Apa jadinya jika di malam pengantin seorang gadis bernama Vania Isabella harus melewati malam itu bukan dengan suaminya, tapi dengan sang Adik ipar yang ternyata adalah mantan kekasihnya dulu. Lalu, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Bagaimana Vania melewati hari-hari bersama sang suami, dimana dirinya juga harus berhadapan dengan mantan kekasih yang sudah merenggut malam pengantin mereka? Dan bagaimana reaksi suami Vania saat tahu jika dirinya dan sang Adik ipar pernah melakukan hubungan terlarang?
Seperti biasa ini hanya Karya fiksi saja, tidak untuk ditiru, hanya untuk hiburan. So! Mohon bijak ya 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu pasti bahagia
Acara pemakaman Anggun benar-benar diliputi kesedihan yang mendalam, seusai acara pemakaman, Ibunya Anggun memberikan sesuatu kepada Vania, Sebuah surat yang dibungkus amplop berwarna putih.
"Vania! Mungkin dalam tulisan terakhir Anggun dalam secarik kertas ini, kamu bisa tahu apa yang ingin Ia sampaikan padamu, Tante tidak berani membuka dan membacanya, karena Anggun menulisnya khusus untukmu." Ami tampak memberikan amplopnya itu kepada Vania.
Vania menerimanya dan melihat amplop itu dengan kesedihan, pesan terakhir sebelum sahabat nya meninggal dunia.
"Terima kasih Tante, semoga saja dengan adanya surat ini Saya bisa tahu siapa sebenarnya pria yang sudah membuat Anggun seperti ini, dan Saya bersumpah akan membuat pria itu menyesal seumur hidupnya." ucap Vania serius, sementara itu Bastian yang berada di belakang Vania tampak tidak tenang, pasti Anggun menyebutkan namanya karena dirinya juga pernah berhubungan satu malam dengan sahabat istrinya itu.
"Sial! Jika Vania membacanya, maka rahasia ku bisa terbongkar, Aku yakin sekali jika Anggun menuliskan namaku dalam pesan terakhirnya, ini tidak bisa, Vania bisa sangat membenciku." batin Bastian dengan wajahnya yang mulai panik, sementara itu Calvin yang berada di samping Sang Kakak, terlihat mengerutkan keningnya.
"Kamu kenapa, Bang? Serius gitu," seru Calvin.
"Tidak! Tidak apa-apa, itu hanya fikiran mu saja." jawabnya sembari berusaha untuk tenang. Kemudian Bastian mengajak istrinya untuk pulang.
"Ayo kita pulang! Kamu harus istirahat, dari semalam kamu belum tidur, Aku tidak mau melihatmu sakit." ucapnya sembari merangkul pundak Vania. Sementara itu Vania pun berpamitan kepada Ami.
"Baiklah, Tante! Kalau begitu Saya pulang dulu, semoga Tante selalu diberi ketabahan dan kesabaran, kita ikhlaskan Anggun, semoga ada keadilan untuk Anggun." ucap Vania kepada Ibunya Anggun. Namun, rupanya Ibunya Anggun terlihat menatap Wajah Bastian sangat serius, seolah-olah Ami pernah melihat wajah Bastian, tapi di mana Ia tidak ingat.
"Wajah suami Vania sepertinya Aku pernah melihatnya, tapi di mana? Aku lupa." batin Ami sembari berpikir di mana dirinya pernah melihat wajah Bastian.
"Tante! Tante Ami ...!"
Beberapa kali Vania memanggil Ami, tapi wanita itu masih terpaku pada wajah Bastian, sejenak Vania memperhatikan bola mata Ami yang terlihat sedang menatap Suaminya.
"Tante Ami kenapa menatap Suamiku seperti itu? Apa Tante Ami pernah melihat suamiku, atau mereka sudah kenal sebelumnya?" batin Vania.
Akhirnya Ami pun tersenyum dan mengangguk kepada Vania.
"Iya Vania! Maaf tadi Tante tidak mendengar mu,"
"Tidak apa-apa, Tante! Saya permisi dulu." ucap Vania sebelum dirinya pergi meninggalkan Ami yang masih penasaran dengan suami Vania.
Bastian dan Vania mulai melangkahkan kakinya menuju. Namun, tiba-tiba saja Ami memanggil mereka kembali.
"Tunggu!"
Bastian terlihat gugup, "Shiiit! Ada apa lagi sih wanita tua itu memanggil."
Vania pun membalikkan badannya dan bertanya kepada Ami, "Iya Tante! Ada apa?"
Ami mendekati Vania dan Bastian, kemudian wanita itu terlihat mengusap lembut wajah Vania dan berkata, "Tante mendoakan mu, semoga kamu selalu bahagia, Vania! Tante sangat berterima kasih sekali kepadamu, kamu sudah menjadi sahabat terbaik Anggun, Tante berharap kamu selalu mendapatkan apa yang kamu mau, dan tentunya Tante berharap kebahagiaan dalam rumah tangga mu, semoga secepatnya kalian segera diberikan momongan." setelah mengatakan hal itu, Vania terlihat memeluk Ami penuh haru.
"Terima kasih, Tante! Aku tidak tahu kapan kebahagiaan itu akan datang padaku, Aku hanya berharap semoga kerumitan ini akan segera berakhir." seketika Ami terkejut saat mendengar Vania berkata seperti itu.
"Kenapa kamu bicara seperti itu, Nak! Kamu pasti bahagia dengan orang yang kamu cintai, bukankah dia adalah suamimu? Tentu saja Ia akan membahagiakan mu." ucap Ami Sambil matanya melihat ke arah Bastian.
Vania terlihat menundukkan wajahnya, sementara Calvin dan Bastian tampak saling menatap.
...BERSAMBUNG...
KLO MAU MYAKINKN LGI MNTA BELIIN PEMBALUT, BILANG STOK PMBALUT HABIS
DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO