Terlihat seorang wanita yang harus menerima takdir barunya bertransmigrasi ke tubuh wanita yang tidak dia kenali.
Naura adalah nama barunya yang dimana dia harus menerima statusnya menjadi istri yang tidak dianggap oleh suaminya sendiri dan lebih sialnya dia harus menjalani peran itu.
Dibalik itu semuanya dia diam-diam melakukan sesuatu pada lawannya yang membuat dirinya harus mati dan masuk ketubuh wanita ini.
Sedangkan suaminya begitu tak peduli dengan dengan dirinya, apakah suaminya itu bisa berubah menerima kehadiran dan tanpa dia ketahui dia bukan jati istrinya melainkan orang lain.
Apakah dendamnya akan terbalaskan dari orang-orang yang sengaja ingin melenyapkan dirinya dan pada akhirnya dia mendapatkan kebahagiaan diakhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan suami istri
"Oh iya bagaimana kabar Naura, sudah seminggu ini Naura tidak menemui papa." ucap tuan Andreas yang merindukan putrinya yang dia sayangi.
"Kabarnya baik-baik saja pa, ada apa Papa menanyakan hal itu?"tanya balik Alex pada mertuanya.
"Tidak ada apa-apa, hanya ingin sekedar bertanya bagaimana kabar Naura."
"Kabar dia baik-baik saja." Tuan Andreas pun terlihat begitu lega mendengar kabar putrinya baik-baik saja.
Setelah mereka selesai dengan pembicaraan mereka, Tuan Andreas pergi dari ruang kerja Alex. Tuan Andreas langsung pergi kembali ke perusahaan.
Alex tentang betul masalah yang sedang beliau hadapi, tapi dirinya tak bisa berbuat apapun karena apa yang terjadi di perusahaan sudah terlampau banyak kerugian yang harus ditanggung.
Sore hari
Naura berada di posisi di dalam mobil bersama asisten pribadinya, saatnya Naura untuk pulang ke rumahnya.
Tiba-tiba saja, handphone miliknya bergetar dan ternyata itu pesan dari seseorang yang langsung membuat ekspresi Naura tersenyum sinis.
"Ternyata pria itu sudah tak bisa menanggung kerugian, apa dia tidak sadar siapa yang melakukannya. Dengan keberanian pria tua itu menemui suamiku."batin Naura yang mulai bisa menebak jika nantinya pria tua itu akan menolong ayahnya.
"Kita lihat apa dia bisa melakukan hal itu, ibu tiriku juga sudah semakin gila karena judi."batin Naura yang dengan santai menanggapi hal itu.
Akhirnya Naura sampai mau di rumah, Bibi Nora mau datang dan melayani Nonanya.
"Tolong siapkan teh hangat , antarkan langsung ke kamar." Naura meminta tolong ada apa Bibi Nora.
"Baik nona." jawab Bibi Nora yang langsung pergi mempersiapkan minuman yang diinginkan oleh Nonanya.
"Bibi."
"Iya non, ada apa?"tanya Bibi Nora yang langsung menoleh ke arah Naura.
"Pria itu sudah pulang?"pertanyaan itu langsung membuat Bibi Nora kebingungan.
" Pria ?"tanya balik Bibi Nora yang kebingungan pria mana yang dimaksudkan oleh Nona Naura.
"I noya, tuanmu itu."seketika Bibi Nora mengerti apa yang dimaksud oleh nonanya.
"Maksud nona Tuan Alex."
"Iya siapa lagi, apa pria itu sudah pulang?"tanya lagi Naura mengenai suaminya .
"Belum nona, Tuan belum pulang." Mendengar jawaban itu Naura langsung menaiki tangga menuju arah kamarnya, Bibi Nora mengernyit dahinya setelah mendengar pertanyaan dari nonanya.
Naura langsung berganti baju dan dia duduk santai di dekat jendela kamarnya dengan sebatang rokok yang ada di sampingnya.
"Aku harus menyusun strategi, pasti Marco akan melakukan hal sesuatu padaku."Naura pun semakin berhati-hati dengan pria itu. yang awalnya dia menganggap sebagai adik angkat sekarang dia menjadi musuhnya.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka yang di mana Bibi Nora datang membawa stress minuman teh hangat untuk dirinya.
"Terima kasih."ucap Naura yang langsung mengambil teh hangat itu.
"Sama-sama nona. jawab Bibi Nora dengan senyuman, saat Bibi akan hendak keluar dari kamar tiba-tiba pintu kamar terbuka yang di mana kehadiran Alex yang baru pulang kerja.
Bibi Nora bergegas keluar dari ruangan itu, yang kini hanya ada mereka berdua.Alex langsung mendekati Naura yang saat itu sedang duduk didekat jendela.
"Lebih baik kamu hentikan kebiasaanmu itu."ucap Alex yang secara langsung menegur Naura untuk berhenti merokok. Naura terdiam menatap tajam ke arah suaminya
"Apa kamu bilang, terserah aku ingin melakukan apapun jangan pernah mengatur hidupku."Naura membalas dengan tatapan dingin kepada Alex.
"Apa yang membuat kamu semakin berani denganku, apa kamu tidak pernah berpikir semua ini karena ulahmu sendiri. Semua berawal dari kamu yang memaksa aku menjadi suamimu."
"Baiklah, kalau itu pilihanmu. Lebih baik kita berpisah, aku pun sudah tak peduli denganmu."Alex terlihat begitu marah mendengar jawaban dari Naura.
"Apa kamu bilang!"teriak Alex yang langsung merespon dengan nada teriak.
"Apa kau kira aku tuli, aku sudah bilang kan lebih baik berpisah. aku sudah bosan denganmu, untuk apa aku pertahankan." alas pun makin bertambah emosi bahkan tangan kanannya langsung memegang tangan kiri Naura.
"Jangan kau kira kamu bisa pergi dari sini, kau pikir kau akan mudah keluar dari sini. Aku bisa saja melakukan hal untuk menghancurkan keluarga." Mendengar perkataan itu, Naura tersenyum sinis.
"Jika kamu ingin menghancurkan keluarga, silakan hancurkan. Aku pun tak peduli, Aku sudah muak dengan sandiwara. Aku ingin hidup bebas." Alex pun menatap dengan tatapan tajam dan tak percaya wanita di depannya dengan mudahnya berkata seperti itu.
"Benar-benar gila kamu."
"Terima kasih atas pujiannya, Aku memiliki kehidupanku sendiri untuk apa aku memikirkan orang lain.Maka dari itu, lebih baik kita berpisah. Karena ada seseorang wanita yang diam-diam menyukaimu, bahkan secara terang-terangan wanita itu sudah memperingati ku untuk tidak mendekatimu."Alex pun terlihat bingung wanita mana yang Naura maksudkan.
"Siapa wanita itu?" tanya Alex yang langsung bertanya tentang siapa wanita yang di dimaksudkan oleh Naura.
"Aku tak tahu siapa namanya, yang terpenting kita lebih baik berpisah saja." jawab Naura dengan santai.
"Tidak akan."ucap Alex dengan lantang.
"Apa kamu tidak capek dengan sandiwara ini?"tanya Naura yang sebenarnya tidak terlalu menaruh perasaan pada pria itu, walaupun pemilik tubuh aslinya begitu menyukai pria itu.
"Sampai kapanpun aku tak akan bisa denganmu.Walaupun kamu berusaha menghindari ku, aku akan tetap ada. Tidak ada kata pisah titik."jawab Alex yang mulai memilih untuk bertahan.
Naura pun tersenyum sinis, dengan apa yang dia dengar dari mulut suaminya. Apa mungkin dia akan menepati janji, atau pada akhirnya dirinya akan keluar dari belenggu pria itu.
"Sudah, jangan terlalu yakin. Aku yakin pasti Kamu akan memilih berpisah denganku. Aku sudah capek, menghadapi pria sepertimu." Naura pun berdiri dari tempat duduknya, tapi tetap saja tangan Naura ditahan oleh Alex.
"Tidak akan, Aku tidak akan bisa denganmu. apa nanti tanggapan keluargamu nantinya. asal kamu tahu, tadi siang ayahmu menemui ku. Beliau meminta bantuan padaku untuk membantu masalah perusahaan ayah."mendengar penjelasan itu Naura membalas dengan senyuman.
"Lalu apa pentingnya untukku, itu urusanmu dengan ayahku bukan urusan denganku. Jika kamu memang tidak ingin berpisah denganku, apa kamu tidak sadar hubungan kita selama ini hanya sandiwara kamu pun dari awal tak menyukaiku bukan. Jadi untuk apa kita pertahankan, lebih baik kita memilih jalan masing-masing."
"Jika kamu masih memilih untuk berpisah, aku tak akan melepasmu. Walaupun kamu menolak ku aku akan tetap bersamamu." Alex pun dengan lantang menjawab.
"Bukannya sedari awal kamu tak menyukaiku, kenapa tiba-tiba kamu berubah. apa yang membuat kamu berubah seperti ini, dari awal pernikahan dirimu tak pernah peduli denganku. Sekarang kenapa, dirimu lebih memilih untuk mempertahankan ku. lalu apa tujuan kita menikah. Lebih baik kau pikir baik-baik." Naura pun membalas dengan suara lantang dan dia benar-benar sudah marah.