarang giliran Keylin yang menghabiskan makanannya.
"Sini, biar aku yang menyuapimu," rebut Edgar mengambilnya. "Kau pangku saja Samuel dan tidurkan dia." Katanya menunjuk bayi mungil itu yang terkantuk - kantuk.
"Tuan tidak makan?" tanya Keylin.
"Aku sudah makan di kantor, sekarang buka mulutnya," pinta Edgar. Keylin pun menerima suapan Edgar yang lumayan romantis. Padahal dia cuma capek sebentar, tapi Edgar rela meninggalkan urusan kantornya demi bersama dirinya saat ini. Keylin pun yakin, Edgar sudah mencintainya dan melupakan Tania. Gadis itu bercanda tawa bersama Edgar dan saling membantu menidurkan Samuel.
Melihat keduanya yang tampak dekat, membuat Bryan di luar ruangan itu hanya diam. Niatnya yang mau memberitahu soal kehamilan Keylin, kini diurungkannya. Bryan sakit hati dan tak paham bagaimana bisa Keylin hamil. Sekaligus bertanya - tanya sejak kapan Keylin dekat sama Edgar. 'Apa orang yang dimaksud Keylin adalah Tuan Edgar?' pikir Bryan merem4s kertas di tangannya. Kecewa pada Keylin yang tak mau jujur.
Dokter tampan itu pergi dari rumah sakit, daripada hatinya tambah terluka. Ia masih belum bisa move on pada Keylin. Sontak, ketika Bryan sudah jauh dari rumah sakit, lagi - lagi dia melihat sosok yang pernah dia jumpai pada malam itu. Bryan pun diam - diam mengikutinya.
.
Tinggalkan Likenya🌼
Terima kasih